Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 28 Januari 2015 : TENTANG MARTABAT DAN PERAN PARA AYAH

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Kita melanjutkan serangkaian katekese tentang keluarga. Hari ini kita akan membiarkan diri kita dibimbing oleh kata ayah. Sebuah kata yang lebih berharga daripada kata lainnya bagi kita orang-orang Kristiani, karena itu adalah nama yang dengannya Yesus telah mengajarkan kita untuk memanggil Allah: Bapa. Bahkan, arti kata ini menerima kedalaman baru yang dimulai dengan cara yang digunakan Yesus untuk berbicara kepada Allah dan mewujudkan hubungan khusus-Nya dengan Dia. Misteri terberkati dari keintiman Allah, Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang dinyatakan Yesus, adalah jantung iman Kristiani kita.

PESAN PRAPASKAH PAUS FRANSISKUS TAHUN 2015

"Teguhkanlah hatimu" (Yak 5:8)

Saudara dan saudari terkasih,

Masa Prapaskah adalah masa pembaharuan bagi seluruh Gereja, bagi masing-masing jemaat dan setiap orang percaya. Terutama itu adalah "waktu rahmat" (2 Kor 6:2). Allah tidak meminta kita apa pun yang tidak lebih dulu Ia berikan sendiri kepada kita. "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yoh 4:19). Ia tidak jauh dari kita. Masing-masing orang memiliki sebuah tempat dalam hati-Nya. Ia mengenal kita dengan nama, Ia memperdulikan kita dan Ia mencari-cari kita setiap kali kita berpaling daripada-Nya. Ia tertarik pada kita masing-masing; kasih-Nya tidak memungkinkan-Nya acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi pada kita. Biasanya, ketika kita sehat dan nyaman, kita lupa tentang orang lain (sesuatu yang tidak pernah dilakukan Allah Bapa): kita tidak peduli dengan masalah-masalah mereka, penderitaan-penderitaan mereka dan ketidakadilan-ketidakadilan yang mereka alami ... Hati kita menjadi dingin. Selama saya relatif sehat dan nyaman, saya tidak berpikir tentang orang-orang yang kurang mampu tersebut. Hari ini, sikap egoistis ketidakpedulian ini telah mengambil proporsi global, sampai-sampai kita bisa berbicara tentang globalisasi ketidakpedulian. Ini adalah sebuah masalah yang kita, sebagai orang-orang Kristiani, harus hadapi.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 25 Januari 2015 : TENTANG KEHAUSAN AKAN PERSATUAN

Saudara dan saudari terkasih,

Injil hari ini menyajikan awal khotbah Yesus di Galilea. Santo Markus menyoroti bahwa Yesus mulai berkhotbah "sesudah Yohanes [Pembaptis] ditangkap" (1:14). Justru pada saat ini yang di dalamnya suara kenabian Sang Pembaptis, yang memaklumkan kedatangan Kerajaan Allah, dibungkam oleh Herodes, Yesus mulai berjalan di jalan-jalan negeri-Nya untuk membawa kepada semua orang, khususnya orang-orang miskin, "Injil Allah"(idem). Pemberitaan Yesus mirip dengan pemberitaan Yohanes, dengan perbedaan utama Yesus tidak menunjukkan bahwa akan datang yang lain: Yesus sendirilah yang merupakan pemenuhan janji; Ia merupakan "kabar baik" untuk dipercayai, diterima dan dikomunikasikan kepada laki-laki dan perempuan sepanjang masa, sehingga mereka juga mempercayakan kepada-Nya keberadaan mereka. Yesus Kristus sendiri merupakan Sabda yang hidup dan Ia aktif dalam sejarah: orang yang mendengarkan-Nya dan mengikuti-Nya akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA KE-49 (17 MEI 2015)

Komunikasi Keluarga: Sebuah Tempat Istimewa Perjumpaan dengan Karunia Kasih

Keluarga adalah pokok refleksi mendalam oleh Gereja dan pokok dari sebuah proses yang melibatkan dua Sinode: sidang luar biasa baru-baru ini dan sidang biasa yang dijadwalkan Oktober mendatang. Jadi saya berpikir itu tepat sehingga tema untuk Hari Komunikasi Sedunia berikutnya harus memiliki keluarga sebagai titik acuannya. Terutama, dalam konteks keluargalah kita pertama-tama belajar bagaimana berkomunikasi. Berfokus pada konteks ini dapat membantu untuk membuat komunikasi kita lebih otentik dan manusiawi, sambil membantu kita untuk melihat keluarga dalam sebuah perspektif baru.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 21 Januari 2015 : TENTANG PERJALANANNYA KE SRI LANKA DAN FILIPINA

