Injil hari ini (Luk 13:22-30) mengajak kita untuk merenungkan tema keselamatan. Yesus sedang menanjak dari Galilea ke kota Yerusalem, dan sepanjang jalan, kata Santo Lukas Sang Penginjil, seseorang bertanya kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (13:23). Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut secara langsung: tidaklah penting mengetahui berapa banyak yang diselamatkan, tetapi lebih penting mengetahui apa jalan keselamatan. Maka Yesus menanggapi pertanyaan itu dengan mengatakan, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat" (ayat 24). Apakah yang Yesus maksudkan? Pintu apakah yang kita masuki? Dan mengapa Yesus berbicara tentang pintu yang sesak?
Gambaran pintu berulang beberapa kali
dalam Injil dan mengingatkan akan rumah dan kediaman, di mana kita
menemukan keselamatan, kasih dan kehangatan. Yesus mengatakan kepada
kita bahwa ada sebuah pintu yang memungkinkan kita masuk ke dalam
keluarga Allah, ke dalam kehangatan rumah Allah, kehangatan persekutuan
dengan-Nya. Pintu ini adalah Yesus sendiri (bdk. Yoh 10:9). Dia adalah
pintu. Dia adalah pintu gerbang menuju keselamatan. Dia menuntun kita
kepada Bapa. Dan pintu yang adalah Yesus tidak pernah tertutup, pintu
ini tidak pernah tertutup, selalu terbuka dan terbuka untuk semua orang,
tanpa pembedaan, tanpa pengecualian, tanpa hak istimewa. Karena, Anda
tahu, Yesus tidak mengecualikan siapa pun. Beberapa dari Anda mungkin
berkata, "Tetapi Bapa, pasti saya tidak termasuk, karena saya seorang
pendosa besar. Saya telah melakukan begitu banyak hal dalam hidup saya".
Tidak, Anda tidak dikecualikan! Justru karena alasan itu Anda dipilih,
karena Yesus memilih orang berdosa, selalu, untuk mengampuninya, untuk
mengasihinya. Yesus sedang menunggu Anda, merangkul Anda, mengampuni
Anda. Jangan takut: Dia sedang menunggu Anda. Bersemangatlah, miliki
keberanian untuk masuk melalui pintu-Nya. Semua diundang untuk melewati
pintu ini, untuk melewati pintu iman, untuk masuk ke dalam hidup-Nya,
dan untuk memperkenan-Nya masuk ke dalam hidup kita, karena Dia
mengubahnya, memperbaharuinya, karunia sukacita penuh dan abadi.
Dewasa ini kita melewati banyak pintu yang mengundang kita masuk, yang
menjanjikan suatu kebahagiaan yang kemudian akhirnya kita sadari cuma
sesaat, yang merupakan sebuah akhir dalam dirinya dan tidak memiliki
masa depan. Tetapi saya bertanya: pintu mana ysng ingin kita masuki? Dan
siapa yang kita inginkan untuk melewati pintu kehidupan kita? Saya
ingin mengatakan dengan tegas: jangan takut untuk melewati pintu iman
dalam Yesus, biarkan Dia semakin masuk ke dalam kehidupan kita, pergi
keluar dari keegoisan kita, ketertutupan diri kita, ketidakpedulian kita
terhadap orang lain. Karena Yesus menerangi hidup kita dengan sebuah
cahaya yang tak pernah padam. Bukan suatu kembang api, bukan satu
"kilasan"! Tidak, sebuah cahaya lembut yang selalu menahan dan yang
memberi kita kedamaian. Itulah cahaya yang kita temui jika kita masuk
melewati pintu Yesus.
Tentu saja, sebuah pintu sesak, pintu
Yesus, bukan karena sebuah kamar penyiksaan. Tidak, bukan karena itu!
Tetapi karena meminta kita membuka hati kita kepada-Nya, mengenali diri
kita sebagai orang berdosa, yang membutuhkan keselamatan-Nya,
pengampunan-Nya, kasih-Nya, membutuhkan kerendahan hati untuk menerima
kerahiman-Nya dan diperbaharui oleh-Nya. Yesus dalam Injil memberitahu
kita bahwa menjadi seorang Kristiani tidak sedang memiliki sebuah
"label"! Saya bertanya kepada Anda, apakah Anda orang-orang Kristiani
karena sebuah label, atau dalam kebenaran? Dan untuk setiap orang
jawabannya adalah dalam pikiran. Bukan orang-orang Kristiani, tidak
pernah orang-orang Kristiani karena sebuah label! Orang-orang Kristiani
dalam kebenaran, dalam hati. Menjadi orang Kristiani adalah hidup dan
bersaksi bagi iman dalam doa, dalam karya amal, dalam menggalakkan
keadilan, dalam melakukan kebaikan. Sehingga pintu sesak yang adalah
Kristus harus masuk ke dalam seluruh kehidupan kita.
