Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 Oktober 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (16:9-34) - BAGIAN 13


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Membaca Kisah Para Rasul kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus adalah sosok utama perutusan Gereja : Dialah yang menuntun jalan para pewarta Injil, menunjukkan kepada mereka cara untuk mengikutinya.

Kita melihat hal ini dengan jelas pada saat Rasul Paulus, yang tiba di Troas, menerima sebuah penglihatan. Seorang Makedonia membujuknya, ”Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" (Kis. 16:9). Orang-orang Makedonia Utara bangga akan hal ini, mereka sangat bangga telah memanggil Paulus sehingga Pauluslah yang mewartakan Yesus Kristus <kepada mereka>. Saya ingat sangat banyak orang-orang baik yang menerima saya dengan sangat hangat : orang-orang memelihara iman yang diwartakan Paulus kepada mereka! Rasul Paulus tidak ragu-ragu dan pergi ke Makedonia, yakin bahwa sebenarnya, Allahlah yang mengutusnya, dan ia mendarat di Filipi, “suatu kota perantauan orang Roma" (Kis 16:12) melalui Egnatia, untuk mewartakan Injil. Paulus berhenti di sana selama beberapa hari. Tiga peristiwa menjadi ciri persinggahannya di Filipi, selama tiga hari ini : tiga peristiwa penting. 1) penginjilan dan baptisan Lidia dan keluarganya; 2) penangkapan yang ia alami bersama Silas, setelah mengusir seorang hamba perempuan yang dieksploitasi oleh para tuannya; 3) pertobatan dan baptisan kepala penjara dan keluarganya. Marilah kita melihat tiga episode dalam kehidupan Paulus ini.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 27 Oktober 2019 : TENTANG PENUTUPAN SINODE PARA USKUP WILAYAH AMAZON


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Misa yang dirayakan pagi ini di Basilika Santo Petrus merupakan penutupan Sidang Khusus Sinode Para Uskup Wilayah Amazon. Bacaan pertama, dari Kitab Putera Sirakh, mengingatkan kita tentang titik awal perjalanan ini : permohonan orang miskin yang “menembus awan”, karena “Allah mendengarkan doa orang-orang yang tertindas” (Sir 35:21,17). Jeritan orang miskin, bersama dengan jeritan bumi, telah mencapai kita dari Amazon. Setelah tiga pekan ini, kita tidak bisa berpura-pura tidak mendengarnya. Suara-suara orang miskin, bersama-sama dengan suara-suara dari begitu banyak orang di dalam dan di luar Sidang Sinode - para gembala, kaum muda, para ilmuwan - memacu kita untuk tidak tetap acuh tak acuh. Kita sering mendengar ungkapan "nanti sudah terlambat" : itu tidak bisa tetap merupakan slogan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 23 Oktober 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (15:7-11) - BAGIAN 12


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Kitab Kisah Para Rasul menceritakan bahwa Gereja Yerusalem menerima Santo Paulus, setelah perjumpaan dengan Yesus yang mengubahnya, <dan> berterima kasih kepada Barnabas yang telah menjadi penengah. Namun, karena dimusuhi oleh beberapa orang, ia terpaksa pergi ke Tarsus, kota asalnya, tempat Barnabas bertemu dengannya untuk dilibatkan dalam perjalanan panjang Sabda Allah. Dapat dikatakan bahwa Kitab Kisah Para Rasul, yang kita ulas dalam katekese-katekese ini, adalah kitab perjalanan panjang Sabda Allah : Sabda Allah diwartakan, dan diwartakan di mana-mana. Perjalanan ini dimulai setelah penganiayaan yang hebat (bdk. Kis 11:19); tetapi penganiayaan tersebut, alih-alih menyebabkan kemunduran dalam penginjilan, malahan menjadi kesempatan untuk memperluas ladang tempat menyebarkan benih Sabda yang baik. Umat Kristiani tidak takut. Mereka harus melarikan diri, tetapi mereka melarikan diri bersama Sabda Allah, dan menyebarkan Sabda sedikit ke mana-mana.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 20 Oktober 2019 : TENTANG HARI MINGGU MISI SEDUNIA


