Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 31 Mei 2020 : TENTANG HARI RAYA PENTAKOSTA


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini, saat Lapangan [Santo Petrus] dibuka, kita dapat kembali; sebuah kegembiraan!

Hari ini kita merayakan Hari Raya Pentakosta, mengingat hembusan Roh Kudus pada jemaat Kristen perdana. Bacaan Injil hari ini (bdk. Yoh 20:19-23), membawa kita kembali ke malam Paskah dan menunjukkan kepada kita Yesus yang bangkit yang muncul di Ruang Atas, tempat para murid mencari perlindungan. Mereka takut. "Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata : 'Damai sejahtera bagi kamu!'" (ayat 19). "Kata-kata pertama yang diucapkan oleh Yesus yang bangkit : “Damai sejahtera bagi kamu”, harus dianggap lebih dari sekadar salam : kata-kata itu mengungkapkan pengampunan, pengampunan yang diberikan kepada para murid yang, sejujurnya, telah meninggalkan-Nya. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata pendamaian dan pengampunan. Dan kita juga, ketika kita menginginkan kedamaian bagi orang lain, memberikan pengampunan dan juga memohon pengampunan. Yesus menawarkan damai sejahtera-Nya kepada para murid yang takut, yang merasa sulit untuk memercayai apa yang telah mereka lihat, yaitu makam kosong, dan meremehkan kesaksian Maria Magdalena dan para perempuan lainnya. Yesus mengampuni, Ia selalu mengampuni, dan Ia menawarkan kedamaian-Nya kepada para sahabat-Nya. Jangan lupa : Yesus tidak bosan mengampuni. Kita adalah orang-orang yang bosan memohon pengampunan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 27 Mei 2020 : KATEKESE TENTANG DOA (BAGIAN 4)


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Kita mendedikasikan katekese hari ini untuk doa orang benar.

Rencana Allah untuk umat manusia adalah baik tetapi dalam perkara sehari-hari kita mengalami kehadiran kejahatan : sebuah pengalaman setiap hari. Bab-bab pertama Kitab Kejadian menggambarkan bertumbuhnya perluasan dosa dalam perkara manusia. Adam dan Hawa (bdk. Kej 3:1-7) meragukan niat baik Allah, berpikir bahwa mereka sedang berurusan dengan keilahian yang iri hati, yang menghambat kebahagiaan mereka. Karena itu pemberontakan : aku tidak lagi percaya pada Sang Pencipta yang murah hati yang menginginkan kebahagiaan kami. Menyerah pada godaan si Jahat, hati mereka dirasuki oleh khayalan kemahakuasaan: "jika kita memakan buah pohon itu, kita akan menjadi seperti Allah" (bdk. ayat 5). Dan ini adalah pencobaan; ini adalah ambisi yang masuk ke dalam hati. Namun, pengalaman itu berjalan ke arah yang berlawanan : mata mereka terbuka dan mereka mendapati bahwa mereka telanjang (ayat 7), tanpa apa pun. Jangan lupakan hal ini : penggoda adalah pembayar yang buruk; ia membayar dengan buruk.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 24 Mei 2020 : ROH KUDUS MEWUJUDNYATAKAN JANJI YESUS UNTUK MENYERTAI KITA SAMPAI AKHIR ZAMAN


