Saudara
dan saudari yang terkasih, selamat pagi!
Dalam
Injil hari ini (bdk. Yoh 10:27-30), Yesus muncul sebagai Gembala Umat Allah
yang sesungguhnya. Ia berbicara tentang hubungan keterikatan-Nya dengan kawanan
domba-Nya, yaitu, dengan para murid-Nya, dan Ia menekankan fakta bahwa
keterikatan itu adalah hubungan saling mengenal. Ia mengatakan,
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (ayat 27-28). Membaca perkataan
ini dengan penuh perhatian, kita melihat bahwa karya Yesus dijelaskan dalam
beberapa tindakan : Yesus berbicara, Yesus mengenal, Yesus memberikan hidup
yang kekal, Yesus menjaga.
Yesus,
Sang Gembala yang Baik, memperhatikan kita masing-masing; Ia mencari kita dan
mengasihi kita, memberikan sabda-Nya kepada kita, mengenal hati kita secara
mendalam, keinginan kita dan harapan kita, serta kegagalan kita dan kekecewaan
kita. Ia menerima dan mengasihi kita apa adanya, dengan kebaikan kita dan keburukan
kita. Ia memberikan “kehidupan kekal” kepada kita masing-masing : yaitu, Ia
menawarkan kita kemungkinan untuk menjalani kehidupan sepenuhnya, tanpa
kesudahan. Selain itu, Ia menjaga kita dan membimbing kita dengan kasih,
membantu kita untuk menempuh jalan yang tidak kedap air dan kadang-kadang jalan
yang mengandung resiko yang muncul di jalan kehidupan.
Kata
kerja dan sikap tubuh yang menggambarkan cara Yesus, Sang Gembala yang Baik,
berhubungan dengan kita dibandingkan dengan kata kerja yang memperhatikan
domba, yaitu, kita: “dengarkanlah suara-Ku”, “ikutlah Aku”. Kata kerja dan
sikap tubuh tersebut adalah tindakan yang menunjukkan dengan cara apa kita
harus menanggapi sikap Tuhan yang lembut dan memperhatikan. Mendengarkan dan
mengenal suara-Nya menyiratkan, pada kenyataannya, keintiman dengan-Nya, yang
diperteguh dalam doa, dalam perjumpaan dari hati ke hati dengan Sang Guru ilahi
dan Sang Gembala jiwa kita. Keintiman dengan Yesus ini, keterbukaan ini,
berbicara dengan Yesus, memperkuat dalam diri kita keinginan untuk
mengikuti-Nya, keluar dari labirin cara-cara yang salah, meninggalkan perilaku
yang egoistik, untuk memulai secara baru cara-cara persaudaraan dan karunia
diri, dalam meneladan-Nya.
Janganlah
lupa bahwa Yesus adalah satu-satunya Gembala yang berbicara kepada kita, yang
mengenal kita, yang memberikan kehidupan kekal kepada kita dan menjaga kita.
Kita adalah kawanan domba-Nya dan kita hanya harus berusaha untuk mendengarkan
suara-Nya, sementara Ia mengamati dengan penuh kasih ketulusan hati kita. Dan
dari keintiman yang terus-menerus dengan Sang Gembala kita ini, dari percakapan
dengan-Nya ini, muncul sukacita untuk mengikuti-Nya, memperkenankan diri kita
dituntun menuju kepenuhan hidup yang kekal.
Kita
sekarang berpaling kepada Maria, Bunda Kristus Sang Gembala yang Baik. Semoga
Maria, yang segera menanggapi panggilan Allah, membantu, khususnya, semua orang
yang terpanggil untuk menjadi imam dan pelaku hidup bakti, untuk menerima
dengan sukacita dan kerelaan undangan Kristus untuk semakin langsung menjadi
rekan kerja-Nya dalam memberitakan Injil dan dalam melayani Kerajaan Allah di
zaman kita ini.
[Setelah pendarasan doa Ratu Surga]
Saudara
dan saudari yang terkasih!
Hari
ini "Hari Ibu" dirayakan di banyak negara. Saya ingin mengirim salam
sayang kepada semua ibu, berterima kasih kepada mereka - tepuk tangan untuk
semua ibu! - untuk pekerjaan mereka yang berharga dalam mengasuh anak-anak dan
menjaga nilai keluarga. Kita juga mengingat para ibu yang memandang kita dari
Surga dan terus mengawasi kita dengan doa. Pikiran kita juga tertuju kepada
Bunda surgawi kita, yang akan kita rayakan besok, 13 Mei, dengan nama Bunda
Maria dari Fatima. Kita mempercayakan diri kepadanya untuk melanjutkan
perjalanan kita dengan sukacita dan kemurahan hati.
Hari
ini, Hari Minggu Paskah IV, Hari Minggu “Gembala yang Baik”, diperingati Hari
Panggilan Sedunia, yang tahun ini bertema “Berani Mengambil Resiko bagi Janji
Allah”. Berani mengambil resiko bagi janji Allah : selalu ada resiko untuk
mengikuti Yesus; dibutuhkan keberanian. Dalam semua komunitas ada doa,
khususnya, untuk panggilan imamat dan hidup bakti. Pagi ini, di Basilika Santo
Petrus, saya bersukacita menahbiskan sembilan belas imam baru. Seraya saya
menyapa dengan penuh kasih para imam baru ini, bersama dengan para kerabat dan
sahabat-sahabat mereka, saya mengundang kalian untuk mengingat semua orang yang
terus dipanggil namanya oleh Tuhan, seperti yang suatu hari ia lakukan dengan
para Rasul di pantai Danau Galilea, sehingga mereka menjadi "para penjala
manusia". Dari sembilan belas laki-laki ini, saya mengundang dua dari
mereka untuk menyambut kalian dan bersama-sama saya memberkati kalian.
Saya
menyambut kalian semua, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki dan umat
perorangan yang berasal dari Italia dan dari pelbagai negara. Secara khusus,
saya menyambut para peziarah dari Texas dan Valencia; umat Gela dan Pistoia;
orang-orang muda penerima sakramen krisma dari Parma, para pramuka dari Cossato
dan Frosinone. Dan sekarang saya akan meminta para imam baru ini untuk
memberkati kalian semua bersama saya.
[Berkat]
Kepada
kalian semua saya mengucapkan selamat hari Minggu. Tolong, jangan lupa untuk
mendoakan saya. Selamat menikmati makan siang dan selamat tinggal!