Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 29 Agustus 2018 : TENTANG KUNJUNGAN KE IRLANDIA

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Akhir pekan lalu saya melakukan perjalanan ke Irlandia untuk ambil bagian dalam Pertemuan Keluarga Sedunia. Saya yakin kalian melihatnya di televisi. Kehadiran saya terutama untuk meneguhkan keluarga-keluarga kristiani dalam panggilan dan perutusan mereka. Ribuan keluarga - suami-istri, kakek-nenek, anak-anak - berkumpul di Dublin, dengan segala keberagaman bahasa, budaya, dan pengalaman mereka, adalah tanda yang mengesankan tentang indahnya impian Allah bagi seluruh keluarga manusia. Dan kita mengetahuinya : impian Allah adalah persatuan, kerukunan, dan kedamaian dalam keluarga dan di dunia, buah dari kesetiaan, pengampunan dan pendamaian, yang telah Ia berikan kepada kita di dalam Kristus. Ia memanggil keluarga-keluarga untuk ambil bagian dalam impian ini dan membuat dunia menjadi rumah di mana tidak ada seorang pun yang sendirian, tidak ada seorang pun yang tak dikehendaki, tidak ada seorang pun yang tersingkirkan. Pikirkanlah baik-baik tentang hal ini : apa yang diinginkan Tuhan adalah bahwa tidak seorang pun sendirian, tidak ada yang tidak diinginkan, tidak ada yang dikecualikan. Oleh karena itu, tema Pertemuan Keluarga Sedunia ini sangat tepat. Tema tersebut berbunyi demikian : "Injil Keluarga, Sukacita Bagi Dunia".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN DI KAPEL PENAMPAKAN, KNOCK, IRLANDIA 26 Agustus 2018

Saudara-saudari terkasih,

Saya bersyukur kepada Allah atas kesempatan ini, dalam konteks Pertemuan Keluarga Sedunia, mengunjungi tempat kudus ini, yang sangat disayangi oleh orang-orang Irlandia. Saya berterima kasih kepada Uskup Agung Neary dan Rektor, Pastor Gibbons, atas sambutan hangat mereka.

Di Kapel Penampakan, saya memanjatkan doa pengantaraan kepada Bunda Maria yang penuh kasih bagi seluruh keluarga di dunia, dan, dengan secara khusus, keluarga-keluarga kalian, keluarga-keluarga Irlandia. Maria, bunda kita memahami sukacita dan perjuangan yang dirasakan di setiap rumah. Menggenggam keluarga-keluarga dalam hatinya yang tak bernoda, Maria membawa mereka dengan kasih menuju takhta Putranya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 22 Agustus 2018 : TENTANG DASA FIRMAN (BAGIAN V)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan katekese tentang Dasa Firman, hari ini kita merenungkan perintah "Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan" (Kel 20:7). Kita benar-benar membaca Firman ini sebagai undangan untuk tidak menghina nama Allah dan menghindari menggunakannya secara tidak layak. Makna yang jelas ini mempersiapkan kita untuk merenungkan lebih lanjut kata-kata yang berharga ini, tidak menggunakan nama Allah dengan sembarangan - dengan tidak layak. Marilah kita mendengarkan kata-kata tersebut lebih baik. Terjemahan "Janganlah menyebut" mengalihbahasakan ungkapan yang secara harfiah berarti, dalam bahasa Ibrani dan dalam bahasa Yunani, "Janganlah menggunakan, janganlah menyandang".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 19 Agustus 2018 : TENTANG YESUS KRISTUS, SANG ROTI HIDUP YANG TURUN DARI SURGA

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Perikop Injil hari Minggu ini (bdk. Yoh 6:51-58) memperkenalkan kita bagian kedua dari wejangan Yesus di rumah ibadat Kapernaum, setelah memberi makan orang banyak dengan lima roti dan dua ikan - penggandaan roti. Ia memaparkan diri-Nya sebagai “roti hidup yang telah turun dari surga”; roti yang memberi hidup yang kekal, dan Ia menambahkan, “Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (ayat 51). Perikop ini bersifat menegaskan dan, pada kenyataannya, memancing reaksi para pendengar-Nya, yang mulai bertengkar di antara mereka : “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” (ayat 52). Ketika tanda dari roti yang dibagikan mengarah kepada makna yang sesungguhnya, yaitu, pemberian diri-Nya hingga titik pengorbanan, ketidakpuasan muncul, pada kenyataannya, penolakan itu muncul terhadap-Nya yang tidak lama sebelumnya mereka inginkan membawa kemenangan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Agustus 2018 : TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga hari ini, umat Allah yang setia dan kudus mengungkapkan dengan sukacita penghormatan mereka terhadap Bunda Maria. Mereka melakukannya dalam liturgi secara bersama-sama dan juga dalam ribuan rupa cara kesalehan; serta dengan demikian, nubuat Maria sendiri menjadi kenyataan : “Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48), karena Tuhan telah memperhatikan hamba-Nya yang rendah hati.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 12 Agustus 2018 : JANGANLAH MENDUKAKAN ROH KUDUS YANG KITA TERIMA DALAM PEMBAPTISAN

Saudara-saudari yang terkasih dan kaum muda Italia yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Bacaan Kedua hari ini, kepada kita Santo Paulus menyampaikan undangan mendesak : “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Ef 4:30).

