Tetapi lebih dari itu. Mengaku bahwa Gereja bersifat Apostolik berarti menekankan ikatan pokok dan mendalam, yang ia miliki bersama para Rasul, bersama kelompok kecil yang terdiri dari dua belas orang yang suatu hari dipanggil Yesus bagi diri-Nya; Ia memanggil
mereka dengan nama, sehingga
mereka akan tinggal bersama Dia dan mengutus mereka untuk mewartakan (bdk. Mrk 3:13-19). "Rasul", pada kenyataannya, adalah sebuah kata Yunani yang berarti "diutus". Seorang rasul adalah seorang
yang diutus, ia diutus untuk
melakukan sesuatu dan para Rasul dipilih, dipanggil dan diutus oleh Yesus, untuk melanjutkan karya-Nya, yaitu, berdoa - itulah
tugas pertama seorang rasul
- dan kedua, memberitakan Injil. Hal
ini penting, karena ketika kita berpikir tentang para Rasul kita mungkin berpikir bahwa mereka hanya diutus untuk memberitakan Injil, melakukan begitu banyak karya. Tetapi
pada saat-saat pertama Gereja
ada sebuah masalah karena para
Rasul memiliki begitu banyak yang harus dilakukan sehingga mereka menunjuk para diakon, sehingga akan ada lebih banyak waktu bagi para Rasul untuk berdoa dan memberitakan Sanda Allah. Ketika kita berpikir tentang para penerus Para Rasul, para Uskup, termasuk Paus
karena ia juga seorang
Uskup, kita seharusnya bertanya pada diri kita sendiri apakah para penerus Para Rasul ini pertama-tama berdoa dan kemudian memberitakan Injil : inilah menjadi para Rasul dan karena hal ini Gereja bersifat apostolik. Kita semua, jika kita ingin menjadi para rasul seperti yang akan saya jelaskan
sekarang, kita harus bertanya kepada diri kita : apakah saya berdoa untuk keselamatan dunia? Apakah saya memberitakan Injil? Inilah Gereja yang
Apostolik! Inilah ikatan yang menyatukan yang kita
miliki bersama para Rasul.
Dimulai, tepatnya, dari hal
ini saya ingin menggarisbawahi
secara singkat tiga makna kata sifat "Apostolik" yang
digunakan untuk
Gereja.
Gereja bersifat Apostolik karena ia didirikan pada
pewartaan dan doa para Rasul, pada wewenang yang diberikan kepada mereka oleh Kristus sendiri.
Santo Paulus menulis kepada jemaat di Efesus : "Kamu kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para
nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru”, karena itu membandingkan, orang-orang Kristiani dengan batu yang hidup yang
membentuk bangunan yang adalah Gereja, dan bangunan ini didirikan di atas para
rasul, sebagai tiang, dan
batu karang yang menopang segala sesuatu adalah Yesus sendiri. Tanpa Yesus Gereja tidak bisa berwujud! Yesus adalah landasan, dasar Gereja yang sesungguhnya!
Para
Rasul tinggal bersama Yesus, mereka mendengarkan sabda-sabda-Nya, mereka berbagi hidup-Nya, terutama mereka adalah para saksi kematian dan kebangkitan-Nya. Iman
kita, Gereja yang dikehendaki Kristus, tidak didasarkan pada sebuah gagasan, sebuah filsafat, tapi pada Kristus sendiri. Dan
Gereja adalah seperti tanaman yang telah tumbuh selama berabad-abad; ia telah berkembang, berbuah, namun akar-akarnya ditanam dengan baik di dalam Dia dan pengalaman mendasar akan Kristus yang dimiliki para Rasul, yang dipilih dan diutus oleh Yesus, sampai kepada kita. Dari
tanaman kecil itu hingga
zaman kita : yaitu bagaimana
Gereja ada di seluruh dunia.
