Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 27 Juli 2014



Saudara dan saudari terkasih,
Kesamaan-kesamaan singkat yang mengemuka dalam liturgi hari ini mengakhiri bab Injil Matius yang didedikasikan untuk perumpamaan-perumpamaan Kerajaan Allah (13:44-52). Di antara perumpamaan-perumpamaan ini ada dua mahakarya kecil : perumpamaan tentang harta yang terpendam di ladang, dan perumpamaan mutiara yang sangat berharga. Mereka mengatakan kepada kita bahwa penemuan Kerajaan Allah bisa datang tiba-tiba, seperti ketika petani sedang membajak, menemukan harta yang tak terduga; atau setelah pencarian yang lama, seperti mutiara untuk pedagang, yang akhirnya menemukan mutiara yang sangat berharga yang sudah lama ia impikan. Tetapi dalam kasus itu dan dalam kasus lain, fakta utama tetaplah harta dan mutiara yang bernilai lebih dibanding semua benda lainnya. Oleh karena itu, petani dan pedagang, ketika mereka menemukan mereka, menyerahkan segala sesuatu yang lainnya untuk membeli mereka. Mereka tidak perlu beralasan, berpikir, merenung : mereka segera menyadari nilai tak tertandingi dari apa yang telah mereka temukan, dan bersedia kehilangan apa pun untuk memilikinya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 20 Juli 2014 : TENTANG PERUMPAMAAN GANDUM DAN LALANG

Saudara dan saudari terkasih,
Liturgi Hari Minggu ini menawarkan beberapa perumpamaan Injili, cerita-cerita pendek yang digunakan Yesus untuk memberitakan Kerajaan Surga kepada orang banyak. Di antara perumpamaan-perumpamaan dalam bacaan Injil hari ini, salah satunya yang agak rumit, adalah penjelasan Yesus kepada murid-murid-Nya tentang gandum yang baik dan lalang, yang membahas masalah kejahatan di dunia dan menyoroti kesabaran Allah (bdk. Mat 13:24-30,36-43). Adegan ini berlangsung di sebuah ladang di mana tuan ladang menabur gandum. Tetapi satu malam musuh datang dan menabur lalang, sebuah istilah yang dalam bahasa Ibrani berasal dari kata yang sama dengan "Iblis" dan mengacu pada konsep pembagian. Para hamba akan langsung memangkas gulma yang buruk, tetapi tuan ladang menghentikan mereka karena alasan ini: "Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu” (Mat 13:29).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 13 Juli 2014 : TENTANG PERUMPAMAAN PENABUR



Saudara dan saudari, terkasih,
Injil hari Minggu ini (Mat 13:1-23) menunjukkan kita khotbah Yesus di tepi Danau Galilea dan, karena orang banyak mengerumuni-Nya, Ia naik ke perahu, bergerak menjauh sedikit dari pantai dan berkhotbah dari sana. Ketika Ia berbicara kepada orang-orang, Yesus menggunakan banyak perumpamaan : sebuah bahasa yang mudah dipahami semua orang, dengan gambaran-gambaran yang diambil dari alam dan situasi kehidupan sehari-hari.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 Juli 2014 : MENELADAN KELEMAHLEMBUTAN DAN KERENDAHAN HATI KRISTUS



Saudara dan saudari,
Dalam Injil hari Minggu ini (Mat 11:25-30) kita menemukan undangan Yesus : "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat 11:28). Ia memiliki di hadapan-Nya orang-orang yang Ia temui setiap hari di jalan-jalan Galilea, banyak orang sederhana, orang-orang miskin, orang-orang sakit, orang-orang berdosa, orang-orang yang terpinggirkan ... Orang-orang ini selalu mengejar-ngejar-Nya untuk mendengarkan sabda-Nya - sebuah kata yang memberi harapan! - dan juga hanya menjamah ujung jubah-Nya. Yesus sendiri mencari orang banyak yang dilecehkan dan terlantar ini, yang seperti domba tanpa gembala (bdk. Mat 9:35-36), untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan banyak orang dalam tubuh dan dalam jiwa. Sekarang Ia memanggil mereka semua kepada diri-Nya : "Marilah kepada-Ku", dan menjanjikan mereka kelegaan dan pelipur lara.

ENSIKLIK "LUMEN FIDEI" (CAHAYA IMAN)



SURAT ENSIKLIK BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS 
MENGENAI IMAN 
LUMEN FIDEI” (CAHAYA IMAN) 

BAGI PARA USKUP, IMAM, DIAKON, KAUM RELIGIUS DAN UMAT BERIMAN AWAM

1. Cahaya iman: Inilah cara Tradisi Gereja menyatakan rahmat yang luar biasa yang dibawa oleh Yesus. Dalam Injil Yohanes, Kristus berkata tentang diri-Nya sendiri, "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan" (Yoh 12:46). Santo Paulus menggunakan gambaran yang sama, "Sebab Allah yang telah berfirman : 'Dari dalam gelap akan terbit terang', bercahaya di dalam hati kita" (2Kor 4:6). Dalam dunia orang tidak beriman, yang lapar akan cahaya, telah berkembang kultus dewa matahari, Sol Invictus, yang menyatakan dirinya setiap hari pada saat matahari terbit. Bahkan, meskipun matahari selalu baru tiap pagi, sinarnya tetap tidak mampu menerangi seluruh eksistensi manusia. Matahari tidak menerangi seluruh kenyataan; cahayanya tidak mampu memasuki bayangan kegelapan, tempat mata manusia tertutup pada cahaya. "Tidak pernah ada seorang pun - tulis Santo Yustinus Martir - mau mati demi imannya kepada matahari".[1] Sadar akan cakrawala luas yang oleh iman dibukakan di hadapan mereka, orang Kristen menyatakan Yesus sebagai matahari sejati, "yang cahayanya menganugerahi hidup".[2] Kepada Marta yang menangisi kematian saudaranya, Lazarus, Yesus berkata, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yoh 11:40). Mereka yang percaya akan melihat; mereka melihat dengan cahaya yang menerangi seluruh peziarahan hidup karena cahaya tersebut datang dari Kristus yang bangkit, bintang fajar yang tidak pernah terbenam.