Dalam
beberapa hari terakhir, saya melakukan perjalanan kerasulan singkat ke Uni
Emirat Arab. Sebuah perjalanan yang singkat tetapi sangat penting yang -
setelah pertemuan tahun 2017 di Al-Azhar, Mesir -, telah menulis sebuah halaman
baru dalam sejarah dialog antara umat Kristiani dan umat Islam, serta dalam
bertanggung jawab untuk mempromosikan perdamaian dunia berlandaskan
persaudaraan manusia.
Untuk
pertama kalinya seorang Paus pergi ke Semenanjung Arab. Dan Sang Penyelenggara
Ilahi berkeinginan agar seorang Paus bernama Fransiskus, 800 tahun setelah
kunjungan Santo Fransiskus dari Asisi ke Sultan al-Malik al-Kamil. Saya sering
berpikir tentang Santo Fransiskus selama perjalanan ini : ia membantu saya
untuk memiliki Injil <dan> kasih Yesus Kristus di dalam hati saya, seraya
menjalani berbagai msaat kunjungan. Injil Kristus ada di dalam hati saya, doa
kepada Bapa untuk seluruh anak-Nya, terutama bagi kaum termiskin, bagi para
korban ketidakadilan, para korban perang, bagi kaum papa ...; doa agar dialog antara
kekristenan dan Islam merupakan sebuah faktor penentu perdamaian di dunia
dewasa ini.
Saya
berterima kasih kepada Putra Mahkota, Presiden, Wakil Presiden dan semua
Otoritas Uni Emirat Arab, yang menerima saya dengan penuh hormat. Negara
tersebut telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Negara
tersebut telah menjadi persimpangan jalan antara Timur dan Barat, sebuah
"oasis" multi-etnis dan multi-agama, dan, oleh karena itu, tempat
yang tepat untuk mempromosikan budaya perjumpaan. Saya menyampaikan rasa terima
kasih yang tulus kepada Uskup Paul Hinder, Vikaris Apostolik Arab Selatan, yang
mempersiapkan dan mengelola acara bersama umat Katolik, dan “terima kasih” saya
sampaikan dengan penuh kasih sayang kepada para imam, kepada para rohaniwan/rohaniwati
dan kepada umat awam yang menjiwaii kehadiran kekristenan di negeri tersebut.
Saya
berkesempatan untuk menyapa imam pertama - bukan orang bule - yang pergi ke
sana untuk menemukan begitu banyak komunitas. Ia berada di kursi roda, buta
tetapi senyumnya tidak meninggalkan bibirnya, senyum karena telah melayani
Tuhan dan telah melakukan begitu banyak kebaikan. Saya juga menyapa imam bukan
bule lainnya - tetapi imam ini berjalan dan terus bekerja. Bravo! - Dan begitu
banyak imam yang berada di sana untuk melayani umat Kristiani ritus Latin,
ritus Siro-Malabar, <ritus> Siro-Malankar, ritus Maronit yang berasal
dari Lebanon, dari India, dari Filipina dan dari negara-negara lainnya.
Selain
berbagai amanat, sebuah langkah lebih lanjut diambil di Abu Dhabi : Imam Besar
Al-Azhar dan saya menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia, yang di dalamnya
secara bersama-sama kami menegaskan panggilan umum semua pria dan wanita untuk
menjadi saudara, lantaran putra dan putri Allah; kami mengutuk setiap bentuk
kekerasan, terutama yang dihiasi dengan motivasi agama, dan kami bertanggung
jawab untuk menyebarkan nilai-nilai asli dan perdamaian di dunia. Dokumen ini
akan dipelajari di sekolah-sekolah dan universitas-universitas di beberapa
negara. Namun, saya juga menyarankan agar kalian membacanya,memahaminya, karena
dokumen tersebut memberi dorongan untuk melanjutkan dialog tentang persaudaraan
manusia.
Pada
masa seperti masa kita, yang di dalamnya melihat pecahnya bentrokan antara
peradaban Kristiani dan Islam, dan juga menganggap agama sebagai sumber
pertikaian merupakan godaan yang kuat, kami ingin memberikan tanda yang lebih
jelas dan bertekad bahwa saling bertemu malahan mungkin, memungkinkan saling
menghormati dan berdialog serta agar, meskipun dalam keragaman budaya dan
tradisi, dunia Kristen dan Islam menghargai dan mempertahankan nilai-nilai
bersama : kehidupan, keluarga, kesadaran rohani, hormat terhadap kaum tua,
pendidikan kaum muda dan nilai-nilai lainnya.
