Saudara
dan saudari yang terkasih, selamat pagi!
Injil
hari ini membawa kita ke Ruang Atas, membuat kita mendengarkan beberapa kata
yang disampaikan Yesus kepada para murid-Nya dalam "wejangan
perpisahan" sebelum sengsara-Nya. Setelah membasuh kaki kedua belas Rasul,
Ia berkata kepada mereka : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu
supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian
pula kamu harus saling mengasihi". Dalam pengertian apa Yesus menyebut ini
sebuah perintah "baru"? Karena kita tahu bahwa dalam Perjanjian Lama,
Allah telah memerintahkan para anggota umat-Nya untuk mengasihi sesama mereka
seperti diri mereka sendiri (bdk. Im 19:18). Yesus sendiri menjawab siapa pun
yang menanyakan kepada-Nya apa perintah terbesar dari Hukum Taurat, dengan
mengatakan bahwa hukum yang pertama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati
dan hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri (bdk. Mat
22:38-39).
Jadi,
apakah kebaruan dari perintah yang dipercayakan Yesus kepada para murid-Nya
ini? Mengapa Ia menyebutnya sebuah “perintah baru”? Perintah kasih yang lama
menjadi baru karena dilengkapi dengan tambahan ini : "sama seperti Aku
telah mengasihi kamu", "saling mengasihi sama seperti Aku telah
mengasihi kamu". Seluruh kebaruan tersebut berada dalam kasih Yesus Kristus,
yang dengannya Ia menyerahkan hidup-Nya untuk kita. Kebaruan tersebut berkenaan
dengan kasih Allah, <yang> bersifat semesta, tanpa syarat dan tanpa
batas, yang menemukan puncaknya di kayu salib. Pada saat penghinaan yang tak
kepalang itu, pada saat terabaikan terhadap Bapa, Putra Allah menunjukkan dan
memberi dunia kepenuhan kasih. Memikirkan kembali sengsara dan penderitaan
Kristus, para murid memahami arti kata-kata-Nya : “Sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi".
Yesus
terlebih dahulu mengasihi kita; Ia mengasihi kita terlepas dari kerapuhan kita,
keterbatasan kita, dan kelemahan manusiawi kita. Dialah yang memungkinkan kita
untuk menjadi layak akan kasih-Nya, yang tidak mengenal batas dan tidak pernah
berkesudahan. Dengan memberi kita perintah baru, Ia meminta kita untuk saling
mengasihi bukan hanya dan bukan sedemikian banyak dengan kasih kita tetapi juga
dengan kasih-Nya, yang ditanamkan Roh Kudus di dalam hati kita jika kita
memohon kepada-Nya dengan iman. Dengan cara ini - dan hanya dengan demikian -
kita dapat saling mengasihi bukan hanya seperti kita mengasihi diri kita
sendiri, tetapi karena Ia telah mengasihi kita, yaitu, jauh lebih banyak.
Faktanya, Allah mengasihi kita melebihi kita mengasihi diri kita sendiri.
Sehingga kita dapat menyebarkan di mana-mana benih kasih yang memperbaharui
hubungan antara orang-orang dan membuka berbagai cakrawala harapan. Yesus
selalu membuka berbagai cakrawala harapan; kinta-Nya membuka berbagai cakrawala
harapan. Kasih ini menjadikan kita manusia baru, saudara, dan saudari di dalam
Tuhan, dan kasih ini menjadikan kita umat Allah yang baru, yaitu Gereja, yang
di dalamnya semua orang dipanggil untuk mengasihi Kristus dan saling mengasihi
di dalam Dia.
Kasih
yang diwujudkan di kayu Salib dan Ia memanggil kita untuk menghidupinya adalah
satu-satunya kekuatan yang mengubah hati batu kita menjadi hati daging;
satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah hati kita adalah kasih Yesus jika
kita juga mengasihi dengan kasih ini. Dan kasih ini membuat kita mampu
mengasihi musuh dan mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Saya akan
mengajukan sebuah pertanyaan kepada kalian, masing-masing menjawab di dalam
hati. Apakah aku bisa mengasihi musuhku? Kita semua memiliki orang-orang - saya
tidak tahu apakah mereka adalah musuh, tetapi siapa yang tidak sepakat dengan
kita, yang “ada di pihak lain”, atau beberapa orang memiliki orang-orang yang
telah menyakiti mereka ... Apakah aku dapat mengasihi orang-orang itu, pria itu
atau wanita itu yang telah melukaiku, yang telah menyakitiku? Apakah aku bisa
mengampuninya? Masing-masing menjawab dalam hati. Kasih Yesus membuat kita
melihat orang lain sebagai anggota masa kini atau masa mendatang dari komunitas
sahabat-sahabat Yesus; kasih Yesus merangsang kita untuk berdialog dan membantu
kita untuk saling mendengarkan dan saling memahami. Kasih membuka kita terhadap
orang lain, menjadi dasar hubungan manusiawi. Kasih Yesus membuat kita mampu
mengatasi berbagai hambatan dari kelemahan kita dan prasangka kita. Kasih Yesus
di dalam diri kita menciptakan jembatan, mengajarkan cara-cara baru; memicu
dinamika persaudaraan. Semoga Perawan Maria membantu kita, dengan perantaraan
keibuannya, untuk menerima dari Yesus Putranya karunia perintah-Nya, dan dari
Roh Kudus kekuatan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
[Setelah pendarasan doa Ratu Surga]
Saudara
dan saudari yang terkasih!
Kemarin
di Madrid Maria Guadalupe Ortiz de Landazuri, umat awam Opus Dei, yang melayani
saudara-saudaranya dengan sukacita, menggabungkan pengajaran dan pewartaan
Injil, dibeatifikasi. Kesaksiannya adalah teladan bagi para wanita Kristiani
yang bertanggung jawab dalam bidang sosial dan dalam penelitian ilmiah. Marilah
kita bertepuk tangan, bersama-sama, Beata yang baru!
Salam
hangat saya sampaikan kepada kalian, para peziarah dari Italia dan dari
berbagai negara. Khususnya, kepada peziarah yang datang dari Meksiko,
California, dan Haiti; kepada umat Cordoba (Spanyol) dan Viseu (Portugal) serta
murid-murid dari Pamplona dan Lisbon.
Saya
menyapa para Kanones Salib, dalam rangka seratus tahun berdirinya; para
pemimpin Komunitas Sant'Egidio dari berbagai negara; para peziarah Polandia,
khususnya, para pramuka, ditemani oleh Ordinaris Militer, yang telah datang
dalam rangka peringatan 75 tahun pertempuran Montecassino.
Saya
menyapa umat Biancavilla dan Cosenza; umat Pallagorio dengan paduan suara, para
remaja penerima sakramen krisma dari Senigallia dan Campi Bisenzio; paduan
suara San Marzano sul Sarno dan paduan suara Santo Mikael Bolzano; Sekolah
Putri-putri Santa Ana dari Bologna dan para pengendara sepeda dari Rumah Sakit
Bambino Gesu.
Kepada kalian semua saya mengucapkan
selamat hari Minggu. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat makan
siang dan selamat tinggal!