Liturgical Calendar

2019 : TAHUN DALAM TELAAH BERSAMA PAUS FRANSISKUS


Menjelang akhir tahun 2019, marilah kita menelaah peristiwa, pertemuan, wejangan, homili dan perjalanan yang telah dilakukan Paus Fransiskus selama setahun. Selama setahun, Paus Fransiskus terus-menerus mengingatkan kita bahwa tugas yang mahapenting adalah mewartakan Injil. Dalam tahun 2019, kita menyaksikan Paus Fransiskus melakukan hal tersebut, melalui 41 Audiensi Umum (merefleksikan doa Bapa Kami dan Kisah Para Rasul), 56 wejangan dalam doa Malaikat Tuhan dan Ratu Surga, lebih dari 60 homili publik, dan 44 homili yang disampaikan selama Misa harian pagi di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Semua ini tanpa menghitung pesan, surat, dokumen, wawancara, dan sekitar 260 pidato, yang disampaikan di Roma dan dalam perjalanan apostoliknya ke luar negeri.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 29 Desember 2019 : TENTANG PESTA KELUARGA KUDUS


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dan sungguh, hari ini adalah hari yang indah ... Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus dari Nazaret. Istilah “kudus” menyertakan keluarga ini dalam lingkup kekudusan, yang merupakan karunia Allah tetapi, pada saat yang sama, merupakan ketaatan yang leluasa dan bertanggung jawab terhadap rencana Allah. Demikian juga bagi keluarga Nazaret, <yang> sungguh terbuka terhadap kehendak Allah. Bagaimana kita tidak kagum pada ketaatan Maria terhadap perbuatan Roh Kudus, yang memintanya untuk menjadi Bunda Mesias? - karena, seperti setiap perempuan belia pada zamannya, Maria akan mewujudkan rencana hidupnya, yaitu menikah dengan Yusuf.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 26 Desember 2019 : BELAJAR DARI SANTO STEFANUS, ARAHKAN PANDANGAN PADA YESUS

Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini dirayakan pesta Santo Stefanus, martir pertama. Kitab Kisah Para Rasul berbicara kepada kita tentang dia (bdk. Bab 6-7) dan Bacaan liturgi hari ini menyajikan saat-saat terakhir hidupnya, ketika ia ditangkap dan dilempari batu (bdk. 6:12;7:54-60). Dalam suasana Natal yang penuh sukacita, ingatan akan umat kristiani pertama yang terbunuh karena iman ini mungkin tampak tidak pada tempatnya. Namun, tepatnya dalam sudut pandang iman, perayaan hari ini selaras dengan makna Natal yang sesungguhnya. Dalam kemartiran Stefanus, pada kenyataannya, kekerasan dikalahkan oleh kasih, maut, [dikalahkan] oleh kehidupan : pada saat kesaksian tertinggi, ia merenungkan langit terbuka dan memberikan pengampunan kepada para penganiayanya (bdk. ayat 60).

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI PERDAMAIAN SEDUNIA KE-53 (1 Januari 2020)


PERDAMAIAN SEBAGAI JALAN HARAPAN : DIALOG, REKONSILIASI DAN PERTOBATAN EKOLOGIS

1.       Perdamaian, perjalanan harapan dalam menghadapi rintangan dan pencobaan

Perdamaian adalah nilai luhur dan berharga, tujuan pengharapan kita dan dambaan seluruh keluarga manusia. Sebagai sebuah sikap manusiawi, harapan kita akan perdamaian ditandai oleh ketegangan eksistensial yang memungkinkannya pada saat ini, dengan segala kesulitannya, untuk “dapat dihayati dan diterima, asalkan terarah kepada tujuan, apabila tentang tujuan itu kita dapat yakin, dan apabila tujuan itu begitu mulia sehingga jerih payah perjalanannya dapat dibenarkan."[1] Dengan demikian, harapan adalah keutamaan yang mengilhami kita dan membuat kita terus bergerak maju, bahkan ketika hambatan tampak tak teratasi.

PESAN NATAL DAN BERKAT "URBI ET ORBI" DARI PAUS FRANSISKUS (Rabu, 25 Desember 2019)


“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar” (Yes 9:1)

Saudara-saudari yang terkasih, selamat Natal!

