[Sambutan Bapa Suci kepada Orang Sakit]
Selamat pagi untuk kalian semua! Jadikanlah diri kalian nyaman, jadikanlah diri kalian nyaman ... Hari ini kita akan melakukan Audiensi di dua tempat yang berbeda, tetapi kita akan dipersatukan dengan layar raksasa, jadi kalian akan lebih nyaman di sini, karena matahari bersinar di Lapangan Santo Petrus. Lapangan ini akan menjadi pemandian Turki hari ini ... Terima kasih banyak telah datang. Dan kemudian dengarkanlah apa yang akan saya katakan, tetapi dengan hati bersatu dengan mereka yang berada di Lapangan: Gereja seperti ini. Satu kelompok ada di sini, yang lain ada di sana, dan ada lagi di sana, tetapi semuanya bersatu. Dan siapa yang mempersatukan Gereja? Roh Kudus. Marilah kita berdoa kepada Roh Kudus untuk mempersatukan kita semua hari ini dalam Audiensi ini.
Selamat pagi untuk kalian semua! Jadikanlah diri kalian nyaman, jadikanlah diri kalian nyaman ... Hari ini kita akan melakukan Audiensi di dua tempat yang berbeda, tetapi kita akan dipersatukan dengan layar raksasa, jadi kalian akan lebih nyaman di sini, karena matahari bersinar di Lapangan Santo Petrus. Lapangan ini akan menjadi pemandian Turki hari ini ... Terima kasih banyak telah datang. Dan kemudian dengarkanlah apa yang akan saya katakan, tetapi dengan hati bersatu dengan mereka yang berada di Lapangan: Gereja seperti ini. Satu kelompok ada di sini, yang lain ada di sana, dan ada lagi di sana, tetapi semuanya bersatu. Dan siapa yang mempersatukan Gereja? Roh Kudus. Marilah kita berdoa kepada Roh Kudus untuk mempersatukan kita semua hari ini dalam Audiensi ini.
Veni Sancte Spiritus ... Bapa Kami ... Salam Maria ....
Dan sekarang saya memberkati kalian. [Berkat]
Terima kasih banyak dan doakanlah saya : jangan lupa! Dan kita terus saling melihat ...
[Katekese Paus Fransiskus]
Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi! Hari ini kita sedang
melakukan Audiensi ini di dua tempat, tetapi terhubung oleh layar
raksasa : orang sakit, sehingga mereka tidak terlalu kepanasan, berada
di Aula Paulus VI, dan kita di sini. Namun, kita tetap bersama-sama dan
kita terhubung oleh Roh Kudus, yang selalu mempersatukan. Kita menyambut
mereka yang berada di Aula [Paulus VI]!
Tak satu pun dari kita
bisa hidup tanpa kasih. Dan sebuah perbudakan yang mengerikan yang ke
dalamnya kita bisa jatuh yakni percaya bahwa kasih itu layak. Mungkin
sebagian besar penderitaan manusia masa kini berasal dari hal ini :
percaya bahwa jika kita tidak kuat, menarik dan cantik, maka tak seorang
pun yang peduli dengan kita. Begitu banyak orang saat ini mengusahakan
penampilan lahiriah hanya untuk mengisi kekosongan batin : seolah-olah
kita adalah orang-orang yang selalu membutuhkan peneguhan. Tetapi,
bisakah kalian membayangkan sebuah dunia di mana seluruh maksud besar
untuk membangkitkan perhatian orang lain, dan tidak ada orang yang mau,
sebaliknya, dengan tanpa pamrih mengasihi orang lain? Bayangkanlah
sebuah dunia seperti ini : sebuah dunia tanpa kecintaan mengasihi!
Tampaknya sebuah dunia manusiawi tetapi, pada kenyataannya, adalah
sebuah neraka. Begitu banyak narsisisme manusia lahir dari sebuah
perasaan kesendirian dan keyatimpiatuan. Di balik begitu banyak perilaku
yang tampaknya tidak terpahami, ada pertanyaan : mungkinkah aku tidak
pantas dipanggil nama, yaitu, dikasihi? Karena kasih selalu memanggil
nama ...