Tetapi marilah kita bertanya pada diri kita : bagaimana mungkin bagi kita berhubungan dengan saksi itu, bagaimana para Rasul bisa tinggal bersama Yesus, apakah yang mereka dengar dari Dia, menjangkau kita? Lihatlah arti kedua istilah "kerasulan". Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa Gereja bersifat Apostolik karena "dengan bantuan Roh yang tinggal di
dalamnya, ia menjaga ajaran, warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para
Rasul” (no. 857). Gereja menjaga, selama berabad-abad, harta yang berharga ini, yang adalah Kitab Suci, Ajaran, Sakramen-sakramen, jabatan para gembala, sehingga kita bisa setia kepada Kristus dan ikut serta dalam hidup-Nya yang sebenarnya. Bagaikan
sebuah sungai
yang mengalir dalam sejarah,
berkembang, mengairi, tetapi air yang mengalir adalah selalu yang berasal dari sumber, dari Kristus sendiri : Dialah Yang Bangkit, Yang Hidup, dan kata-kata-Nya tidak berlalu, karena Dia tidak
pernah berlalu, Dia hidup, Dia ada di sini bersama kita hari ini, Dia mendengar dan kita berbicara dengan-Nya, Dia ada dalam hati kita. Yesus ada bersama kita, hari ini! Ini adalah keindahan Gereja : kehadiran Yesus Kristus di antara kita. Apakah kita pernah berpikir betapa pentingnya karunia ini adalah yang telah diberikan Kristus kepada kita, karunia Gereja, di mana kita dapat menjumpai-Nya? Apakah kita pernah berpikir bagaimana justru Gereja
dalam perjalanan panjangnya selama berabad-abad ini -
sekalipun kesulitan, masalah, kelemahan, dosa-dosa
kita – yang meneruskan kepada kita pesan otentik Kristus?
Bahwa ia memberi kita kepastian apa yang kita yakini benar-benar
apa yang telah disampaikan Kristus kepada kita?
Pemikiran terakhir : Gereja bersifat Apostolik karena ia diutus untuk membawa Injil ke seluruh dunia. Perutusan yang sama yang
dipercayakan Yesus kepada para Rasul
terus dalam perjalanan sejarah : "Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). Ini adalah apa yang dikatakan Yesus kepada kita untuk dilakukan! Saya
mendesak segi kegiatan perutusan ini, karena Kristus mengundang semua orang untuk "pergi" dan bertemu dengan
orang lain, Ia mengutus kita,
Ia meminta kita untuk
bergerak membawa sukacita
Injil! Sekali
lagi kita bertanya kepada diri kita : apakah kita para misionaris
dengan kata kita dan terutama dengan kehidupan Kristiani kita, dengan kesaksian kita? Atau
apakah kita orang-orang Kristiani yang tertutup di dalam hati kita dan dalam Gereja-gereja kita, 'sakristi orang-orang Kristiani'? Orang-orang Kristiani hanya dengan sabda tetapi yang hidup seperti
orang kafir? Kita
harus bertanya pada diri kita pertanyaan-pertanyaan ini, yang bukan sebuah umpatan. Saya
juga mengatakan pada diri
saya pertanyaan yang sama :
bagaimana saya merupakan seorang
Kristiani, dengan sebuah kesaksian yang benar?
Gereja memiliki akarnya dalam ajaran para Rasul, saksi
otentik akan Kristus, tetapi ia selalu memandang masa depan, ia memiliki kesadaran kuat untuk
diutus - diutus oleh Yesus - menjadi misionaris, membawa
nama Yesus dengan doa, pewartaan dan kesaksian. Sebuah Gereja yang tertutup pada dirinya sendiri dan dalam masa lalu, sebuah
Gereja yang terlihat hanya pada tatanan kebiasaan, tatanan
sikap yang
kerdil, adalah
sebuah Gereja yang mengkhianati jati dirinya sendiri; sebuah Gereja tertutup mengkhianati jati
dirinya sendiri! Maka sekarang, marilah kita menemukan kembali hari ini semua keindahan dan tanggung jawab menjadi sebuah Gereja yang Apostolik! Dan ingat: [Kita adalah
sebuah] Gereja yang apostolik karena kita berdoa - tugas pertama kita - dan karena kita memberitakan Injil dengan hidup kita dan dengan kata-kata kita.
