Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS PADA DOA MALAIKAT TUHAN 2 Juni 2013

Lebih dari 100.000 peziarah berada di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu 2 Juni 2013 untuk Doa Malaikat Tuhan. Pada Doa Malaikat Tuhan tersebut, Paus Fransiskus berbicara tentang Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, "Hari Raya Ekaristi, Sakramen Tubuh dan Darah Kristus".

Hari raya ini, Bapa Suci berkata, "memanggil kita untuk beralih
kepada iman dalam Sang Penyelenggara, untuk dapat berbagi sedikit diri kita dan yang kita miliki, serta tidak pernah untuk menutup pada diri kita sendiri".

Di bawah ini, adalah wejangan lengkap Paus Fransiskus selama Doa Malaikat Tuhan tersebut.


**************


Saudara dan saudari terkasih,

Kamis lalu (30 Mei 2013) kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, yang di Italia dan negara-negara lain dipindah ke hari Minggu (2 Juni 2013). Ini adalah Hari Raya Ekaristi, Sakramen Tubuh dan Darah Kristus.

Injil menceritakan kisah mukjizat roti (Luk 9:11-17). Saya ingin berfokus pada satu aspek yang selalu mengejutkan saya dan membuat saya berpikir. Kita berada di tepi Danau Galilea, malam semakin dekat, Yesus memperhatikan orang-orang yang telah bersama-nya selama berjam-jam: mereka berjumlah ribuan, dan mereka lapar. Apa yang harus dilakukan? Para murid sedang mendiskusikan masalah tersebut, dan mereka berkata kepada Yesus, "Suruhlah orang banyak itu pergi", supaya mereka pergi ke desa-desa sekitar ini untuk mencari makanan. Tetapi Yesus berkata, "Kamu harus memberi mereka makan" (ayat 13). Para murid gelisah, dan mereka menjawab, "Lima roti dan dua ikan adalah yang kami semua miliki", seolah-olah mengatakan: hanya cukup untuk diri kami sendiri.

Yesus tahu betul apa yang harus dilakukan, tetapi ingin melibatkan para murid-Nya, Ia ingin mengajar mereka. Sikap para murid ini adalah sikap manusia, sikap yang mencari penyelesaian yang paling masuk akal, penyelesaian yang tidak menciptakan terlalu banyak masalah: Suruhlah orang banyak itu pergi - mereka katakan - biarkan masing-masing mengatur apa yang ia bisa untuk dirinya sendiri; untuk beristirahat, Engkau telah melakukan begitu banyak bagi mereka: Engkau berkhotbah, Engkau menyembuhkan orang sakit ... Suruhlah orang banyak itu pergi!

Sikap Yesus benar-benar berbeda, dan ditentukan oleh kesatuan-Nya dengan Bapa dan belas kasihan bagi orang-orang, belas kasihan yang Yesus miliki bagi kita semua: Yesus merasakan masalah kita, merasakan kegagalan kita, merasakan kebutuhan kita. Di hadapan lima roti ini, Yesus berpikir: di sinilah ada penyelenggaraan! Dari jumlah kecil ini, Allah dapat mendatangkan apa yang diperlukan untuk semua orang. Yesus percaya sepenuhnya pada Bapa surgawi, Ia tahu bahwa di dalam Dia segala sesuatu adalah mungkin. Lalu Ia memberitahu para murid untuk menyuruh orang-orang duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok - ini tidak disengaja: ini berarti bahwa mereka tidak lagi orang banyak, tetapi mereka menjadi komunitas, diberi makan oleh roti Allah. Lalu Ia mengambil roti dan ikan, menengadah ke langit, mengucap berkat - jelas mengacu pada Ekaristi - dan kemudian memecah-mecahkan roti itu dan mulai memberikannya kepada murid-murid-Nya, dan murid-murid menbagikannya... serta roti dan ikan tidak habis! Ini adalah mukjizat: lebih dari suatu penggandaan itulah berbagi, digerakkan oleh iman dan doa. Mereka semua makan dan beberapa yang tersisa: itu adalah tanda Yesus, roti Allah bagi umat manusia.

Para murid melihat, tetapi tidak mengerti pesan itu dengan baik. Mereka terjebak, seperti orang banyak, dalam antusiasme keberhasilan. Sekali lagi, mereka mengikuti logika manusia dan bukan logika Allah, logika pelayanan, kasih, iman. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus memanggil kita untuk beralih kepada iman dalam Sang Penyelenggara, untuk dapat berbagi sedikit diri kita dan yang kita miliki, serta tidak pernah untuk menutup pada diri kita sendiri. Mari kita memohon Bunda kita Maria untuk membantu dalam peralihan ini, untuk benar-benar mengikuti Yesus yang kita sembah dalam Ekaristi. Amin.