Kita
memohon kepada Perawan Maria, Pintu Surga, untuk membantu kita melewati
pintu iman, untuk memperkenankan Putranya mengubah keberadaan kita
sebagaimana Dia mengubah keberadaannya, untuk membawakan semua orang
sukacita Injil.
[Setelah Doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci memohon untuk perdamaian di Suriah]
Dengan penderitaan dan keprihatinan saya terus mengikuti situasi di Suriah. Peningkatan kekerasan dalam perang antar saudara, dengan bertambah cepatnya pembantaian dan kekejaman, sehingga kita semua telah mampu melihat dalam gambar hari-hari ini yang mengerikan, membuat saya sekali lagi mengangkat suara saya sehingga dentingan senjata dapat berhenti. Bukan konfrontasi yang menawarkan harapan untuk menyelesaikan masalah, melainkan kemampuan bertemu dan berdialog.
Dari lubuk hati saya, saya ingin mengungkapkan kedekatan saya dalam doa dan solidaritas dengan semua korban konflik ini, dengan semua orang yang menderita, terutama anak-anak, dan saya mengundang Anda untuk tetap menghidupkan harapan akan perdamaian. Saya mohon kepada masyarakat internasional sehingga dirinya lebih peka terhadap situasi tragis ini dan melakukan segala upaya untuk membantu bangsa Suriah tercinta mencari suatu penyelesaian untuk perang yang menabur kehancuran dan kematian.
Semua bersama-sama marilah kita berdoa. . . Semua bersama-sama marilah kita berdoa kepada Bunda Maria, Ratu Perdamaian:
Maria, Ratu Perdamaian, doakanlah kami!
Semua orang: Maria, Ratu Perdamaian, doakanlah kami!
[Lalu Bapa Suci mulai menyapa para peziarah yang hadir di Lapangan Santo Petrus]
Dengan penderitaan dan keprihatinan saya terus mengikuti situasi di Suriah. Peningkatan kekerasan dalam perang antar saudara, dengan bertambah cepatnya pembantaian dan kekejaman, sehingga kita semua telah mampu melihat dalam gambar hari-hari ini yang mengerikan, membuat saya sekali lagi mengangkat suara saya sehingga dentingan senjata dapat berhenti. Bukan konfrontasi yang menawarkan harapan untuk menyelesaikan masalah, melainkan kemampuan bertemu dan berdialog.
Dari lubuk hati saya, saya ingin mengungkapkan kedekatan saya dalam doa dan solidaritas dengan semua korban konflik ini, dengan semua orang yang menderita, terutama anak-anak, dan saya mengundang Anda untuk tetap menghidupkan harapan akan perdamaian. Saya mohon kepada masyarakat internasional sehingga dirinya lebih peka terhadap situasi tragis ini dan melakukan segala upaya untuk membantu bangsa Suriah tercinta mencari suatu penyelesaian untuk perang yang menabur kehancuran dan kematian.
Semua bersama-sama marilah kita berdoa. . . Semua bersama-sama marilah kita berdoa kepada Bunda Maria, Ratu Perdamaian:
Maria, Ratu Perdamaian, doakanlah kami!
Semua orang: Maria, Ratu Perdamaian, doakanlah kami!
[Lalu Bapa Suci mulai menyapa para peziarah yang hadir di Lapangan Santo Petrus]
Saya dengan penuh kasih sayang menyapa
semua peziarah yang hadir: keluarga-keluarga, berbagai kelompok dan
Associazione Albergoni. Secara khusus saya menyapa Suster-suster Santa
Dorotea, kaum muda Verona, Syracuse, Nave, Modica dan Trento, para calon
penerima Sakramen Krisma Pastorale Unita dari Angarano dan Val Liona,
para seminaris dan para imam Perguruan Tinggi Kepausan Amerika Utara,
para pekerja dari Cuneo dan para peziarah dari Verrua Po, San Zeno
Naviglio, Urago d'Oglio, Varano Borghi dan Sao Paulo. Bagi banyak orang,
hari ini menandai akhir periode liburan musim panas. Saya mengharapkan
Anda semua kembali kepada hidup biasa sehari-hari yang damai dan
berkomitmen menatap masa depan dengan harapan.
Saya
mengharapkan Anda semua hari Minggu yang baik dan seminggu yang baik!
Buon pranzo (makan siang yang baik), dan arrivederci (sampai jumpa)!