Injil hari ini (Luk 13:22-30) mengajak kita untuk merenungkan tema keselamatan. Yesus sedang menanjak dari Galilea ke kota Yerusalem, dan sepanjang jalan, kata Santo Lukas Sang Penginjil, seseorang bertanya kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (13:23). Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut secara langsung: tidaklah penting mengetahui berapa banyak yang diselamatkan, tetapi lebih penting mengetahui apa jalan keselamatan. Maka Yesus menanggapi pertanyaan itu dengan mengatakan, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat" (ayat 24). Apakah yang Yesus maksudkan? Pintu apakah yang kita masuki? Dan mengapa Yesus berbicara tentang pintu yang sesak?
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 25 AGUSTUS 2013
Injil hari ini (Luk 13:22-30) mengajak kita untuk merenungkan tema keselamatan. Yesus sedang menanjak dari Galilea ke kota Yerusalem, dan sepanjang jalan, kata Santo Lukas Sang Penginjil, seseorang bertanya kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (13:23). Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut secara langsung: tidaklah penting mengetahui berapa banyak yang diselamatkan, tetapi lebih penting mengetahui apa jalan keselamatan. Maka Yesus menanggapi pertanyaan itu dengan mengatakan, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat" (ayat 24). Apakah yang Yesus maksudkan? Pintu apakah yang kita masuki? Dan mengapa Yesus berbicara tentang pintu yang sesak?
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 18 Agustus 2013
Dalam liturgi hari ini kita
mendengarkan kata-kata ini dari Surat kepada Orang Ibrani : "Bertekunlah dalam menjalankan perlombaan yang terbentang di hadapan kita sambil menjaga
mata kita tertuju pada Yesus, pemimpin dan
penyempurna iman" (Ibr 12:1-2). Ini adalah sebuah
pernyataan yang
harus kita soroti secara khusus dalam Tahun Iman
ini. Kita juga, selama seluruh tahun iman ini, harus menjaga pandangan kita tertuju pada Yesus karena iman, yang
adalah "ya" kita terhadap hubungan bakti kepada Allah, berasal
dari Dia, itu
berasal dari Yesus. Dialah
satu-satunya pengantara hubungan antara kita dan Bapa kita yang
di surga ini. Yesus adalah Putra dan kita
adalah anak-anak dalam
Dia.
SIAPA YANG BERHAK MENYEBUT NAMA ALLAH?
Umat
Islam Malaysia melancarkan kampanye pelarangan bagi umat Kristen
memakai nama "Allah" untuk menyebut Tuhan. Alasannya, "Allah" adalah
nama diri yang tidak bisa diikuti dengan kata milik "ku", "mu", dan
"nya". Sedangkan umat Kristen biasa merangkai kata milik untuk
"Allah" sehingga terbiasa mengucapkan kata Allahku, Allahmu, Allahnya.
Alasannya, umat Kristen meyakini doktrin, Yesus sama dengan Allah.
Bagi umat Islam Malaysia, sebutan ini adalah pelecehan kepada Allah,
Tuhan semesta alam, sehingga pemakaian kata Allah oleh pihak Kristen
dikhawatirkan bisa membingungkan dan "menipu" umat Islam. Kita akan melihat sekilas pemetaan silang pendapat mengenai
asal-usul nama Allah berikut ini.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS PADA DOA MALAIKAT TUHAN 15 AGUSTUS 2013
Berikut adalah kata-kata Bapa
Suci sebelum pembacaan Doa Malaikat
Tuhan pada akhir Misa perayaan Hari Raya Santa
Perawan Maria Diangkat Ke Surga, 15 Agustus 2013 di
Castel Gandolfo.
************************
Saudara dan saudari terkasih.
Pada akhir perayaan ini
kita beralih kepada Perawan Maria dengan doa Malaikat Tuhan. Jalan Maria menuju Surga dimulai dengan
"ya" yang diucapkan di Nazaret, dalam tanggapan terhadap Pembawa
Kabar surgawi yang memberitahukan kehendak Allah baginya. Dan pada
kenyataannya hanya seperti itulah
: setiap "ya" kepada Allah adalah sebuah langkah menuju Surga, menuju kehidupan kekal. Karena
inilah apa yang diinginkan Tuhan:
bahwa semua anak-anak-Nya memiliki
hidup dalam kelimpahan! Allah menginginkan setiap orang bersama-Nya, di
rumahnya!
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS PADA DOA MALAIKAT TUHAN 11 Agustus 2013
Halo, Saudara dan Saudari terkasih! Injil Hari Minggu ini (Luk
12:32-48) berbicara kepada kita tentang keinginan untuk pertemuan
definitif dengan Kristus, suatu keinginan yang
menjadikan kita selalu siap, dengan roh kita sadar, karena kita
menantikan perjumpaan ini dengan segenap hati kita, dengan segenap diri
kita.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS PADA DOA MALAIKAT TUHAN 4 Agustus 2013
Saudara dan saudari terkasih,
Hari yang baik!
