Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 28 Agustus 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (Kis 5:12,15-16) – BAGIAN 6


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Jemaat gerejawi yang dilukiskan dalam Kisah Para Rasul, jika hidup para Rasul benar-benar berasal dari kekayaan yang kecenderungannya ditentukan Tuhan - Tuhan itu murah hati! -, mengalami pertumbuhan numerik dan lonjakan besar, meskipun ada berbagai serangan dari luar. Untuk menunjukkan kepada kita daya hidup ini, Lukas juga menunjukkan kepada kita tempat-tempat penting, seperti Serambi Salomo (bdk. Kis 5:12), tempat pertemuan bagi orang-orang percaya. Serambi Salomo adalah ruang terbuka yang berfungsi sebagai tempat berteduh, tetapi juga sebagai tempat pertemuan dan tempat kesaksian. Sebuah tempat yang dikunjungi Yesus selama pesta-pesta besar (bdk. Yoh 10:23); tempat orang lumpuh yang disembuhkan berjalan di sebelah Petrus dan Yohanes serta tempat Petrus mewartakan Injil kepada orang-orang, menjelaskan bahwa iman dalam nama Yesus memungkinkan penyembuhan itu (bdk. Kis 3:11). Oleh karena itu, Serambi Salomo ini adalah tempat peristiwa Kristus disampaikan melalui perkataan, yang menggerakkan hati serta juga dapat menyentuh dan menyembuhkan tubuh. Faktanya, Lukas bersikeras pada tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang menyertai perkataan para Rasul dan perhatian khusus terhadap orang-orang sakit yang mereka layani.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 25 Agustus 2019 : MEMASUKI PINTU YANG SESAK MENUJU SURGA


Saudara-saudari yang terkasih,

Bacaan Injil hari Ini (Luk 13:22-30), memaparkan kepada kita Yesus lewat, mengajar melalui kota-kota dan desa-desa, bepergian menuju Yerusalem, di mana Ia tahu bahwa Ia harus wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh manusia. Dalam skenario ini, seorang mengajukan pertanyaan kepada Tuhan, mengatakan : "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (ayat 23). Masalah tersebut menjadi perdebatan pada saat itu, dan ada berbagai cara untuk menafsirkan Kitab Suci, dalam hal ini. Tetapi Yesus menjungkirbalikkan pertanyaan itu - karena lebih berfokus pada mutunya : “Sedikit sajakah orang? ... ” - dan sebagai gantinya menempatkan jawaban pada tingkat tanggung jawab, mengundang kita untuk menggunakan waktu sekarang dengan baik. Pada kenyataannya, Ia berkata : “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (ayat 24).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 21 Agustus 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (Kis 4:32-35) – BAGIAN 5


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Umat Kristiani lahir dari pencurahan Roh Kudus yang berlimpah dan tumbuh berkat 'ragi' berbagi di antara saudara-saudari di dalam Kristus. Ada dinamika kesetiakawanan yang membangun Gereja sebagai keluarga Allah, di mana pusatnya adalah pengalaman koinonia. Apa artinya ini, kata yang asing ini? Kata Yunani ini berarti "menyatukan", "menempatkan bersama" menjadi sebuah umat, bukan mengasingkan diri. Inilah pengalaman umat Kristian perdana, yaitu, “berbagi”, “berkomunikasi,” “berpartisipasi”, bukan mengasingkan diri. Dalam Gereja, asal mulanya, koinonia ini, umat ini, terutama merujuk pada partisipasi dalam tubuh dan darah Kristus. Kita memasuki persekutuan dengan Yesus dan dari persekutuan dengan Yesus ini, kita tiba pada persekutuan dengan saudara-saudari kita. Dan persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus ini, pada Misa Kudus, diterjemahkan menjadi kesatuan persaudaraan, dan oleh karena itu juga terhadap apa yang paling sulit bagi kita : mengumpulkan barang-barang dan uang kolekte untuk mendukung Gereja Induk di Yerusalem (Rm 12:13; 2Kor 8–9) dan gereja-gereja lain. Jika kamu ingin tahu apakah kamu orang Kristiani yang baik, kamu harus berdoa, bersekutu, dan menerima sakramen rekonsiliasi. Tetapi tanda bahwa hatimu telah bertobat, adalah ketika pertobatan tiba di sakumu masing-masing, menyentuh minat kita masing-masing : inilah tempat kita melihat apakah seseorang bermurah hati dengan sesamanya, jika mereka membantu orang-orang yang paling lemah, orang-orang yang paling miskin: Ketika pertobatan tiba di sana, kamu yakin itulah pertobatan sejati. Jika tetap hanya dalam kata-kata, itu bukan pertobatan yang baik.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 18 Agustus 2019 : PERKENANKAN API YESUS MENGUBAH HATI KITA, MEMPERBARUI HIDUP KITA