Saudara dan saudari terkasih,

Hari ini saya akan merefleksikan perjalanan apostolik saya minggu lalu ke Sri Lanka dan Filipina. Setelah kunjungan saya ke Korea Selatan beberapa bulan lalu, saya pergi kembali ke Asia, sebuah benua dari tradisi-tradisi budaya dan rohani yang kaya. Perjalanan tersebut terutama merupakan sebuah perjumpaaan dengan jemaat-jemaat gerejani yang memberi kesaksian bagi Kristus di dalam negara-negara tersebut. Saya meneguhkan mereka dalam iman dan dalam semangat misioner. Saya tetap menjaga di dalam hatiku kenangan penyambutan meriah dari pihak rakyat - dalam beberapa kasus hampir seperti samudera -, yang menyertai saat-saat yang kasat mata dari perjalanan tersebut. Selain itu, saya mendorong dialog antaragama pada pelayanan perdamaian, serta perjalanan dari rakyat tersebut menuju kesatuan dan pembangunan sosial, terutama di bawah kepemimpinan keluarga-keluarga dan orang-orang muda.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 11 Januari 2015 : PEMBAPTISAN TUHAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan, yang mengakhiri Masa Natal. Injil menggambarkan apa yang terjadi di tepi sungai Yordan. Pada saat yang di dalamnya Yohanes Pembaptis membaptis Yesus, langit terbuka. "Pada saat Ia keluar dari air - Santo Markus mengatakan - Ia melihat langit terkoyak" (1:10). Permohonan dramatis nabi Yesaya datang ke pikiran: "Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun" (Yes 64:1). Teriakan ini terdengar dalam peristiwa pembaptisan Yesus. Jadi berakhirnya saat "langit tertutup", yang menunjukkan pemisahan antara Allah dan manusia, sebuah akibat dosa. Dosa mengasingkan kita dari Allah dan mengganggu tautan antara bumi dan langit, memastikan penderitaan kita dan kegagalan hidup kita. Langit terbuka menunjukkan bahwa Allah telah memberikan rahmat-Nya sehingga bumi dapat menghasilkan buah (bdk. Sal 85:3). Dengan demikian bumi telah menjadi tempat kediaman Allah di antara manusia dan kita masing-masing memiliki kemungkinan bertemu dengan Anak Allah, mengalami seluruh kasih dan belas kasih yang tak terbatas. Kita dapat menemukannya benar-benar hadir dalam Sakramen-sakramen, khususnya dalam Ekaristi. Kita bisa mengenalinya dengan bertemu saudara dan saudari kita, terutama dalam orang-orang miskin, orang-orang sakit, orang-orang yang dipenjara, para pengungsi: mereka adalah daging hidup dari Kristus yang menderita dan gambar yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 7 Januari 2015 : BERIKAN TEPUK TANGAN KEPADA PARA IBU ATAS "KEMARTIRAN KEIBUAN" MEREKA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, kita melanjutkan dengan katekese tentang Gereja dan kita akan merenungkan Gereja Bunda. Gereja adalah Bunda, Gereja Bunda kita yang Kudus.

Pada hari-hari ini, liturgi Gereja telah menempatkan di depan mata kita ikon Perawan Maria, Bunda Allah. Hari pertama tahun adalah Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, yang diikuti oleh Pesta Penampakan Tuhan, mengingat kembali kunjungan orang-orang Majus. Penginjil Matius menulis: "maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia" (Mat 2:11). Sang Bundalah yang, setelah mengadakan-Nya, menghadirkan Sang Anak ke dunia. Ia memberi kita Yesus, ia menunjukkan kepada kita Yesus, ia membuat kita melihat Yesus.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 Januari 2015

Saudara dan saudari terkasih,

Pada malam Natal, kita merenungkan ketergesa-gesaan beberapa gembala, yang merupakan orang-orang Yahudi, ke gua di Betlehem. Hari ini, Hari Raya Penampakan Tuhan, kita mengingat kembali kedatangan orang-orang Majus, yang datang dari Timur untuk menyembah Raja orang-orang Yahudi dan Penyelamat dunia yang baru dilahirkan dan memberik-Nya hadiah-hadiah simbolis. Dengan sikap penyembahan mereka, orang-orang Majus memberi kesaksian bahwa Yesus datang di bumi untuk menyelamatkan tidak hanya umat-Nya, tetapi semua orang. Oleh karena itu, dalam pesta hari ini pandangan kita melebar ke cakrawala dunia seluruhnya untuk merayakan "perwujudan" Tuhan kepada semua orang, yaitu, perwujudan kasih Allah dan keselamatan dunia. Ia tidak menyimpan kasih-Nya bagi beberapa orang terkemuka, tetapi menawarkannya kepada semua orang. Karena Ia adalah Pencipta dan Bapa dari semua orang, maka Ia berkehendak untuk menjadi Juruselamat semua orang. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk memelihara keyakinan dan harapan besar dalam hubungan kita dengan setiap orang dan keselamatannya, termasuk orang-orang yang tampaknya jauh dari Tuhan, yang diikuti - atau lebih baik "dikejar" - dengan kasih-Nya yang bergairah dan setia.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 4 Januari 2015 : TENTANG PERDAMAIAN DI DALAM HATI, KELUARGA DAN DUNIA KITA

Saudara dan saudari terkasih,

Beberapa hari yang lalu kita memulai tahun baru dengan nama Bunda Allah, merayakan Hari Perdamaian Sedunia dengan tema: "Tidak ada budak lagi, tetapi saudara". Harapan saya adalah bahwa eksploitasi manusia oleh manusia akan diatasi. Eksploitasi ini adalah sebuah wabah sosial yang mempermalukan hubungan antarpribadi dan menghambat sebuah kehidupan persekutuan yang dicetak dengan rasa hormat, keadilan dan amal. Setiap orang, dan setiap bangsa lapar dan haus akan perdamaian; oleh karena itu, perlu dan mendesak untuk membangun perdamaian!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 1 Januari 2015 : ARAHKAN PANDANGAN ANDA PADA MARIA BUNDA ALLAH

Saudara dan saudari terkasih,

Pada hari pertama tahun ini, dalam suasana penuh sukacita Natal, Gereja mengajak kita untuk mengarahkan pandangan iman dan kasih kita pada Bunda Yesus. Di dalam dirinya, perempuan Nazaret yang rendah hati, "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita" (Yoh 1:14). Oleh karena ini tidak mungkin memisahkan permenungan Yesus, Sabda kehidupan yang dibuat terlihat dan berwujud (bdk. 1 Yoh 1:1), dari permenungan Maria, yang telah memberikan Dia kasihnya dan daging manusianya.