Saudara dan
saudari terkasih, selamat pagi!
Saya senang
menyambutmu di Basilika ini, dan menyampaikan sambutan hangat kepada kamu
masing-masing.
Saya
menyambut Keluarga Vinsensian dari seluruh Italia yang telah mempromosikan
peziarahan Madonna della Medaglia Miracolosa ke seluruh wilayah Italia, bersama
dengan keuskupan dan paroki. Dalam bulan-bulan pandemi ini, perutusanmu telah
membawa harapan, membuat banyak orang mengalami belas kasihan Allah. Saya
terutama sedang memikirkan orang-orang yang kesepian, orang-orang sakit yang
berada di rumah sakit, orang-orang yang mendekam dalam penjara, di pusat
penerimaan dan di pinggiran keberadaan. Terima kasih, karena kamu telah menjadi
saksi gaya “Gereja yang berangkat ke luar” yang menjangkau semua orang, mulai
dari orang-orang yang terpinggirkan dan tersingkir. Lanjutkan di sepanjang
jalan ini dan buka dirimu lebih lagi bagi tindakan Roh Kudus, yang memberimu
kekuatan untuk dengan berani mewartakan kebaruan Injil.
Saya
menyambut para peziarah dari Lembaga Bisceglie Yohanes Paulus II. Para sahabat
terkasih, tirulah teladan Paus Santo ini, serta berupayalah untuk memahami dan
menyambut kasih Allah, sumber dan penyebab sukacita kita yang sesungguhnya.
Dalam persekutuan dengan para imam parokimu, wartakanlah Kristus dengan
hidupmu, dalam keluargamu dan di setiap lingkup.
Salam saya
akhirnya ditujukan kepada Lembaga Korban Kekerasan Italia. Saudara dan saudari
terkasih, saya berterima kasih atas karya pertolongan dan dukunganmu kepada
mereka yang telah menderita penganiayaan serta yang hidup dalam kesusahan dan
ketidaknyamanan. Kekerasan itu buruk; sikap kekerasan sangat buruk. Dengan
karya pentingmu, kamu berkontribusi untuk membangun masyarakat yang semakin
adil dan mendukung. Semoga teladanmu mengilhami upaya baru semua pihak,
sehingga para korban kekerasan terlindungi serta penderitaan mereka diperhitungkan
dan didengarkan.
Dan terima
kasih untuk kamu semua atas kunjungan ini! Di sini, di Basilika, ini sangat
indah… dengan sepenuh hati saya menyampaikan berkat kepada kamu semua, yang
juga saya sampaikan kepada keluargamu dan komunitasmu. Sekarang saya
mengundangmu untuk bersama-sama berdoa kepada Bunda Maria yang hadir di sini.
Salam Maria,
penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah
buah tubuhmu Yesus. Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang
dan pada waktu kami mati. Amin.
_______________________________________
[Audiensi
Umum Paus Fransiskus di Aula Paulus VI]
Saudara dan
saudari terkasih, selamat pagi!
Rabu lalu
kita memulai siklus katekese tentang Santo Yosef (Yusuf) – tahun yang
didedikasikan untuknya akan segera berakhir. Hari ini kita akan melanjutkan
perjalanan ini, dengan berfokus pada perannya dalam sejarah keselamatan.
Dalam Injil,
Yesus ditunjukkan sebagai "anak Yosef (Yusuf)" (Luk 3:23;4:22; Yoh
1:45;6:42) dan "anak tukang kayu" (Mat 13:55; Mrk 6:3). Menceritakan
masa kecil Yesus, Penginjil Matius dan Lukas mendedikasikan ruang untuk peran
Yosef (Yusuf). Keduanya menyusun “silsilah” untuk menyoroti historisitas Yesus.
Menyampaikan Injilnya terutama untuk orang-orang Kristiani-Yahudi, Matius
mengawali dari Abraham dan berakhir pada Yosef (Yusuf), yang didefinisikan
sebagai "suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"
(1:16). Lukas, di pihak lain, yang berjalan kembali ke Adam, mengawali langsung
dengan Yesus, yang "adalah anak Yosef (Yusuf)", tetapi mencirikan :
"menurut anggapan orang" (3:23). Oleh karena itu, kedua Penginjil
menghadirkan Yosef (Yusuf) bukan sebagai bapa biologis, tetapi bagaimanapun
juga, sebagai bapa Yesus sepenuhnya. Melalui dia, Yesus menggenapi sejarah
perjanjian dan keselamatan antara Allah dan manusia. Bagi Matius, sejarah ini
dimulai dengan Abraham; bagi Lukas, dengan asal mula umat manusia, yaitu,
dengan Adam.
