Liturgical Calendar

KHOTBAH PAUS FRANSISKUS DALAM IBADAT VESPER PERTAMA HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH DAN TE DEUM UCAPAN SYUKUR ATAS TAHUN YANG AKAN BERAKHIR 31 Desember 2024

"Berikan kami hari-hari damai", demikian bunyi madah pembuka Vesper. Nyanyian untuk Bunda Yesus memenuhi basilika yang penuh sesak. Uskup Roma memimpin doa dan Te Deum, bersama 36 kardinal, 22 uskup, dan 40 imam. Di antara mereka yang hadir dalam kumpulan umat beriman di barisan depan, pada akhir tahun sipil ini, Wali Kota Roma Roberto Gualtieri.

 

Inilah saat untuk mengucap syukur, dan kita bersukacita menjalaninya dengan merayakan Santa Bunda Maria. Ia, yang menyimpan misteri Yesus di dalam hatinya, juga mengajarkan kita untuk membaca tanda-tanda zaman dalam terang misteri ini.

 

Tahun yang akan segera berakhir ini merupakan tahun yang sibuk bagi kota Roma. Warga kota, peziarah, wisatawan, dan semua orang yang lewat telah mengalami fase khas yang mendahului Yubelium, dengan bertambahnya lokasi pembangunan besar dan kecil. Malam ini adalah waktu untuk refleksi yang bijaksana, memikirkan seluruh karya ini, selain nilai yang terkandung di dalamnya, memiliki makna yang sesuai dengan panggilan Roma itu sendiri, panggilan universalnya. Dalam terang Sabda Allah yang baru saja kita dengar, panggilan ini dapat diungkapkan demikian: Roma dipanggil untuk menyambut semua orang sehingga setiap orang dapat mengenali diri mereka sebagai anak-anak Allah dan saudara-saudari di antara mereka.

 

Karena itu, pada kesempatan ini kita panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Ia masih memberikan kemampuan kepada kita untuk bekerja, bekerja keras, dan terutama karena Ia memampukan kita untuk melakukan ini dengan kepekaan rasa yang besar, dengan cakrawala yang luas, yang menjadi pengharapan persaudaraan.

 

Semboyan Yubelium, “Peziarah Pengharapan,” kaya akan makna, tergantung pada berbagai sudut pandang yang mungkin, yang bagaikan banyak “jalan” peziarahan. Dan salah satu jalan pengharapan besar yang harus ditempuh adalah persaudaraan: jalan itulah yang saya usulkan dalam Ensiklik Fratelli Tutti. Ya, pengharapan dunia terletak pada persaudaraan! Dan alangkah indahnya memikirkan kota kita dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi lokasi pembangunan untuk tujuan ini, dengan makna keseluruhan ini: bersiap menyambut semuaorang dari seluruh dunia, umat Katolik dan kristiani lainnya, umat dari setiap agama, para pencari kebenaran, kebebasan, keadilan dan perdamaian, semua peziarah pengharapan dan persaudaraan.

 

Tetapi, kita harus bertanya pada diri kita sendiri: apakah sudut pandang ini memiliki dasar? Apakah pengharapan akan kemanusiaan yang bersaudara hanya slogan retoris atau memiliki dasar yang "kokoh" untuk membangun sesuatu yang stabil dan langgeng?

 

Santa Bunda Maria Allah memberi kita jawabannya dengan menunjukkan Yesus. Pengharapan dunia yang bersaudara bukan ideologi, bukan sistem ekonomi, bukan kemajuan teknologi. Pengharapan dunia yang bersaudara adalah Dia, Putra yang menjelma, yang diutus oleh Bapa agar kita semua dapat menjadi diri kita apa adanya, yaitu anak-anak Bapa yang ada di surga, dan karenanya menjadi saudara-saudari di antara kita.

 

Maka, seraya kita mengagumi dengan rasa syukur hasil kerja yang telah dilakukan di kota ini - kita bersyukur atas kerja keras begitu banyak, begitu banyak orang yang telah melakukannya, dan kita berterima kasih kepada Wali Kota atas kerja kerasnya memajukan kota ini -, kita menjadi sadar akan apa lokasi pembangunan yang menentukan itu, lokasi pembangunan yang melibatkan kita masing-masing: lokasi pembangunan ini adalah lokasi di mana, setiap hari, saya akan memperkenankan Allah mengubah dalam diri saya apapun yang tidak layak bagi seorang putra - ubahlah! -, apa yang tidak manusiawi, dan di mana saya akan berkomitmen, setiap hari, untuk hidup sebagai saudara-saudari bagi sesama saya.

 

Semoga Bunda kita yang kudus membantu kita untuk berjalan bersama, sebagai peziarah pengharapan, di jalan persaudaraan. Semoga Tuhan memberkati kita semua; semoga Ia mengampuni dosa-dosa kita dan memberi kita kekuatan untuk melanjutkan peziarahan kita di tahun mendatang. Terima kasih.

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 1 Januari 2025)