Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 29 Maret 2017 : TENTANG SEKALIPUN TIDAK ADA DASAR UNTUK BERHARAP

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Perikop Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma yang baru saja kita dengar, memberi kita karunia yang besar. Bahkan, kita terbiasa mengakui Abraham sebagai Bapa kita dalam iman. Hari ini Rasul Paulus membuat kita memahami bahwa bagi kita Abraham juga adalah Bapa dalam pengharapan; tidak hanya Bapa iman tetapi Bapa pengharapan. Dan ini karena dalam kisahnya kita sudah bisa menerima sebuah maklumat kebangkitan, maklumat kehidupan baru yang mengatasi kejahatan dan kematian itu sendiri.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 26 Maret 2017 : TENTANG BERJALAN DALAM TERANG SEJATI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Inti pokok Injil, Hari Minggu Prapaskah IV ini, adalah Yesus dan seorang yang buta sejak lahir (Yoh 9:1-41). Kristus memulihkan penglihatannya dan melakukan mukjizat ini dengan semacam ritual simbolik : pertama, Ia mengaduk tanah dengan air liur dan mengoleskannya pada matanya; kemudian, memerintahkannya pergi dan membasuh dirinya di kolam Siloam. Orang itu pergi, membasuh, dan mendapatkan kembali penglihatannya. Dengan mukjizat ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai terang dunia; dan orang yang buta sejak lahir adalah kita masing-masing, karena kita diciptakan untuk mengenal Allah, tetapi oleh karena dosa, [kita] seperti orang buta, kita membutuhkan sebuah terang yang baru, terang iman, terang yang telah diberikan Yesus kepada kita. Bahkan, orang buta dalam Injil yang mendapatkan kembali daya penglihatannya membeberkan misteri Kristus. "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?". Ia menjawab dan berkata, "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya". Kata Yesus kepadanya, "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!". Ia berkata, "Aku percaya, Tuhan!", dan ia sujud menyembah-Nya.

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG MUDA SEDUNIA XXXII (Minggu, 9 April 2017)

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG MUDA SEDUNIA XXXII (Minggu, 9 April 2017) : “Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku” (Luk 1:49)

Sahabat-sahabat muda yang terkasih,

Di sinilah kita berada, kembali di jalan, setelah pertemuan besar kita di Kraków, di mana kita merayakan Hari Orang Muda Sedunia XXXI dan Yubileum untuk Kaum Muda sebagai bagian dari Tahun Suci Kerahiman. Kita mengambil sebagai pemandu kita Santo Yohanes Paulus II dan Santa Faustina Kowalska, para rasul kerahiman ilahi, dalam rangka  menawarkan sebuah tanggapan nyata terhadap tantangan-tantangan zaman kita. Kita memiliki pengalaman persaudaraan dan sukacita yang kuat, dan kita memberi dunia sebuah tanda pengharapan. Bendera dan bahasa kita yang berbeda tidak menjadi alasan untuk persaingan dan perpecahan, namun sebuah kesempatan untuk membuka pintu hati kita dan membangun jembatan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 22 Maret 2017 : TENTANG PENGHARAPAN YANG BERLANDASKAN SABDA ALLAH


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Untuk beberapa minggu hingga sekarang, Rasul Paulus telah membantu kita untuk lebih memahami terdiri dari apakan pengharapan kristiani. Dan kita mengatakan bahwa itu bukanlah optimisme, itu adalah sesuatu yang lain. Dan Rasul Paulus membantu kita untuk memahami hal ini. Hari ini ia melakukannya dengan mendekatinya dari dua sikap yang semuanya penting bagi kehidupan kita dan pengalaman iman kita : "ketekunan" dan "penghiburan" (Rm 15:4,5). Mereka disebutkan dua kali dalam perikop surat kepada jemaat di Roma yang baru saja kita dengar : pertama mengacu pada Kitab Suci dan kemudian kepada Allah sendiri. Apa arti mereka yang paling mendalam, yang paling sejati? Dan dengan cara apa mereka melontarkan terang pada kenyataan pengharapan? Kedua sikap ini : ketekunan dan penghiburan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 19 Maret 2017 : TENTANG AIR HIDUP

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari Minggu ini, Hari Minggu Prapaskah III, menyajikan kepada kita dialog Yesus dengan perempuan Samaria (Yoh 4:5-42). Perjumpaan tersebut terjadi ketika Yesus sedang melalui Samaria, wilayah antara Yudea dan Galilea, yang dihuni oleh orang-orang yang dicibir orang-orang Yahudi, mengingat mereka adalah sempalan dan sesat. Namun, penduduk ini akan menjadi, pada kenyataannya, penduduk pertama yang setia terhadap pewartaan kristiani para Rasul. Sementara murid-murid pergi ke desa untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan, Yesus tinggal dengan baik dan meminta minum kepada seorang perempuan, yang telah datang ke sana untuk menimba air. Dan dari permintaan ini, sebuah dialog dimulai. "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?". Yesus menjawab : "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (ayat 10-14).

