Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 27 Maret 2019 : TENTANG DOA "BAPA KAMI" - BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI (MAT 14:15-19)

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Kita melewatkan hari ini dengan membahas bagian kedua dari doa "Bapa Kami", yang di dalamnya kita memaparkan kebutuhan-kebutuhan kita kepada Allah. Bagian kedua ini dimulai dengan sebuah kata yang beraroma setiap hari : rejeki.

Doa Yesus dimulai dengan permohonan yang mendesak, yang sangat mirip dengan permohonan seorang pengemis : "Berilah kami rejeki pada hari ini!". Doa ini berasal dari fakta yang sering kita lupakan, yaitu, bahwa kita bukanlah makhluk yang dapat mencukupi diri, dan bahwa setiap hari kita perlu makan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 24 Maret 2019 : PERUMPAMAAN POHON ARA YANG TIDAK BERBUAH

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Injil Hari Minggu Prapaskah III ini (bdk. Luk 13:1-9) berbicara kepada kita tentang kerahiman Allah dan pertobatan kita. Yesus menceritakan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Seorang menanam pohon ara di kebun anggurnya, dan setiap musim panas, ia pergi dengan penuh keyakinan mencari buah pada pohon itu dan tidak menemukannya, karena pohon itu tidak berbuah. Terdorong oleh kekecewaan yang berulang kali selama tiga tahun yang baik, ia berpikir, oleh karena itu, menebang pohon ara tersebut, untuk menanam pohon lainnya. Maka ia memanggil pengurus kebun anggur dan mengungkapkan ketidakpuasannya, mendesaknya untuk menebang pohon itu, sehingga pohon itu tidak menghabiskan tanah. Namun, pengurus kebun anggur meminta kepada tuannya untuk bersabar dan meminta darinya perpanjangan satu tahun, di mana ia sendiri akan merawat pohon ara tersebut dengan lebih seksama dan penuh perhatian, untuk merangsang produktivitasnya. Ini adalah perumpamaan. Apa yang diwakilkan oleh perumpamaan ini? Siapakah tokoh yang dilambangkan oleh perumpamaan ini?

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 20 Maret 2019 : TENTANG DOA BAPA KAMI - TERJADILAH KEHENDAK-MU (1 TIM 2:1-4)

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan katekese kita tentang doa "Bapa Kami", hari ini kita berfokus pada doa permohonan yang ketiga : "Terjadilah kehendak-Mu". Hal ini harus dibaca sebagai satu kesatuan dengan dua doa permohonan yang pertama - "Dimuliakanlah nama-Mu" dan "Datanglah kerajaan-Mu" - sehingga bersama-sama ketiganya membentuk triptikh (sebuah gambar timbul pada tiga helai papan yang saling menempel berdampingan dan digunakan sebagai altar) : "Dimuliakanlah nama-Mu", "Datanglah kerajaan-Mu", "Terjadilah kehendak-Mu”.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 17 Maret 2019 : TENTANG PERUBAHAN RUPA YESUS MENUNJUKKAN SUDUT PANDANG KRISTIANI TENTANG PENDERITAAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pada Hari Minggu Prapaskah II ini, liturgi meminta kita untuk merenungkan peristiwa perubahan rupa, yang di dalamnya Yesus menganugerahkan kepada para murid, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, rasa kemuliaan kebangkitan : sedikit surga di bumi. Penginjil Lukas (bdk. 9:28-36) menunjukkan kepada kita Yesus yang berubah rupa di atas gunung, yang merupakan tempat terang, lambang yang menakjubkan dari pengalaman tunggal yang disediakan untuk ketiga murid. Mereka naik gunung bersama Sang Guru, mereka melihat-Nya tenggelam dalam doa dan, pada titik tertentu, "rupa wajah-Nya berubah" (ayat 29). Terbiasa melihat-Nya setiap hari dalam pemandangan kemanusiaan-Nya yang sederhana, berhadapan kemegahan yang baru ini, yang juga menyelimuti seluruh pribadi-Nya, mereka tetap tercengang. Musa dan Elia muncul di samping Yesus, berbicara dengan-Nya tentang "keluaran"-Nya yang akan datang, yaitu tentang wafat dan kebangkitan Paskah-Nya. "Keluaran" tersebut mendahului Paskah. Kemudian Petrus berseru, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini” (ayat 33). Ia ingin agar saat rahmat itu tak berkesudahan!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 10 Maret 2019 : TENTANG PENCOBAAN YESUS DI PADANG GURUN