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Bacaan Injil hari ini (Luk 12:49-53), Yesus memperingatkan para murid bahwa waktu untuk mengambil keputusan telah tiba. Kedatangan-Nya ke dunia, pada kenyataannya, bertepatan dengan waktu untuk membuat pilihan yang menentukan : memilih Injil tidak dapat ditunda. Dan untuk lebih memahami panggilan-Nya, Ia menggunakan gambaran api yang dibawa-Nya ke bumi. Karena itu, Ia berkata: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!". Kata-kata ini dimaksudkan untuk membantu para murid meninggalkan sikap malas, tidak peduli, acuh tak acuh, dan ketertutupan, untuk menyambut api kasih Allah; kasih yang, seperti yang diingatkan oleh Santo Paulus, “telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus" (Rm. 5:5). Karena Roh Kudus yang membuat kita mengasihi Allah dan membuat kita mengasihi sesama kita; Roh Kuduslah yang kita miliki di dalam diri kita.

SURAT PAUS FRANSISKUS UNTUK PARA IMAM DALAM RANGKA 160 TAHUN WAFATNYA SANTO PENYEMBUH ASAL ARS, SANTO YOHANES MARIA VIANNEY


Kepada para imam saudaraku

Saudara-saudara yang terkasih,

Seratus enam puluh tahun telah berlalu sejak wafatnya Santo Penyembuh asal Ars, yang diberikan oleh Paus Pius XI sebagai pelindung para imam paroki di seluruh dunia.[1] Sehubungan dengan hal ini, pada hari pestanya, saya menulis surat ini tidak hanya untuk para imam paroki tetapi juga untuk kamu semua, para imam saudaraku, yang secara diam-diam “meninggalkan segalanya” untuk membenamkan diri dalam kehidupan sehari-hari komunitasmu. Seperti Santo Penyembuh asal Ars, kamu melayani "di parit-parit", sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari (bdk. Mat 20:12), menghadapi berbagai situasi yang tak berujung dalam upayamu untuk memberi perhatian dan menemani umat Allah. Saya ingin mengatakan sepatah kata kepada kamu masing-masing yang, sering tanpa gembar-gembor dan dengan biaya pribadi, di tengah keletihan, kelemahan dan kesedihan, melaksanakan perutusan pelayananmu demi Allah dan demi umatmu. Meskipun berbagai kesulitan dalam perjalanan, kamu sedang menulis halaman-halaman terbaik kehidupan imami.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Agustus 2019 : TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga pada hari ini, Santa Perawan Maria berdoa, mengatakan : "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Luk 1:46-47). Marilah kita melihat kata kerja dari doa ini : memuliakan dan bergembira. Dua kata kerja : "memuliakan" dan "bergembira". Kita bergembira ketika sesuatu yang begitu indah terjadi sehingga jiwa kita tidak cukup hanya bergembira, tetapi kita ingin mengungkapkan kebahagiaan dengan segenap raga kita : lalu kita bergembira. Maria bergembira oleh karena Allah. Siapa tahu jika itu terjadi pada diri kita juga, kita bergembira karena Tuhan : kita bergembira karena hasil yang diperoleh, karena kabar baik, tetapi hari ini Maria mengajarkan kita untuk bergembira dalam Allah. Mengapa? Karena Ia - Allah - melakukan "perbuatan-perbuatan besar" (ayat 49).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 11 Agustus 2019 : TENTANG HAMBA YANG SETIA DAN BERJAGA-JAGA