Dari rahim Gereja Induk, Putra Allah yang menjelma lahir baru malam ini. Namanya Yesus, yang berarti : "Allah menyelamatkan". Bapa, Kasih yang abadi dan tak terbatas, telah mengutus-Nya ke dunia bukan untuk menghukum dunia melainkan menyelamatkannya (bdk. Yoh 3:17). Bapa telah memberikan-Nya kepada kita dengan belas kasih yang besar. Ia telah memberikan-Nya kepada semua orang. Ia telah memberikan-Nya selamanya. Sang Putra dilahirkan, seperti cahaya kecil yang berkelap-kelip dalam dingin dan gelapnya malam.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 22 Desember 2019 : SANTO YUSUF YANG LEMAH LEMBUT DAN BIJAKSANA MENGAJARKAN KITA UNTUK PERCAYA


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Hari Minggu Adven IV dan terakhir ini, Bacaan Injil (bdk. Mat 1:18-24) menuntun kita menuju Natal melalui pengalaman Yusuf, sosok yang tampaknya tingkatan kedua, tetapi dalam sikapnya segenap kebijaksanaan Kristiani tercakup. Ia, bersama dengan Yohanes Pembaptis dan Maria, adalah salah satu kepribadian yang ditawarkan Liturgi kepada kita untuk Masa Adven dan, dari ketiganya, ia adalah yang paling sederhana. Ia tidak berkhotbah, ia tidak berbicara tetapi berusaha melakukan kehendak Allah. Dan ia melakukannya dengan bercorak Injil dan Sabda Bahagia. Kita berpikir : “ "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3). Dan Yusuf miskin karena ia hidup dari yang pokok, ia bekerja, ia hidup dari bekerja. Kemiskinan yang menjadi ciri khas dari orang-orang yang sadar bahwa segala sesuatu bergatung pada Allah dan di dalam Dia menaruh segenap kepercayaan mereka.

SURAT APOSTOLIK “ADMIRABILE SIGNUM” DARI BAPA SUCI FRANSISKUS TENTANG MAKNA DAN PENTINGNYA GUA NATAL


SURAT APOSTOLIK “ADMIRABILE SIGNUM” DARI BAPA SUCI FRANSISKUS TENTANG MAKNA DAN PENTINGNYA GUA NATAL

1.       Tanda mengagumkan dari gua Natal (kandang Natal), yang sangat disukai umat Kristiani, tak henti-hentinya membangkitkan keheranan dan ketakjuban. Penggambaran kelahiran Yesus sendiri adalah pewartaan sederhana dan sukacita akan misteri Inkarnasi Putra Allah. Gambaran kelahiran itu seperti sebuah Injil hidup yang muncul dari halaman-halaman Kitab Suci. Ketika kita merenungkan kisah Natal, kita diundang untuk memulai sebuah perjalanan rohani, yang berawal dari kerendahan hati Allah yang menjadi manusia untuk menjumpai setiap orang. Kita menjadi sadar bahwa begitu besar kasih-Nya kepada kita, bahwa Ia menjadi salah satu dari kita, sehingga kita pada gilirannya dapat bersatu dengan-Nya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 18 Desember 2019 : TENTANG KANDANG NATAL, INJIL RUMAH TANGGA (Luk 2:15-16)


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam sepekan ini Natal akan tiba. Selama hari-hari ini, seraya kita bergegas mempersiapkan pesta itu, kita dapat menanyakan pada diri kita sendiri : "Bagaimana aku sedang mempersiapkan diri untuk kelahiran Sosok yang sedang dirayakan?" Cara yang sederhana namun ampuh untuk mempersiapkan diri kita adalah dengan membuat kandang Natal. Tahun ini saya juga telah mengikuti cara ini : saya pergi ke Greccio, tempat Santo Fransiskus membuat kandang Natal pertama dengan umat di tempat itu. Dan saya menulis sepucuk surat untuk mengingatkan kembali makna tradisi ini, apa artinya kandang Natal dalam Masa Natal.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Desember 2019 : TENTANG HARI MINGGU ADVEN III (HARI MINGGU GAUDETE)


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam hari Minggu Adven III ini, yang disebut Hari Minggu “Sukacita”, sabda Allah mengundang kita di satu sisi untuk bersukacita, dan di sisi lain menyadari bahwa keberadaan juga mencakup saat-saat keraguan, yang di dalamnya kita sulit untuk percaya. Sukacita dan keraguan sama-sama merupakan pengalaman yang menjadi bagian kehidupan kita.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 11 Desember 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (26:22-23) - BAGIAN 17