Lebih
dari satu juta umat Kristiani tinggal di Uni Emirat Arab: para pekerja pribumi
dari berbagai negara di Asia. Kemarin pagi saya bertemu dengan sebuah
perwakilan umat Katolik di Katedral Santo Yosef di Abu Dhabi - sebuah gereja
yang sangat sederhana - dan kemudian, setelah pertemuan ini, saya merayakan
<Misa> untuk semua orang - ada begitu banyak orang! - Mereka mengatakan
bahwa orang-orang memenuhi Stadion yang berkapasitas 40.000 orang, dan
orang-orang yang berada di depan layar di luar Stadion, <jumlahnya>
mencapai 150.000! Saya merayakan Ekaristi di Stadion kota, memberitakan Injil
Sabda Bahagia. Dalam Misa, berkonselebrasi dengan para patriark, para uskup
agung dan para uskup yang hadir, kita berdoa khususnya untuk perdamaian dan
keadilan, dengan ujud khusus untuk Timur Tengah dan Yaman.
Saudara
dan saudari yang terkasih, perjalanan ini mencakup "kejutan-kejutan"
Allah. Oleh karena itu, kita memuji Dia dan penyelenggaraan ilahi-Nya, dan kita
berdoa agar benih yang ditabur akan menghasilkan buah sesuai dengan
kehendak-Nya yang kudus.
[Sambutan dalam bahasa Italia]
Sambutan
hangat tertuju kepada umat berbahasa Italia.
Saya
senang menerima para uskup dari Konferensi Waligereja Basilicata, yang
didampingi oleh sang Metropolitan, Monsinyur Salvatore Ligorio, dan para imam
dan biarawati Tiongkok yang berada di Roma untuk sebuah kursus yang sesuai
zaman.
Saya
menyambut kelompok Persatuan Wartawan Ilmiah Italia, dan berbagai lembaga
sekolah, khususnya, Sekolah Santo Yohanes Pembaptis Roma dan kelas siswa ruang
baca ilmiah "Pier Paolo Pasolini” dari Potenza.
Saya
menyambut delegasi Yayasan Bank Farmasi, yang pada hari Sabtu, 9 Februari, akan
mengumpulkan obat-obatan di apotek Italia untuk orang-orang yang kurang
beruntung secara ekonomi.
Secara
khusus saya memikirkan orang-orang muda, orang-orang sakit, para pengantin baru
dan orang-orang berusia lanjut. Saya berharap agar bagi semuanya kunjungan ke
Kota Abadi akan mendorong untuk merenungkan lebih lanjut sabda Allah, untuk
dapat memberitakan bahwa Yesus adalah Juruselamat kita dan damai sejahtera kita
yang sesungguhnya.
[Himbauan Bapa Suci]
Hari
Sabtu lalu, dekat dengan kepulauan Bahama, sebuah tongkang tenggelam dengan
lusinan migran dari Haiti, yang sedang mengupayakan harapan dan masa depan yang
damai. Saya memikirkan dengan penuh kasih sayang keluarga-keluarga yang dilanda
kesedihan, serta orang-orang Haiti yang terkena dampak tragedi baru ini. Saya
mengundang kalian untuk bergabung dalam doa saya bagi orang-orang yang
meninggal secara tragis dan bagi orang-orang yang terluka.
[Ringkasan dalam bahasa Inggris yang
disampaikan oleh seorang penutur]
Saudara-saudari
terkasih : Saya baru saja menyelesaikan kunjungan singkat ke Uni Emirat Arab,
singkat tetapi penting, karena kunjungan tersebut menandai langkah maju dalam
dialog antaragama dan dalam berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dunia.
Inilah kunjungan kepausan pertama ke semenanjung Arab dan terjadi delapan ratus
tahun setelah Santo Fransiskus dari Asisi mengunjungi Sultan al-Malik al-Kamil.
Penyelenggaraan ilahi ingin melihat seorang Paus bernama Fransiskus melakukan
perjalanan demikian, dan saya sering memikirkan Santo Fransiskus karena
pemikiran tersebut membantu saya memelihara Injil dan kasih Yesus Kristus tetap
dekat di hati saya. Saya berterima kasih kepada Putra Mahkota, Presiden, Wakil
Presiden dan seluruh Otoritas yang menyambut saya, dan Uskup Paul Hinder karena
mempersiapkan acara bersama umat Katolik. Saya berterima kasih kepada para
imam, kaum religius dan umat awam yang meramaikan kehadiran kekristenan di
negeri itu. Di luar seluruh pidato, satu langkah lebih lanjut diambil di Abu
Dhabi ketika Imam Besar Al-Azhar dan saya menandatangani Dokumen Persaudaraan
Manusia. Di sana kami menegaskan panggilan umum dari semua pria dan wanita yang
adalah saudara dan saudari sebagai anak-anak Allah, kami menolak setiap bentuk
kekerasan - terutama yang dilakukan atas nama agama - dan kami mendedikasikan
diri kami untuk mempertahankan nilai-nilai otentik dan perdamaian di dunia.
Marilah kita berdoa semoga benih yang ditabur selama kunjungan dapat
menghasilkan banyak buah sesuai dengan kehendak-Nya yang kudus.
Saya
menyambut para peziarah dan para pengunjung berbahasa Inggris yang ambil bagian
dalam Audiensi hari ini, terutama yang berasal dari Inggris dan Amerika
Serikat. Atas kalian semua, dan keluarga-keluarga kalian, saya memohonkan
berkat sukacita dan damai Tuhan. Allah memberkati kalian!