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Bacaan kedua liturgi hari ini mengemukakan kepada kita nasihat yang ditujukan Rasul Paulus kepada Timotius rekan kerjanya yang setia : “Beritakanlah Sabda, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2Tim 4:2). Nada yang tulus : Timotius harus merasakan dirinya bertanggung jawab untuk memberitakan Sabda, dengan habis-habisan memikul tanggung jawab, yang tidak mengecualikan ambisi keberadaan apapun. Kepekaan perasaan Santo Paulus ini seharusnya menjadi kepekaan semua murid Yesus, yang dipanggil untuk menjadi saksi Injil di zaman kita ini, dalam umat manusia ini yang kadang-kadang saling bertentangan tetapi dikasihi tanpa batas oleh Allah.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 Oktober 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (10:34-36) - BAGIAN 11


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Perjalanan Injil di dunia, yang diceritakan oleh Santo Lukas dalam Kisah Para Rasul, disertai dengan daya cipta Allah yang luar biasa, yang diwujudkan dengan cara yang menakjubkan. Ia ingin anak-anak-Nya mengatasi setiap pembedaan untuk membuka diri mereka kepada universalitas keselamatan. Inilah tujuannya : mengatasi pembedaan dan membuka diri terhadap universalitas keselamatan karena Allah ingin menyelamatkan semua orang. Orang-orang yang dilahirkan kembali dari air dan Roh - yang dibaptis - dipanggil untuk keluar dari diri mereka sendiri dan membuka diri terhadap sesama, hidup berdekatan, gaya hidup bersama, yang mengubah setiap hubungan antarpribadi menjadi pengalaman persaudaraan (bdk. Seruan Apostolik Evangelii Gaudium, 87).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 Oktober 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (9:3-6) - BAGIAN 10


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dimulai dari kisah perajaman Stefanus, seorang tokoh muncul yang, di samping sosok Petrus, adalah sosok yang paling terkemuka dan tajam dalam Kisah Para Rasul : sosok "seorang muda yang bernama Saulus" (Kis 7:58). Ia digambarkan pada awalnya sebagai orang yang menyetujui kematian Stefanus dan ingin membinasakan Gereja (bdk. Kis 8:3); tetapi kemudian ia menjadi alat yang dipilih oleh Allah untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain (bdk. Kis 9:15;22:21;26:17).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 Oktober 2019 : TENTANG IMAN


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Perikop Injil hari ini (bdk. Luk 17:5-10) menyajikan tema iman, yang dikedepankan oleh permohonan para murid : " "Tambahkanlah iman kami!" (ayat 5). Doa yang indah, yang harus kita doakan sepanjang hari : “Tuhan, tambahkanlah iman kami!". Yesus menjawab dengan dua gambaran : biji sesawi dan hamba yang bersedia. "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu” (ayat 6). Pohon ara adalah pohon yang kuat, berakar kuat di bumi dan tahan terhadap angin. Oleh karena itu, Yesus ingin membuatnya dipahami bahwa iman, bahkan sekalipun kecil, bahkan dapat memiliki kekuatan membantun pohon ara; dan kemudian menanamnya di laut, yang merupakan sesuatu yang bahkan lebih mustahil : namun, tidak ada yang mustahil bagi orang yang beriman, karena ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri tetapi kekuatan Allah, yang dapat melakukan segalanya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 Oktober 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (Kis 8:5-8) – BAGIAN 9


Saudara-saudari terkasih!

Setelah kemartiran Stefanus, "pacuan" Sabda Allah tampaknya mengalami kemunduran, mengingat wabah "penganiayaan yang hebat terhadap Gereja di Yerusalem" (Kis 8:2). Setelah ini, para Rasul tinggal di Yerusalem, sementara umat Kristiani lainnya tersebar di tempat-tempat lain di Yudea dan di Samaria. Dalam kitab Kisah Para Rasul, penganiayaan muncul sebagai keadaan tetap dari kehidupan para murid, sesuai dengan apa yang dikatakan Yesus : "Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu" (Yoh 15:20). Namun, bukannya memadamkan api penginjilan, bahan bakar penganiayaan bahkan semakin menyalakannya.