Minggu lalu menemukan saya di Rio de Janeiro. Itulah Misa Kudus untuk penutupan Hari Orang Muda Sedunia. Saya pikir kita semua bersama-sama harus berterima kasih kepada Tuhan atas karunia besar dari peristiwa ini, untuk Brasil, untuk Amerika Latin, dan untuk seluruh dunia. Itulah tahap baru dalam peziarahan orang-orang muda di seluruh benua bersama Salib Kristus. Kita tidak boleh lupa bahwa hari-hari orang muda sedunia bukanlah "kembang api", saat-saat kegairahan yang berakhir bersama hari-hari itu; hari-hari itu adalah tahap-tahap dari sebuah perjalanan panjang, yang dimulai pada tahun 1985 melalui prakarsa Paus Yohanes Paulus II. Beliau mempercayakan Salib kepada orang-orang muda, dengan mengatakan, "Pergilah, dan aku akan datang bersama kalian". Dan terjadilah demikian; dan peziarahan orang-orang muda ini dilanjutkan bersama Paus Benediktus, dan terima kasih kepada Allah saya juga telah mampu menjalani tahap yang luarbiasa ini di Brasil. Marilah kita selalu ingat: kaum muda tidak sedang mengikuti Paus, mereka sedang mengikuti Yesus Kristus, memikul Salib-Nya. Dan Paus menuntun mereka dan mendampingi mereka dalam perjalanan iman dan harapan ini. Dan oleh karena itu saya berterima kasih kepada semua orang muda yang telah ikut serta, bahkan dengan melakukan pengorbanan. Dan saya berterima kasih kepada Tuhan juga untuk pertemuan-pertemuan lain yang saya alami bersama para imam dan rakyat negara besar yakni Brasil, dan juga dengan pihak berwenang dan para relawan. Semoga Tuhan membalas semua orang yang bekerja untuk festival iman yang besar ini.
Hari yang baik!
Minggu lalu menemukan saya di Rio de Janeiro. Itulah Misa Kudus untuk penutupan Hari Orang Muda Sedunia. Saya pikir kita semua bersama-sama harus berterima kasih kepada Tuhan atas karunia besar dari peristiwa ini, untuk Brasil, untuk Amerika Latin, dan untuk seluruh dunia. Itulah tahap baru dalam peziarahan orang-orang muda di seluruh benua bersama Salib Kristus. Kita tidak boleh lupa bahwa hari-hari orang muda sedunia bukanlah "kembang api", saat-saat kegairahan yang berakhir bersama hari-hari itu; hari-hari itu adalah tahap-tahap dari sebuah perjalanan panjang, yang dimulai pada tahun 1985 melalui prakarsa Paus Yohanes Paulus II. Beliau mempercayakan Salib kepada orang-orang muda, dengan mengatakan, "Pergilah, dan aku akan datang bersama kalian". Dan terjadilah demikian; dan peziarahan orang-orang muda ini dilanjutkan bersama Paus Benediktus, dan terima kasih kepada Allah saya juga telah mampu menjalani tahap yang luarbiasa ini di Brasil. Marilah kita selalu ingat: kaum muda tidak sedang mengikuti Paus, mereka sedang mengikuti Yesus Kristus, memikul Salib-Nya. Dan Paus menuntun mereka dan mendampingi mereka dalam perjalanan iman dan harapan ini. Dan oleh karena itu saya berterima kasih kepada semua orang muda yang telah ikut serta, bahkan dengan melakukan pengorbanan. Dan saya berterima kasih kepada Tuhan juga untuk pertemuan-pertemuan lain yang saya alami bersama para imam dan rakyat negara besar yakni Brasil, dan juga dengan pihak berwenang dan para relawan. Semoga Tuhan membalas semua orang yang bekerja untuk festival iman yang besar ini.
GAGASAN PENDUKUNG BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2013
GAGASAN
PENDUKUNG
Paus
Benediktus XVI melalui Surat Apostolik Porta
Fidei (Pintu kepada Iman) mengabdikan tahun 2013 sebagai Tahun Iman. Sang Gembala Gereja Semesta
mengajak segenap umat Kristen untuk merefleksikan imannya dan sekaligus
mengambil langkah kreatif untuk membangun iman dalam ziarah sepanjang tahun
2013.
Dalam
rangka membangun iman yang solid, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
mengajak umat Katolik Indonesia mendalami dokumen-dokumen Konsili Vatikan II
sebagai dasar pijak yang kokoh untuk terus bertumbuh dalam iman akan Kristus,
Sang Penyelamat. Para Bapa Uskup serentak pula mengajak umat untuk menghayati
iman dalam respek dan tanggung jawab kepada alam sekitar.
Menanggapi
seruan itu, Lembaga Biblika Indonesia (LBI) dalam kiprah gerakan Kerasulan
Kitab Suci di Indonesia menjadikan keluarga sebagai locus yang ideal bagi pewartaan iman perdana. Melalui Pertemuan
Nasional Kitab Suci yang dilaksanakan di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur, 1-5
Agustus 2012, segenap delegatus Kitab Suci sekeuskupan di Indonesia sepakat
mengusung tema "Kitab Suci dalam Keluarga" sebagai fokus kerasulan
Kitab Suci selama empat tahun (2013-2016). Melalui tema ini diharapkan setiap
keluarga bisa bertumbuh dalam iman berkat permenungan dan penghayatan akan
Sabda Allah yang tertulis dalam Kitab Suci.