Ketika seorang remaja tidak atau belum merasa
dikasihi, maka kekerasan bisa lahir. Di balik begitu banyak bentuk
kebencian sosial dan hooliganisme seringkali ada sebuah hati yang belum
diakui. Anak-anak yang jahat tidak ada, karena sama sekali tidak ada
para remaja yang jahat, tetapi orang-orang yang tidak bahagia memang
ada. Dan apa yang bisa membuat kita bahagia jika bukan pengalaman kasih
yang diberikan dan diterima? Kehidupan seorang manusia adalah sebuah
pertukaran penampilan : seseorang yang sedang melihat kita memeras dari
kita senyuman pertama, serta kita yang dengan bebas tersenyum pada orang
yang tertutup dalam kesedihan, dan oleh karena itu kita membuka jalan
baginya. Sebuah pertukaran penampilan : memandang mata dan pintu hati
terbuka.
Langkah pertama yang Allah lakukan terhadap kita
adalah kasih yang mendahului dan tanpa syarat. Allah mengasihi kita
terlebih dahulu. Allah tidak mengasihi kita karena ada di dalam diri
kita beberapa alasan yang mendapati kasih. Allah mengasihi kita karena
Ia sendiri adalah kasih, dan karena kodratnya kasih cenderung membaurkan
dirinya sendiri, memberikan dirinya sendiri. Allah bahkan tidak
mengaitkan kebajikan-Nya dengan pertobatan kita : entah apapun ini
adalah konsekuensi kasih Allah. Santo Paulus mengatakannya dengan
sempurna : "Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Rm 5:8) - Sementara
kita masih berdosa - sebuah kasih tanpa syarat. Kita "jauh", seperti
anak yang hilang dalam perumpamaan : "Ketika ia masih jauh, ayahnya
telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan ..." (Luk
15:20). Karena kasih kepada kita, Allah melakukan suatu keluaran dari
diri-Nya sendiri, datang untuk menemukan kita di negeri ini di mana
tidaklah masuk akal bahwa Ia harus berjalan. Allah juga mengasihi kita
ketika kita bersalah.
Siapa yang kita kasihi dengan cara ini
jika bukan ayah atau ibu? Seorang ibu terus mengasihi putranya bahkan
ketika putra ini dipenjara. Saya ingat begitu banyak ibu, yang sedang
mengantri memasuki sebuah penjara, di keuskupan saya terdahulu. Dan
mereka tidak malu. Putranya dipenjara, tetapi itu putra mereka dan
mereka menderita begitu banyak penghinaan dalam penggeledahan sebelum
masuk, tetapi : "Itulah putraku!". "Tetapi nyonya, putramu seorang anak
yang nakal!". "Dia adalah putraku!". Hanya kasih ibu dan ayah inilah
yang membuat kita mengerti bagaimana kasih Allah itu. Seorang ibu tidak
meminta pembatalan keadilan manusiawi, karena setiap kesalahan memanggil
sebuah penebusan, tetapi seorang ibu tidak pernah berhenti menderita
bagi putranya. Ia mengasihinya bahkan ketika ia berdosa. Allah melakukan
hal yang sama dengan kita : kita adalah anak-anak-Nya yang tercinta!
Tetapi mungkinkah Allah memiliki beberapa anak yang tidak Ia kasihi?
Tidak, kita semua dikasihi oleh Allah. Tidak ada kutukan terhadap
kehidupan kita, tetapi hanya sebuah sabda Allah yang penuh kebajikan,
yang mendatangkan keberadaan kita dari ketiadaan. Kebenaran dari
semuanya yakni hubungan kasih yang mengikat Bapa dengan Putra melalui
Roh Kudus, adalah sebuah hubungan yang di dalamnya kita diterima dengan
kasih karunia. Di dalam Dia, di dalam Kristus Yesus, kita dikehendaki,
dikasihi <dan> diinginkan. Ada seseorang yang telah menanamkan
dalam diri kita keindahan yang sudah ada sejak permulaan, yang tidak ada
dosa, tidak ada pilihan yang salah yang bisa membatalkan sama sekali.
Di hadapan mata Allah, kita selalu sedikit mata air untuk membesut air
yang baik. Yesus mengatakannya kepada perempuan Samaria : "air yang akan
Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Yoh 4:14).
Apa obat untuk mengubah hati seseorang yang tidak bahagia? Apa obat
untuk mengubah hati seseorang yang tidak bahagia? [Mereka menjawab :
kasih]. Lebih keras! [Mereka berteriak : kasih!] Bagus! Bagus, semuanya
bagus! Dan bagaimana kita membuat seseorang merasakan bahwa ia dikasihi?