Penginjil
Matius membantu kita untuk memahami bahwa pribadi Yosef (Yusuf), meskipun
tampaknya kalangan pinggiran, bijaksana, dan di latar belakang, sebenarnya
merupakan unsur sentral dalam sejarah keselamatan. Yosef (Yusuf) menjalani
perannya tanpa pernah berusaha untuk mengambil alih panggung. Jika kita
memikirkannya, “Hidup kita dijalin bersama dan ditopang oleh orang-orang biasa
– yang biasanya dilupakan – yang tidak muncul pada berita-berita utama surat
kabar-surat kabar dan majalah-majalah ... Betapa banyak bapak, ibu,
kakek-nenek, guru menunjukkan kepada anak-anak kita, melalui sikap-sikap kecil
sehari-hari, bagaimana menghadapi krisis dan melewatinya dengan menyesuaikan
kembali kebiasaan, mengusahakan dan mendorong praktik doa. Betapa banyak orang
berdoa, berkorban, dan mendoakan demi kebaikan semua orang” (Surat Apostolik
Patris Corde, 1). Dengan demikian, setiap orang dapat menemukan dalam diri
Santo Yosef (Yusuf), orang yang luput dari perhatian, orang yang hadir setiap
hari, yang hadir secara diam-diam dan tersembunyi, seorang pengantara doa,
penopang dan pembimbing di saat-saat sulit. Ia mengingatkan kita bahwa semua
orang yang tampaknya tersembunyi atau di "baris kedua" adalah pelaku
utama yang tak tertandingi dalam sejarah keselamatan. Dunia membutuhkan pria
dan wanita ini : pria dan wanita di baris kedua, tetapi yang mendukung
perkembangan kehidupan kita, kita masing-masing, dan yang dengan doa, dan
dengan keteladanan mereka, dengan ajaran mereka, menopang kita di jalan
kehidupan.
Dalam Injil
Lukas, Yosef (Yusuf) muncul sebagai pelindung Yesus dan Maria. Dan karena
alasan ini, ia juga “Penjaga Gereja" : tetapi, meski ia adalah penjaga
Yesus dan Maria, ia bekerja, di tempat ia berada sekarang, yaitu di surga, dan
terus menjadi penjaga, dalam hal ini Gereja, karena Gereja adalah kepanjangan
Tubuh Kristus dalam sejarah, dan sekaligus keibuan Maria tercerminkan dalam
keibuan Gereja. Yosef (Yusuf), dengan terus melindungi Gereja, – tolong jangan
melupakan hal ini : hari ini ia juga "terus melindungi Anak dan ibu-Nya”
(Patris Corde, 5). Aspek penjagaan Yosef (Yusuf) ini adalah jawaban yang baik
untuk kisah Kejadian. Ketika Allah meminta Kain untuk mempertanggungjawabkan
kehidupan Habel, ia menjawab: "Apakah aku penjaga adikku?" (4:9).
Dengan hidupnya, Yosef (Yusuf) tampaknya ingin memberitahu kita bahwa kita
selalu dipanggil untuk merasakan bahwa kita adalah penjaga saudara-saudara
kita, penjaga orang-orang yang dekat dengan kita, orang-orang yang dipercayakan
Allah kepada kita melalui berbagai ranah kehidupan.
Sebuah
masyarakat seperti kita, yang telah didefinisikan sebagai "cair",
karena rupanya tidak memiliki ketetapan ... Saya akan membetilkan filsuf yang
menciptakan definisi ini dan mengatakan : lebih dari sekadar cair, gas,
masyarakat yang benar-benar gas. Masyarakat cair dan gas ini menemukan dalam
kisah Yosef (Yusuf) indikasi yang sangat jelas tentang pentingnya ikatan
manusiawi. Memang, Injil memberitahu kita silsilah Yesus, tidak hanya untuk
alasan teologis, tetapi juga untuk mengingatkan kita masing-masing bahwa hidup
kita terdiri dari ikatan yang mendahului dan menyertai kita. Anak Allah memilih
untuk datang ke dunia melalui ikatan semacam itu, cara sejarah : ia tidak turun
ke dunia dengan sihir, tidak. Ia mengambil rute bersejarah yang diambil kita.
