Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 Agustus 2017 : TENTANG KENANGAN, PENGHARAPAN DAN PANGGILAN

Hari ini saya ingin kembali ke pokok bahasan yang sangat penting: hubungan antara pengharapan dan kenangan, dengan mengacu khususnya kepada kenangan akan panggilan. Dan saya mengambil sebagai contoh panggilan Yesus kepada murid-murid pertama. Pengalaman ini tetap terekam dalam ingatan mereka, yang mana salah seorang dari mereka bahkan mencatat jamnya : "waktu itu kira-kira pukul empat" (Yoh 1:39). Penginjil Yohanes menceritakan ulang episode tersebut sebagai sebuah kenangan masa muda yang jelas, yang tetap utuh dalam kenangannya sebagai seorang tua, karena Yohanes menuliskan hal-hal ini saat ia sudah lanjut usia.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 27 Agustus 2017 : TENTANG PENGAKUAN IMAN KEPADA KRISTUS, PUTRA ALLAH

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari Minggu ini (Mat 16:13-20) membawa kita kembali ke perikop kunci dalam perjalanan Yesus bersama murid-murid-Nya : saat di mana Ia ingin menguji titik yang telah dicapai oleh iman mereka kepada-Nya. Pertama, Ia ingin tahu apa pendapat orang tentang Dia; dan orang-orang berpikir bahwa Yesus adalah seorang nabi, sesuatu yang benar, tetapi itu tidak memahami inti pokok Pribadi-Nya, itu tidak memahami inti pokok perutusan-Nya. Kemudian Ia mengajukan kepada murid-murid-Nya pertanyaan yang paling banyak ada di hati-Nya, yaitu Ia langsung bertanya kepada mereka : "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (ayat 15). Dengan "tetapi" itu dengan tegas Yesus memisahkan para rasul dari orang banyak, seolah-olah mengatakan : Tetapi kamu, yang bersama-Ku setiap hari dan mengenal-Ku dari dekat, apa lagi yang telah kamu baca? Sang Guru mengharapkan, dari murid-murid-Nya sendiri, sebuah jawaban yang luhur dan berbeda dari jawaban orang banyak. Dan, pada kenyataannya, jawaban semacam itu justru muncul dari hati Simon, yang disebut Petrus : "Engkau adalah Mesias, Putra Allah yang hidup!" (ayat 16). Simon Petrus mengucapkan kata-kata yang lebih besar dari dirinya, kata-kata yang tidak berasal dari kemampuan alamiah dirinya. Mungkin ia tidak belajar di sekolah dasar, dan ia bisa mengatakan kata-kata ini, yang lebih kuat dari dirinya! Tetapi, kata-kata tersebut diilhami oleh Bapa surgawi (bdk. ayat 17), yang mengungkapkan kepada Sang Rasul pertama Kelompok Dua Belas jatidiri Yesus yang sesungguhnya : Dialah Mesias, Sang Putra yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Dari jawaban ini, Yesus mengerti bahwa, berkat iman yang diberikan oleh Bapa, ada sebuah landasan yang kokoh yang di atasnya Ia dapat membangun jemaat-Nya, Gereja-Nya. Oleh karena itu, Ia berkata kepada Simon : "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (ayat 18).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 23 Agustus 2017 : PENGHARAPAN KRISTIAN ADALAH SAMBUTAN SURGAWI ALLAH

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar". Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku (Why 21:5-7)

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Kita mendengarkan Sabda Allah dalam Kitab Wahyu, dan Sabda tersebut mengatakan demikian : "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" (21:5). Pengharapan kristiani berlandaskan iman kepada Allah, yang selalu menciptakan hal-hal baru dalam kehidupan manusia, Ia menciptakan hal-hal baru dalam sejarah dan Ia menciptakan hal-hal baru dalam alam semesta. Allah kita adalah Allah yang menciptakan hal-hal baru, karena Ia adalah Allah kejutan-kejutan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 20 Agustus 2017 : TENTANG KEBUTUHAN AKAN IMAN YANG TAK TERGOYAHKAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini (Mat 15:21-28) memaparkan kepada kita sebuah teladan iman yang luar biasa dalam pertemuan Yesus dengan seorang perempuan Kanaan, seorang asing bagi orang-orang Yahudi. Adegan itu terbentang ketika Ia dalam perjalanan ke kota Tirus dan Sidon, sebelah barat laut Galilea : di sanalah perempuan tersebut memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan putrinya yang, menurut Injil, "kerasukan setan dan sangat menderita" (ayat 22). Awalnya Tuhan nampaknya tidak mendengarkan teriakan kesedihan ini, sedemikian rupa sehingga membangkitkan campur tangan para murid, yang menengahi dia. Kebersikukuhan Yesus yang terang-terang tersebut tidak mengecilkan hati ibu ini, yang bersikeras pada permintaannya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Agustus 2017 : TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Injil memaparkan kepada kita perempuan muda Nazaret yang, setelah menerima pemberitahuan Malaikat, bergegas mendekati Elisabet, pada bulan-bulan terakhir kehamilannya yang ajaib. Sesampainya di rumahnya, Maria menerima dari mulutnya kata-kata yang keluar yang membentuk doa "Salam Maria" : "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu" (Luk 1:42). Sesungguhnya, karunia terbesar yang dibawa Maria bagi Elisabet - dan bagi seluruh dunia - adalah Yesus, yang sekarang hidup di dalam dirinya; serta hidup tidak hanya oleh iman dan pengharapan, seperti dalam begitu banyak perempuan Perjanjian Lama : Yesus mengambil rupa daging manusia dari Perawan Maria untuk perutusan keselamatan-Nya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 13 Agustus 2017 : TENTANG PENTINGNYA IMAN YANG KOKOH