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Injil Hari Minggu Prapaskah I ini (bdk. Luk 4:1-13) menceritakan pencobaan Yesus di padang gurun. Setelah berpuasa selama empat puluh hari, Yesus dicobai tiga kali oleh Iblis. Pertama-tama Iblis mengajak Yesus untuk mengubah batu menjadi roti (ayat 3); kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dan menawarkan kepada-Nya agar Ia menjadi Mesias yang berkuasa dan mulia (ayat 5-6); akhirnya, ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah dan mengajak-Nya untuk menjatuhkan diri, untuk mengejawantahkan secara spektakuler kuasa ilahi-Nya (ayat 9-11). Tiga pencobaan tersebut menunjukkan tiga jalan yang selalu ditawarkan dunia, menjanjikan kesuksesan besar, tiga jalan yang memperdaya kita : keinginan besar untuk memiliki sesuatu - memiliki, memiliki, memiliki -, kemuliaan manusiawi, memperalat Allah. Ketiga jalan tersebut akan membawa kita menuju kehancuran.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 6 Maret 2019 : TENTANG DOA "BAPA KAMI" - DATANGLAH KERAJAAN-MU

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Ketika kita berdoa "Bapa Kami", doa permohonan yang kedua yang kita alamatkan kepada Allah adalah "Datanglah Kerajaan-Mu" (Mat 6:10). Setelah berdoa agar dimuliakan nama-Nya, orang percaya mengungkapkan keinginan agar kedatangan Kerajaan-Nya dipercepat. Keinginan ini memancar keluar, boleh dikatakan, dari hati Kristus sendiri, yang memulai khotbah-Nya di Galilea dengan menyatakan : “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!". Kata-kata ini sama sekali bukan sebuah ancaman; sebaliknya, kata-kata tersebut adalah sebuah pemberitaan yang membahagiakan, sebuah pesan sukacita. Yesus tidak ingin menekan orang-orang untuk bertobat dengan menabur ketakutan akan penghakiman Allah yang akan datang atau rasa bersalah atas kejahatan yang dilakukan. Yesus tidak menyebarkan agama : Ia hanya memberitakan. Sebaliknya, apa apa yang Ia bawa adalah Kabar Baik tentang keselamatan, dan darinya, Ia memanggil menuju pertobatan. Kita masing-masing diundang untuk percaya pada "Injil" : Ketuhanan Allah menjadikannya dekat dengan anak-anak-Nya. Inilah Injil : Ketuhanan Allah menjadikannya dekat dengan anak-anak-Nya. Dan Yesus memberitakan hal yang menakjubkan ini, rahmat ini : Allah, Bapa, mengasihi kita, Ia dekat dengan kita dan Ia mengajarkan kita untuk berjalan di jalan kekudusan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 3 Maret 2019 : TENTANG YESUS SEBAGAI PENUNJUK JALAN YANG BIJAKSANA

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Perikop Injil hari ini menyajikan perumpamaan singkat tentang cara hidup bijaksana yang harus diikuti, yang ingin ditunjukkan Yesus kepada para murid-Nya. Dengan pertanyaan, ”Dapatkah orang buta menuntun orang buta?” (Luk 6:39), Ia ingin menekankan bahwa seorang penunjuk jalan tidak dapat buta, tetapi harus melihat dengan baik, yaitu, ia harus memiliki kebijaksanaan untuk menunjukkan jalan dengan bijaksana, kalau tidak, ia beresiko menyebabkan kerugian pada orang-orang yang mempercayakan diri kepadanya. Jadi Yesus meminta perhatian semua orang yang bertanggung jawab atau berwenang terhadap pendidikan : para gembala jiwa, pejabat publik, pembuat undang-undang, guru, orangtua, menasihati mereka untuk menyadari peran mereka yang tidak mencolok mata dan selalu memahami cara yang tepat untuk menuntun orang-orang.

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK MASA PRAPASKAH 2019

"Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan” (Rm 8:19)

Saudara dan saudari yang terkasih,

Setiap tahun, melalui Gereja induk, Allah “memberi kita masa yang penuh sukacita ini ketika kita bersiap untuk merayakan misteri Paskah dengan pikiran dan hati yang diperbarui ... ketika kita mengenang berbagai peristiwa agung yang memberi kita kehidupan baru di dalam Kristus” (Prefasi Masa Prapaskah I). Dengan demikian kita dapat melakukan perjalanan dari Paskah ke Paskah menuju penggenapan keselamatan yang telah kita terima sebagai akibat dari misteri Paskah Kristus - “sebab kita diselamatkan dalam pengharapan” (Rm. 8:24). Misteri keselamatan ini, yang sudah bekerja dalam diri kita selama kehidupan duniawi kita, adalah proses dinamis yang juga merangkul sejarah dan segenap ciptaan. Seperti dikatakan Santo Paulus, “dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan" (Rm 8:19). Dalam sudut pandang ini, saya ingin menawarkan beberapa permenungan untuk menyertai perjalanan pertobatan kita pada Masa Prapaskah yang akan datang ini.