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam membaca Kisah Para Rasul, perjalanan Injil berlanjut di dunia, dan meterei penderitaan semakin menandai kesaksian Paulus. Namun, hal ini adalah sesuatu yang tumbuh seiring berjalannya waktu dalam kehidupan Paulus. Paulus bukan hanya penginjil yang penuh semangat, misionaris pemberani di antara orang-orang bukan Yahudi, yang memberikan kehidupan kepada jemaat-jemaat kristiani yang baru, tetapi ia juga adalah saksi yang menderita dari Yesus yang bangkit (bdk. Kis 9:15-16).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 8 Desember 2019 : TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, yang bersituasi dalam konteks Adven, saat penantian : Allah akan menggenapi apa yang telah Ia janjikan. Namun, pesta hari ini memberitakan kepada kita bahwa sesuatu telah sedang tergenapi, dalam pribadi dan kehidupan Perawan Maria. Hari ini kita memikirkan awal penggenapan ini, yang bahkan sebelum kelahiran Bunda Tuhan tersebut. Faktanya, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda menuntun kita ke saat yang tepat yang di dalamnya kehidupan Maria mulai berdetak di dalam rahim ibunya : kasih Allah yang sedang menguduskan sudah ada di sana, melindunginya dari pencemaran kejahatan, yang merupakan sifat turun-temurun keluarga umat manusia pada umumnya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 4 Desember 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (20:32-35) - BAGIAN 16


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Perjalanan Injil berlanjut tanpa jeda dalam Kisah Para Rasul, dan perjalanan tersebut melintasi kota Efesus mengejawantahkan segenap ruang lingkup keselamatannya. Syukur kepada Paulus, sekitar dua belas orang menerima Pembaptisan dalam nama Yesus dan mengalami pencurahan Roh Kudus, yang memperbaharui diri mereka (bdk. Kis 19:1-7). Kemudian, beberapa mukjizat terjadi melalui Rasul Paulus : orang-orang sakit disembuhkan dan orang-orang yang kerasukan roh-roh jahat dibebaskan (bdk. Kis 19:11-12). Ini terjadi karena murid itu seperti Gurunya (bdk. Luk 6:40) dan menjadikan-Nya hadir dengan menyampaikan kepada saudara seiman kehidupan baru yang telah ia terima daripada-Nya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 1 Desember 2019 : TENTANG HARI MINGGU ADVEN I


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini, Hari Minggu Adven I, Tahun Liturgi baru dimulai. Dalam empat pekan Adven ini, liturgi menuntun kita menuju perayaan kelahiran Yesus, seraya mengingatkan kita bahwa Ia datang setiap hari dalam hidup kita, dan akan kembali dengan gemilang di akhir zaman. Kepastian ini mendorong kita untuk melihat masa depan dengan penuh keyakinan, seperti yang diminta nabi Yesaya untuk kita lakukan, yang dengan suaranya yang terilhami menyertai seluruh perjalanan Adven. Dalam Bacaan Pertama hari ini, Yesaya menubuatkan bahwa “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana" (Yes 2:2). Bait Allah di Yerusalem disajikan sebagai titik temu semua orang. Setelah penjelmaan Putra Allah, Yesus sendiri menyatakan diri-Nya sebagai Bait Allah yang sesungguhnya. Karena itu, Yesaya melihat secara luar biasa janji ilahi dan mendorong kita untuk mengambil sikap peziarahan, berjalan menuju Kristus, makna dan akhir sejarah. Semua orang yang lapar dan haus akan keadilan, hanya dapat menemukannya dengan mengikuti cara Tuhan; sedangkan kejahatan dan dosa berasal dari fakta bahwa individu dan kelompok sosial lebih suka mengikuti cara-cara yang didikte oleh kepentingan egoistik, yang menyebabkan pertikaian dan peperangan. Sebaliknya, jika masing-masing orang mencari, dengan bimbingan Tuhan, jalan kebaikan, maka akan ada lebih banyak keselarasan dan kerukunan di dunia. Adven adalah saat yang tepat untuk menyambut kedatangan Yesus, yang datang sebagai Utusan perdamaian untuk menunjukkan kepada kita cara-cara Allah.