Saudara dan
saudari terkasih, saya memikirkan banyak orang yang merasa sulit untuk menemukan
ikatan yang berarti dalam hidup mereka, dan karena ini mereka bergumul, mereka
merasa sendirian, mereka tidak memiliki kekuatan dan keberanian untuk
melanjutkan. Saya ingin mengakhiri dengan doa untuk membantu mereka, dan kita
semua, menemukan dalam diri Santo Yosef (Yusuf) seorang sekutu, seorang
sahabat, dan sebuah dukungan.
Santo Yosef (Yusuf),
engkau yang
menjaga ikatan bersama Maria dan Yesus,
tolonglah
kami untuk menjaga hubungan dalam hidup kami.
Semoga tak
ada seorang pun yang mengalami perasaan ditinggalkan
yang berasal
dari kesepian.
Perkenanlah
kami masing-masing berdamai dengan sejarah kami,
dengan
orang-orang yang telah mendahului kami,
dan mengenali
bahkan dalam kesalahan yang telah kami perbuat
sebuah jalan
yang telah dilalui oleh Sang Penyelenggara,
dan kejahatan
tidak memiliki kata akhir.
Perlihatkanlah
dirimu sebagai sahabat kebanyakan orang yang berjuang,
dan
sebagaimana engkau mendukung Maria dan Yesus dalam masa-masa sulit,
dukunglah
kami juga dalam perjalanan kami. Amin.
_______________________________________
[Sapaan
Khusus]
Saya
menyambut para peziarah dan para pengunjung berbahasa Inggris yang ambil bagian
dalam Audiensi hari ini, terutama kelompok-kelompok dari Inggris dan Amerika
Serikat. Secara khusus, saya menyambut para imam dari berbagai keuskupan di
Inggris dan Wales yang merayakan ulang tahun tahbisan mereka yang keenam puluh.
Atas kamu semua, dan keluargamu, saya memohonkan sukacita dan damai sejahtera
Tuhan. Semoga Allah memberkatimu!
_______________________________________
[Ringkasan
dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]
Saudara dan
saudari terkasih : Dalam katekese lanjutan kita tentang Santo Yosef (Yusuf),
sekarang kita membahas peran pentingnya dalam sejarah keselamatan. Silsilah
dalam Injil Matius dan Lukas menyajikan Yesus sebagai "anak Yosef
(Yusuf)" (Luk 3:23), dan menegaskan bahwa, meskipun bukan bapa
kandung-Nya, Yosef (Yusuf) tetap menjalankan peran sebagai bapa sejati dalam
hal itu. Matius menunjukkan bahwa Yosef (Yusuf), meskipun tampak sebagai sosok
yang terpinggirkan, sebenarnya adalah inti dari penyingkapan sejarah
keselamatan dan penggenapan janji-janji Allah. Hal ini mengingatkan kita bahwa
kita juga dipanggil untuk memainkan peran kita, betapapun kecilnya, dengan
menyebarkan pesan Injil tentang keselamatan. Lukas menggambarkan Yosef (Yusuf)
sebagai pelindung Yesus dan Maria. Ia juga menjalankan peran ini sebagai
Pelindung Gereja semesta, kepanjangan Tubuh Kristus dalam sejarah. Silsilah
Yosef (Yusuf) juga mengingatkan dunia kita yang sering retak akan pentingnya
ikatan manusiawi yang mendahului dan mengikuti kita. Sewaktu kita berusaha
untuk memperkuat ikatan itu, dan melindungi saudara dan saudari kita yang
rentan melalui karya kasih persaudaraan, marilah kita memercayai doa-doa Yosef
(Yusuf) dan meneladan perannya yang rendah hati dan setia dalam rencana keselamatan
Allah.
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 24 November 2021)