TIPS PAUS FRANSISKUS TENTANG BAGAIMANA MENJADI SEORANG BAPA PENGAKUAN YANG BAIK

Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang bapa pengakuan yang baik? Nah, Paus Fransiskus memberikan tiga tips ketika ia menerima para peserta audiensi dalam kursus tahunan ke-28 "Forum Internal", yang diselenggarakan oleh Penitensiari Apostolik (Roma, Istana Kanselir, 14-17 Maret 2017).

*****

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 15 Maret 2017 : BERSUKACITA DALAM PENGHARAPAN


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Kita mengetahui dengan baik bahwa perintah agung yang ditinggalkan Tuhan Yesus bagi kita adalah mengasihi : mengasihi Allah dengan segenap hati kita, dengan segenap jiwa kita dan dengan segenap pikiran kita, dan mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (bdk. Mat 22:37-39), yaitu, kita dipanggil kepada kasih, kepada cinta kasih. Dan inilah panggilan tertinggi kita, panggilan kita yang terutama, dan terkait dengan itu juga adalah sukacita pengharapan kristiani. Orang yang mengasihi memiliki sukacita pengharapan, sukacita tiba untuk berjumpa kasih yang agung yakni Tuhan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 12 Maret 2017 : TENTANG PERUBAHAN RUPA YESUS DI GUNUNG TABOR

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil Hari Minggu Prapaskah II ini memaparkan kepada kita kisah perubahan rupa Yesus (bdk. Mat 17:1-9). Membawa tiga Rasul, Petrus, Yakobus dan Yohanes di samping-Nya, Ia memimpin mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi, di mana peristiwa tunggal ini terjadi : wajah Yesus "bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang" (ayat 2). Jadi Tuhan membuat kemuliaan ilahi itu bersinar dalam diri-Nya, yang bisa diterima dengan iman dalam khotbah-Nya dan dalam gerakan-gerakan ajaib-Nya. Dan, yang menyertai perubahan rupa di gunung itu adalah penampakan Musa dan Elia, "berbicara dengan-Nya" (ayat 3).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 5 Maret 2017 : MENGHADAPI PEPERANGAN ROHANI PRAPASKAH DENGAN KEKUATAN SABDA ALLAH


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Minggu Prapaskah I ini, Injil memperkenalkan kita jalan menuju Paskah, menunjukkan Yesus, yang tinggal empat puluh hari di padang gurun, mengalami godaan setan (bdk. Mat 4:1-11). Episode ini ditempatkan dalam saat tertentu kehidupan Yesus : segera setelah Pembaptisan-Nya di sungai Yordan dan sebelum pelayanan publik-Nya. Ia baru saja menerima pelantikan resmi-Nya :Roh Allah turun kepada-Nya, Bapa surgawi menyatakan Dia : "Inilah Putra-Ku yang Kukasihi" (Mat 3:17). Yesus sekarang siap untuk memulai perutusan-Nya; dan karena musuhlah, yaitu Iblis, yang menyatakannya, Ia segera menghadapinya, berhadapan muka". Bahkan, Iblis menyerukan gelar-Nya "Putra Allah", untuk menghalangi Yesus melaksanakan perutusan-Nya : "Jika Engkau Putra Allah ...", ia mengulangi kepada-Nya (ayat 3,6), dan ia menganjurkan agar Ia melibatkan gerakan-gerakan ajaib - menjadi seorang "penyihir" - seperti mengubah batu menjadi roti untuk memuaskan rasa lapar-Nya, dan menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah, mendapati para malaikat menyelamatkan-Nya. Kedua godaan ini diikuti oleh godaan ketiga : menyembahnya, Iblis, memiliki kuasa atas dunia (bdk. ayat 9).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 1 Maret 2017 : MASA PRAPASKAH ADALAH PERJALANAN HARAPAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pada hari ini, Rabu Abu, kita memasuki masa liturgis Prapaskah. Dan saat kita sedang melaksanakan serangkaian katekese tentang harapan kristiani, saya ingin menghadirkan Prapaskah kepada kalian hari ini sebagai sebuah perjalanan harapan.

Bahkan, sudut pandang ini segera menjadi jelas jika kita berpikir bahwa Gereja yang melembagakan Prapaskah sebagai masa persiapan untuk Paskah dan, oleh karena itu, seluruh makna 40 hari ini mendapatkan terang dari misteri Paskah, kepadanya ia menghadap. Kita bisa membayangkan Tuhan yang bangkit, yang memanggil kita untuk keluar dari kegelapan kita, dan kita melakukan perjalanan menuju kepada Dia, yang adalah Terang. Dan Prapaskah adalah sebuah perjalanan menuju Yesus yang bangkit, ia adalah sebuah kurun waktu penebusan dosa, juga kurun waktu kehinaan diri, tetapi bukan sebagai tujuan dalam dirinya sendiri, sebaliknya diarahkan untuk membuat kita bangkit kembali bersama Kristus, memperbaharui jatidiri pembaptisan kita, yaitu, dilahirkan kembali "dari atas", dari kasih Allah (bdk. Yoh 3:3). Lihatlah mengapa Prapaskah adalah, berdasarkan kodratnya, sebuah masa harapan.