Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 8 September 2013

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam Injil hari ini (Luk 14:25-33), Yesus menegaskan syarat-syarat untuk menjadi murid-Nya: tidak meletakkan apa pun di hadapan kasihmu karena Dia, memikul salibmu, dan mengikuti Dia. Banyak orang datang kepada Yesus, ingin menjadi salah satu dari pengikut-Nya; dan ini akan terjadi terutama dalam hal berjaga-jaga akan beberapa impian yang luar biasa, yang menunjukkan Dia sebagai Mesias, Raja Israel. Tetapi Yesus tidak ingin menciptakan khayalan bagi siapa pun. Dia tahu betul apa yang menanti-Nya di Yerusalem, jalan yang sedang Bapa minta dari Dia untuk diambil: itulah jalan salib, jalan mengorbankan diri-Nya untuk penebusan dosa-dosa kita. Mengikuti Yesus tidak berarti mengambil bagian dalam sebuah parade kemenangan! Ini berarti berbagi dalam kasih-Nya penuh belas kasih, menjadi bagian dari perutusan agung belas kasih-Nya terhadap masing-masing dan setiap orang. Perutusan Yesus justru sebuah perutusan belas kasih, pengampunan, kasih! Yesus begitu penuh belas kasih! Dan pengampunan universal ini, belas kasih ini, datang melalui salib.


Yesus tidak ingin melaksanakan perutusan ini sendirian: Dia ingin melibatkan kita juga, dalam perutusan yang dipercayakan Bapa kepada-Nya. Setelah kebangkitan, Dia akan berkata kepada murid-murid-Nya. "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.... Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni" (Yoh 20:21.23). Seorang murid Yesus menyerahkan semua hartanya, karena ia telah menemukan dalam Dia Harta terbesar, yang di dalamnya setiap harta lainnya menerima nilai dan arti sejatinya : hubungan keluarga, hubungan lainnya, pekerjaan, budaya dan kekayaan ekonomi, dan sebagainya ... Seorang Kristiani lepas dari segala sesuatu, dan kemudian menemukan segala sesuatu dalam logika Injil, logika kasih dan pelayanan.

Untuk menjelaskan persyaratan ini, Yesus menggunakan dua perumpamaan: perumpamaan tentang menara yang akan dibangun, dan perumpamaan tentang raja yang pergi berperang. Perumpamaan kedua berjalan seperti ini: raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian" (Luk 14:31-32). Di sini Yesus tidak ingin membicarakan peperangan, itu hanya sebuah perumpamaan. Tetapi pada momen dalam waktu ini, ketika kita sedang benar-benar berdoa bagi perdamaian, Sabda Tuhan ini sangat mempengaruhi kita, dan secara dasariah mengatakan: ada sebuah peperangan yang lebih dalam yang kita harus lawan, kita semua! Ini adalah keputusan yang kuat dan berani untuk menolak kejahatan dan bujukan-bujukannya, dan memilih kebaikan, sepenuhnya siap membayar secara pribadi: itulah mengikuti Kristus, itulah memikul salib kita! Ini peperangan yang mendalam melawan kejahatan!

Apa gunanya pertempuran peperangan, banyak peperangan, jika Anda tidak mampu melawan peperangan yang mendalam melawan kejahatan ini? Tidak ada gunanya! Tidak ada baiknya... Ini berarti, di antara hal-hal lain, peperangan melawan kejahatan ini berarti mengatakan tidak untuk kebencian perang saudara, dan untuk kebohongan yang digunakannya; mengatakan tidak untuk kekerasan dalam segala bentuknya; mengatakan tidak untuk penyebaran persenjataan dan penjualannya pada pasar gelap. Ada begitu banyak hal-hal tersebut! Ada begitu banyak hal-hal tersebut! Dan keraguan selalu tinggal: peperangan ini ada di sana, peperangan lain ini ada di sana - karena ada peperangan di mana-mana - benarkah sebuah peperangan mengatasi masalah, ataukah merupakan sebuah peperangan komersial, untuk menjual senjata tersebut di pasar gelap? Inilah musuh yang harus kita harus lawan, bersatu dan bertalian, tidak mengikuti kepentingan-kepentingan lain, tetapi orang-orang perdamaian dan kepentingan umum.

Saudara dan saudari terkasih, hari ini kita juga memperingati Kelahiran Perawan Maria, sebuah perayaan yang sangat dicintai oleh Gereja-Gereja Timur. Dan kita semua, sekarang, dapat mengirimkan salam hangat kita kepada semua saudara, saudari, uskup, biarawan, biarawati dari Gereja-gereja Timur, Ortodoks dan Katolik: salam hangat kami! Yesus adalah matahari, Maria adalah cahaya pertama yang memberitakan fajarnya. Kemarin malam kita terus berjaga, menyerukan pengantaraannya dalam doa kita untuk perdamaian di dunia, terutama di Suriah dan di seluruh Timur Tengah. Kita memanggilnya sekarang sebagai Ratu Perdamaian. Ratu Perdamaian, doakanlah kami! Ratu Perdamaian, doakanlah kami!

[Setelah doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci menyerukan:]

Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang, dalam berbagai cara, bergabung dalam Vigili Doa dan Puasa kemarin malam. Saya berterima kasih kepada banyak orang yang mempersatukan persembahan penderitaan mereka. Saya menyatakan terima kasih saya kepada para otoritas sipil, serta para anggota jemaat Kristiani lain dan agama-agama lain, serta kepada laki-laki dan perempuan berkehendak baik yang telah melaksanakan, pada kesempatan ini, masa doa, puasa dan permenungan.

Namun tugas tetap ada: kita bergerak maju dengan doa dan karya perdamaian. Saya mengundang Anda untuk terus berdoa agar kekerasan dan kehancuran di Suriah dapat segera dihentikan dan agar sebuah upaya baru dilakukan untuk mencapai sebuah penyelesaian yang adil terhadap perseteruan perang saudara. Marilah kita berdoa juga bagi negara-negara lain di Timur Tengah, khususnya untuk Lebanon, agar boleh menemukan stabilitas yang diharapkannya dan terus menjadi sebuah model kehidupan bersama yang penuh damai; untuk Irak, agar kekerasan sektarian boleh memberikan jalan bagi rekonsiliasi; dan agar proses perdamaian antara Israel dan Palestina dapat berlanjut dengan ketetapan dan keberanian. Akhirnya, marilah kita berdoa untuk Mesir, agar semua orang Mesir, Muslim dan Kristiani, boleh mempercayakan diri mereka untuk membangun bersama-sama sebuah masyarakat yang mengabdi untuk kebaikan seluruh penduduk.

Pencarian bagi perdamaian memakan waktu lama dan menuntut kesabaran dan ketekunan! Marilah kita terus berdoa untuk hal ini!