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini perikop Injil (Mat 14:22-33) memaparkan kisah Yesus yang, setelah berdoa sepanjang malam di pantai Danau Galilea, berangkat menuju perahu murid-murid-Nya dengan berjalan di atas air. Perahu itu berada di tengah danau, terhalang angin kencang yang dahsyat. Ketika mereka melihat Yesus berjalan di atas air, para murid mengira Ia adalah seorang hantu dan menjadi takut. Tetapi Ia meyakinkan mereka : "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (ayat 27). Petrus, dengan keberaniannya seperti biasa, berkata kepada-Nya : "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air" : dan Yesus memanggilnya : "Datanglah!" (ayat 28-29). Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air menuju Yesus; tetapi, karena angin tersebut, ia takut dan mulai tenggelam. Kemudian ia berteriak : "Tuhan, tolonglah aku!". Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia (ayat 30-31).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 Agustus 2017 : PENGAMPUNAN DAN BELAS KASIH ILAHI ADALAH PENGGERAK PENGHARAPAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Kita mendengar reaksi orang-orang Farisi tamu Simon : "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" (Luk 7:49). Yesus baru saja melakukan sebuah tindakan yang menimbulkan pergunjingan. Seorang perempuan di kota itu, yang dikenal oleh semua orang sebagai seorang pendosa, memasuki rumah Simon, berlutut di kaki Yesus dan menuangkan minyak wangi ke kaki-Nya. Semua orang yang ada di meja berkata dalam hati : jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini. Para perempuan itu, hal-hal yang buruk, hanya berguna dijumpai secara tersembunyi, juga oleh para pemimpin, atau dilempari batu. Menurut mentalitas saat itu, pemisahan antara orang-orang kudus dan orang-orang berdosa, antara yang tahir dan yang tidak tahir, haruslah jelas.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 Agustus 2017 : TENTANG PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIAAN-NYA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Minggu ini liturgi merayakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Injil hari ini menceritakan kepada kita bahwa Rasul Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah saksi-saksi dari peristiwa luar biasa ini. Yesus membawa mereka bersama-Nya "dan menuntun mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi" (Mat 17:1) dan, ketika Ia sedang berdoa, wajah-Nya berubah rupa, bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Lalu Musa dan Elia muncul, sedang berbicara dengan-Nya. Pada titik ini, Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia" (ayat 4). Ia belum selesai berbicara saat awan terang menaungi mereka.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 Agustus 2017 : TENTANG BAPTISAN, PINTU PENGHARAPAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Ada saat ketika gereja-gereja berkiblat ke Timur. Kita memasuki bangunan suci dengan sebuah pintu yang terbuka menuju ke Barat dan, berjalan di bagian tengah bangunan, kita terarah ke Timur. Itulah sebuah simbol penting bagi manusia dahulu kala, sebuah alegori yang dalam perjalanan sejarah semakin menurun. Kita orang-orang zaman modern, apalagi terbiasa menyimak tanda-tanda besar alam semesta, hampir tidak pernah memperhatikan hal semacam itu. Barat adalah titik utama matahari terbenam, di mana terang menghilang. Sebaliknya, Timur adalah tempat di mana kegelapan dikalahkan oleh terang pagi-pagi buta dan mengingatkan kita akan Kristus, Sang Surya yang berasal dari tempat tinggi cakrawala dunia (Luk 1:78).

Ritus Baptisan dahulu kala berpraduga bahwa para katekumen seharusnya memancarkan tahap pertama pengakuan iman mereka dengan mata mengarah ke Barat. Dan dalam posisi itu, mereka ditanya : "Apakah kamu menolak Setan, pelayanannya dan karyanya?". Dan orang-orang kristiani yang lebih kemudian mengulangi serempak : "Aku menolak!". Kemudian mereka berpaling ke kubah gereja, ke arah Timur, di mana terang dilahirkan, dan para calon baptis kembali ditanyai : “Apakah kamu percaya pada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus?” Dan kali ini mereka menjawab : “Aku percaya”.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 30 Juli 2017 : TENTANG PERUMPAMAAN HARTA YANG TERPENDAM DAN MUTIARA YANG SANGAT BERHARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Wacana pengibaratan Yesus, yang mengelompokkan tujuh perumpamaan dalam Injil Matius bab 13, berakhir dengan tiga perumpamaan yang serupa hari ini : harta yang terpendam (ayat 44), mutiara yang sangat berharga (ayat 45-46) dan pukat (ayat 47-48). Saya berhenti sejenak pada dua perumpamaan pertama, yang menekankan keputusan pelaku utama untuk menjual semuanya guna mendapatkan apa yang telah mereka temukan. Dalam kasus pertama, seorang petani yang kebetulan menemukan harta yang terpendam di ladang tempat ia sedang bekerja. Ladang tersebut bukan miliknya, ia harus mendapatkannya jika ia ingin memiliki harta yang terpendam itu : maka ia memutuskan untuk mempertaruhkan seluruh kekayaannya agar tidak kehilangan kesempatan yang sungguh luar biasa itu. Dalam kasus kedua kita mendapati seorang pedagang mutiara; ia, sebagai seorang pakar yang berpengalaman, telah memilih sebuah mutiara yang sangat berharga. Ia juga memutuskan untuk mempertaruhkan segalanya pada mutiara itu, hingga menjual seluruh mutiara lainnya.