***
[Penutur:]
Saudara dan saudari terkasih,
Dalam Syahadat, kita mengaku dalam iman bahwa Gereja bersifat "apostolik". Kita dapat memahami hal ini dalam
tiga cara. Pertama,
Gereja bersifat apostolik
karena Yesus mendirikannya di atas para Rasul yang dipilih dan diutus-Nya
untuk melanjutkan karya-Nya; sehingga Santo Paulus membandingkan Gereja dengan sebuah tempat ibadah yang
memiliki para Rasul sebagai
landasannya dan Kristus
sebagai batu penjurunya (Ef
2:19-20). Gereja
juga bersifat apostolik
karena ia menjaga dan meneruskan kepenuhan ajaran Kristus dan sarana keselamatan yang Ia lembagakan. Akhirnya
Gereja bersifat apostolik karena ia menyelesaikan dalam sejarah perutusan
yang dipercayakan Kristus kepada para Rasul : menjadikan semua bangsa murid-Ku dan membaptis mereka serta mengajar mereka perintah-perintah-Nya (bdk. Mat 28:19-20). Semoga
kita datang untuk menghargai dan mengasihi Gereja sebagai tempat di mana kita menjumpai Tuhan yang Bangkit, yang mengutus
kita keluar sebagai misionaris-Nya,
mengundang semua orang yang kita jumpai untuk mengetahui kebenaran Injil, sukacita iman dan janji
hidup kekal diwartakan oleh para Rasul.
[Paus Fransiskus (dalam Bahasa Italia)]
Dengan
hormat saya menyapa semua peziarah
berbahasa Inggris yang hadir pada Audiensi hari ini, di antaranya dari Inggris, Skotlandia, Denmark,
Norwegia, Israel, Ghana, Nigeria,
Australia, Cina, Jepang, Korea, Trinidad dan Tobago,
Kanada serta
Amerika Serikat. Ucapan khusus saya tujukan kepada delegasi dari Kolese
Pertahanan NATO dan para peziarah dari Norwegia. Atas Anda semua Anda, dan
keluarga Anda, saya memohonkan berkat sukacita dan damai Tuhan!
* * *
Saya memberikan sambutan
ramah kepada para peziarah berbahasa Italia. Secara khusus, saya menyambut umat Keuskupan Piacenza-Bobbio, Faenza-Modigliana, Bergamo, Fabriano-Matelica, Forli Bertinoro
dan Agrigento, dengan
para imam mereka, yang telah datang
ke Takhta Santo Petrus pada kesempatan Tahun Iman. Selain itu saya menyapa para biarawati, khususnya dari
tarekat Misionaris Augustinian yang sedang mengadakan Babak Umum mereka; Yayasan Raphael, bekerja untuk anak-anak para tahanan, dan kelompok-kelompok paroki, terutama umat
Paroki Jelsi dan Bisceglie.
Saya menyampaikan
salam hangat
untuk personil
dari beberapa
kedutaan untuk Takhta Suci, yang
kepada mereka saya sungguh-sungguh berterima
kasih untuk karya mereka yang
berharga, dan kepada
para delegasi Gerakan Internasional Dunia Keempat, pada malam Hari Penolakan Kemiskinan, pada hari di mana Hari Pangan Dunia sedang
diperingati, yang dicanangkan
oleh PBB.
Saya berharap bahwa semua orang akan diperkuat dalam ikatan mereka dengan Kristus dan Gereja-Nya!
Akhirnya, pemikiran sayang tertuju kepada orang-orang muda,
orang-orang sakit dan para pengantin baru. Hari ini kita merayakan
peringatan Santa Margaret Maria Alacoque.
Semoga devosi kepada Hati Kudus Yesus mengajarkan Anda, orang-orang muda terkasih, terutama anak-anak
muda dari Institut Salesian Borgo di Roma dan
anak-anak muda dari Institut
Smaldone Salerno, untuk mengasihi sebagaimana Dia mengasihi; semoga Hati Kudus Yesus membuat Anda
kuat, orang-orang sakit terkasih, dalam membawa salib penderitaan dengan
kesabaran; dan semoga Hati Kudus Yesus menjadi pendukung bagi Anda, para pengantin baru terkasih, dalam membangun keluarga Anda pada kesetiaan dan pengabdian. Terima kasih!