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Bacaan Injil hari ini (Luk 12:32-48), Yesus memanggil para murid-Nya untuk selalu berjaga-jaga. Mengapa? Untuk merenggut perjalanan Allah dalam kehidupan kita, karena Allah terus menerus memasuki kehidupan kita. Ia menunjukkan cara-cara untuk berjaga-jaga ini dengan baik : "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap bernyala" (ayat 35). Inilah caranya. Pertama-tama «hendaklah pinggangmu tetap berikat», sebuah gambaran yang mengingatkan sikap seorang peziarah, siap untuk berangkat. Bukan masalah berakar pada tempat tinggal yang nyaman dan meyakinkan, tetapi menyangkal diri, bersikap terbuka, dengan kesederhanaan dan kepercayaan terhadap lewatnya Allah dalam kehidupan kita, terhadap kehendak Allah, yang menuntun kita menuju tujuan berikutnya. Allah selalu berjalan bersama kita dan sering menuntun kita, membimbing kita, jadi kita tidak melakukan kesalahan dalam perjalanan yang sulit ini. Faktanya, orang-orang yang percaya pada Allah tahu betul bahwa kehidupan iman bukanlah sesuatu yang diam, tetapi bergerak! Kehidupan iman adalah perjalanan yang berkesinambungan, menuju tahap-tahap yang sungguh baru, yang ditunjukkan Tuhan sendiri, hari demi hari. Karena Ia adalah Tuhan yang mengejutkan, Tuhan yang membaharui, membaharui secara nyata.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 7 Agustus 2019 : MENJADI SARANA PENYEMBUHAN ALLAH SEPERTI PARA RASUL


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Kisah Para Rasul, pemberitaan Injil tidak hanya mengandalkan kata-kata, tetapi juga tindakan nyata yang menjadi kesaksian akan kebenaran Kabar Baik. “Banyak mujizat dan tanda” (Kis 2:43) yang dilakukan oleh para Rasul meneguhkan perkataan mereka dan menunjukkan bahwa mereka bertindak atas nama Kristus. Jadi, para rasul menjadi pengantara dan Kristus “turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya" (Mrk 16:20). Banyak tanda, banyak mukjizat yang dilakukan para Rasul memang merupakan pengejawantahan keilahian Yesus.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 4 Agustus 2019 : HARTA YANG SESUNGGUHNYA BERADA DI SURGA


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Injil hari Ini (Luk 12:13-21) dibuka dengan adegan seseorang yang menyeruak di tengah orang banyak dan meminta Yesus untuk memberikan jawaban yuridis tentang harta warisan keluarga. Tetapi Yesus tidak menanggapinya, dalam jawaban-Nya, dan mendesak kita untuk menjauhi ketamakan, yaitu ketamakan akan harta milik. Untuk mengalihkan perhatian para pendengar-Nya dari pencarian kekayaan yang membabi-buta ini, Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang bodoh yang merasa aman karena memiliki tahun yang luar biasa dan memiliki harta kekayaan yang menumpuk. Sebaiknya kalian membacanya hari ini; Injil Santo Lukas bab 12 ayat 13. Perumpamaan yang indah tersebut mengajarkan kita banyak hal. Kisah itu menjadi hidup ketika muncul kontras antara apa yang direncanakan orang kaya tersebut untuk dirinya dan apa yang dijanjikan Tuhan kepadanya. Orang kaya menempatkan tiga pertimbangan di hadapan jiwanya, di hadapan dirinya : menumpuk banyak benda, bertahun-tahun tampaknya benda-benda ini meyakinkannya, tentram dan sejahtera. Namun, sabda Tuhan yang ditujukan kepadanya, meluluhlantahkan rancangan-rancangannya. Alih-alih bertahun-tahun, Allah menunjukkan kesegeraan "malam ini; kamu akan meninggal malam ini”; di tempat "kenikmatan hidup", ia diperkenalkan dengan "pemberian hidup; kamu akan menyerahkan hidupmu kepada Allah”, dengan penghakiman yang setimpal. Orang kaya itu mulai menemukan sendiri sarkasme yang dapat ditemukan dalam kalimat pada ayat 20. Kita mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sarkasme tersebut : “Dan apa yang mereka warisi; banyak pergumulan keluarga. Dan begitu banyak orang, kita semua tahu beberapa cerita, yang pada saat kematian, dimulai : sang cucu, sang cucu datang untuk melihat : "Tetapi apa bagian saya?", dan mengambil semuanya. Dalam kesejajaran ini, seruan "orang bodoh" tersebut beralasan karena ia memikirkan hal-hal yang ia anggap nyata, tetapi merupakan khayalan. Karena itu Allah memanggilnya demikian, karena dalam arti tertentu ia menyangkal Allah, belum berdamai dengan-Nya.