Pertama-tama perlu memeluknya. Membuatnya merasa diinginkan, bahwa ia
penting, dan ia akan berhenti menjadi sedih. Kasih memanggil kasih,
dengan cara yang lebih kuat daripada kebencian memanggil kematian. Yesus
tidak wafat dan bangkit bagi diri-Nya sendiri, tetapi bagi kita,
sehingga dosa-dosa kita akan diampuni. Makanya, inilah saatnya
kebangkitan untuk semuanya : waktu untuk membangkitkan orang miskin dari
keputusasaan, terutama orang-orang yang terbaring di kuburan untuk
waktu yang jauh lebih lama dari tiga hari. Berhembus di sini, di wajah
kita, adalah sebuah angin pembebasan. Pertunasan di sini adalah karunia
pengharapan. Dan pengharapan tersebut adalah pengharapan Allah Bapa yang
mengasihi kita seperti apa adanya : Ia mengasihi kita semua dan selalu.
Terima kasih!
[Sambutan dalam bahasa Italia]
Saya
menyambut para peziarah berbahasa Italia! Saya menyambut para imam baru
Keuskupan Brescia dan saya mendorong mereka untuk menjadi para gembala
seturut hati Allah, serta Lembaga "Cinta Kasih Tanpa Batas" dari
Keuskupan San Marino-Montefeltro, pada kesempatan dua puluh tahun
kegiatan mereka.
Saya menyambut Persatuan Orang Buta Italia
dari Rossano Calabro; Yayasan Silvana Angelucci dari berbagai wilayah
Italia dan Lembaga Budaya Reatium, yang sedang memperingati sosok Paus
Santo Zosimus. Saya menyambut umat Corridonia, Altamura dan Potenza.
Sebuah pikiran khusus tertuju kepada keluarga-keluarga orang-orang
militer yang meninggal dalam misi perdamaian : Saya dekat kepada mereka
dengan kasih sayang, penghiburan dan dorongan semangat.
Akhirnya saya menymbut orang-orang muda, orang-orang sakit dan para
pengantin baru. Kemarin dalam liturgi kita memperingati Santo Antonius
dari Padua, "pengkhotbah yang ulung dan pelindung orang miskin dan
menderita". Orang-orang muda yang terkasih, teladanilah garis keturunan
kehidupan kristianinya; orang-orang sakit yang terkasih, dengan
pengantaraannya, janganlah bosan memohon kepada Allah Bapa apa yang
kalian butuhkan; dan kalian, para pengantin baru yang terkasih,
[bertumbuhlah dalam] pengetahuan kalian tentang Sabds Allah.
[Sambutan dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]
Saudara dan saudari yang terkasih: Dalam katekese kita tentang
pengharapan kristiani, kita telah menemukan sumber pengharapan itu dalam
kasih Allah yang tanpa pamrih, yang diungkapkan kepada kita dalam
kedatangan Sang Putra dan karunia Roh Kudus. Tak satu pun dari kita bisa
hidup tanpa kasih. Kebahagiaan berasal dari pengalaman mengenal kasih,
yang dengan tanpa pamrih diberikan dan diterima. Begitu banyak
ketidakbahagiaan di dunia kita yang lahir dari perasaan tidak dikasihi
demi kepentingan kita sendiri. Iman mengajarkan kita bahwa Allah
mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas, bukan karena kebaikan
kita sendiri, tetapi karena kebaikan-Nya semata. Bahkan ketika kita
menyimpang daripada-Nya, Allah mencari-cari kita, seperti bapa yang
penuh belas kasihan dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, memberi
kita pengampunan, dan mengembalikan kita ke pelukan-Nya. Dalam kata-kata
Santo Paulus : "Oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa" (Rm 5:8), sehingga kita bisa menjadi putra dan putri
tercinta dari Bapa surgawi kita. Melalui kebangkitan Yesus dan anugerah
Roh Kudus, kita menjadi para pengikutserta dalam kehidupan kasih Allah
sendiri. Semoga kita semua menemukan di dalam pelukan Allah janji
kehidupan baru dan kebebasan. Karena dalam kasih-Nya adalah sumber semua
pengharapan kita.
Saya menyambut para peziarah dan pengunjung
berbahasa Inggris yang ikut serta dalam Audiensi hari ini, terutama
kelompok dari Inggris, Swedia, Hong Kong, Pakistan, Filipina, Korea
Selatan, Thailand, Kanada dan Amerika Serikat. Atas kalian semua, dan
keluarga-keluarga kalian, saya memohonkan sukacita dan damai sejahtera
Tuhan kita Yesus Kristus.