Tetapi saya bertanya-tanya, bagaimana Roh Kudus berduka? Kita semua menerima-Nya dalam Pembaptisan dan dalam Krisma, oleh karena itu, guna tidak mendukakan Roh Kudus, hidup selaras dengan janji-janji baptis, diperbaharui dalam Krisma adalah penting. Selaras, bukan dengan kemunafikan: jangan melupakan hal ini. Orang Kristiani tidak bisa menjadi seorang yang munafik; ia harus hidup selaras. Janji-janji baptis memiliki dua aspek : meninggalkan kejahatan dan menganut kebaikan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 8 Agustus 2018 : TENTANG DASA FIRMAN (BAGIAN 4)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita melanjutkan dengan merenungkan tentang Dasa Firman, merenungkan lebih lanjut tema penyembahan berhala, tema yang kita bicarakan pekan lalu. Sekarang kita mengambil tema tersebut karena sangat penting dipahami. Dan paling baik kita mengambil petunjuk dari berhala anak lembu tuangan, yang dibicarakan dalam Kitab Keluaran (32:1-8) - perikop yang baru saja kita dengar. Kisah ini memiliki konteks yang tepat : padang gurun, tempat bangsa Israel menunggu Musa, yang naik ke gunung untuk menerima petunjuk Allah.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 5 Agustus 2018 : MAKNA MUKJIZAT PENGGANDAAN ROTI DAN IKAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pada hari-hari Minggu terakhir ini, liturgi telah menunjukkan kepada kita gambaran Yesus yang penuh kelembutan, yang pergi untuk menemui orang banyak dan kebutuhan mereka. Dalam kisah Injil hari ini (bdk. Yoh 6:24-35) sudut pandang berubah : orang banyak, yang diberi makan oleh Yesus, yang sekali lagi mulai mencari-Nya. Namun, bagi Yesus tidaklah cukup orang-orang mencari-Nya; Ia ingin orang-orang mengenal-Nya. Ia menginginkan pencarian dan pertemuan dengan-Nya melampaui kepuasan kebutuhan jasmani seketika itu juga. Yesus datang untuk membawakan sesuatu yang lebih kepada kita : membuka keberadaan kita ke cakrawala yang lebih luas ketimbang asyik dengan makanan sehari-hari, pakaian, karier dan sebagainya. Oleh karena itu, berpaling kepada orang banyak Ia berseru : "Sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang" (ayat 26). Dengan demikian Ia merangsang orang-orang untuk melangkah maju, bertanya kepada diri mereka sendiri tentang makna mukjizat, dan bukan hanya mengambil keuntungan daripadanya. Sebenarnya, penggandaan roti dan ikan adalah tanda dari karunia besar yang telah dibuat Bapa untuk umat manusia, yaitu Yesus sendiri!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 1 Agustus 2018 : TENTANG DASA FIRMAN (BAGIAN III)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Kita telah mendengar perintah pertama dari Dasa Firman : “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Kel 20:3). Ada baiknya berhenti sejenak pada tema pemujaan berhala, yang sangat penting dan tepat waktu.

Perintah itu melarang membuat berhala-berhala[1] atau gambar[2] dari segala macam yang ada :[3] segalanya, pada kenyataannya, dapat dipergunakan sebagai berhala-berhala. Kita sedang berbicara tentang kecenderungan manusiawi, yang tak mengecualikan orang percaya maupun orang tak percaya. Sebagai contoh, kita umat kristiani dapat bertanya pada diri kita sendiri : siapakah, sesungguhnya, Tuhanku? Apakah kecenderungan tersebut merupakan Kasih yang satu dan bersifat Tritunggal atau apakah kecenderungan tersebut adalah gambaran saya, kesuksesan pribadi saya, mungkin, di dalam Gereja? “Pemujaan berhala tidak hanya ditemukan dalam upacara palsu di dunia kafir. Ia juga merupakan satu godaan yang terus-menerus bagi umat beriman. Pemujaan berhala itu ada, apabila manusia menghormati dan menyembah suatu hal tercipta sebagai pengganti Allah” (Katekismus Gereja Katolik, no. 2113).