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini, Hari Raya Kenaikan Tuhan dirayakan di Italia dan di negara-negara lainnya. Perikop Injil (bdk. Mat 28:16-20) memperlihatkan kepada kita para Rasul yang berkumpul di Galilea, dan pergi “ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka” (ayat 16). Di sini, di atas bukit, terjadi pertemuan terakhir Tuhan yang bangkit dengan para murid-Nya. "Bukit" memiliki muatan simbolik yang kuat, menggugah pikiran. Yesus menyampaikan Sabda Bahagia di atas bukit (bdk. Mat 5:1-12); Ia naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri (bdk. Mat 14:23); Ia menerima orang banyak di sana dan menyembuhkan orang sakit (bdk. Mat 15:29-30). Namun, kali ini, bukan lagi Sang Guru yang bertindak dan mengajar, tetapi Dialah yang meminta para murid untuk bertindak dan mewartakan, mempercayakan kepada mereka mandat untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Ia menanamkan mereka dengan perutusan di antara segala bangsa. Ia berkata, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (ayat 19-20). Isi perutusan yang dipercayakan kepada para Rasul adalah sebagai berikut : mewartakan, membaptis, mengajar, dan berjalan di jalan yang diltapaki oleh Sang Guru, yaitu, Injil yang hidup. Pesan keselamatan ini pertama-tama menyiratkan tugas kesaksian - tanpa kesaksian orang tidak dapat mewartakan -, terhadap kesaksian tersebut kita juga, para murid dewasa ini, dipanggil untuk memberikan alasan bagi iman kita. Dalam menghadapi tugas yang begitu menuntut, dan memikirkan kelemahan kita, kita merasa tidak mampu, sebagaimana tentunya juga dirasakan oleh para Rasul sendiri. Namun, tidak perlu berkecil hati, mengingat kata-kata yang disampaikan Yesus kepada mereka sebelum naik ke surga : "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (ayat 20). Janji ini memastikan kehadiran Yesus yang berkesinambungan dan menghibur di antara kita. Namun, bagaimana kehadiran ini diwujudnyatakan? Melalui Roh-Nya, yang menuntun Gereja untuk berjalan dalam sejarah sebagai rekan seperjalanan setiap orang. Roh itu, yang diutus oleh Kristus dan oleh Bapa, bekerja untuk mengampuni dosa dan menguduskan semua orang yang, menyesal, membuka diri mereka dengan percaya kepada karunia-Nya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 20 Mei 2020 : KATEKESE TENTANG DOA (BAGIAN 3)


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Kita melanjutkan katekese tentang doa, merenungkan misteri penciptaan. Kehidupan, fakta sederhana bahwa kita ada, membuka hati manusia untuk berdoa.

Halaman pertama Kitab Suci menyerupai madah syukur yang agung. Kisah Penciptaan diselingi oleh refren, di mana kebaikan dan keindahan dari segala sesuatu yang ada terus ditegaskan. Allah memanggil kepada kehidupan dengan sabda-Nya, dan segala sesuatu mengakses keberadaan. Dengan sabda-Nya, Ia memisahkan terang dari gelap, siang dan malam silih berganti, daur musim, membuka palet warna dengan beragam tumbuhan dan hewan. Dalam melimpahnya hutan belantara yang dengan cepat menangkal kekacauan ini, manusia akhirnya muncul. Dan kemunculan ini memicu kegembiraan yang tak terbendung yang melipatgandakan kepuasan dan sukacita : “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31). Suatu hal yang baik, tetapi juga indah : keindahan dari seluruh penciptaan terlihat!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 17 Mei 2020 : KETAATAN PADA PERINTAH DAN JANJI ROH KUDUS


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Bacaan Injil hari Minggu ini (bdk. Yoh 14:15-21) menyajikan dua pesan : ketaatan pada perintah dan janji Roh Kudus.

Yesus menghubungkan mengasihi-Nya dengan menuruti perintah, dan menegaskan hal ini dalam pidato perpisahan-Nya : "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (ayat 15); "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku" (ayat 21). Yesus meminta kita untuk mengasihi-Nya, tetapi menjelaskan : kasih ini tidak berakhir dalam sebuah keinginan untuk-Nya, atau dalam perasaan, tidak, mengikuti jalan-Nya membutuhkan kesediaan, yaitu, kehendak Bapa. Dan hal ini dirangkum dalam perintah saling mengasihi - kasih pertama [dalam pelaksanaannya] - yang diberikan oleh Yesus sendiri: "Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh 13:34). Ia tidak mengatakan: "Kasihilah Aku, sama seperti Aku telah mengasihimu", tetapi "sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi". Ia mengasihi kita tanpa meminta imbalan. Kasih Yesus cuma-cuma, Ia tidak pernah meminta kita kembali. Dan Ia ingin kasih-Nya yang tak bersyarat menjadi bentuk nyata kehidupan di antara kita : ini adalah kehendak-Nya.

SURAT KONFERENSI WALI GEREJA POLANDIA DALAM RANGKA PERINGATAN 100 TAHUN KELAHIRAN PAUS YOHANES PAULUS II


Saudara-saudari yang terkasih!
1.        Tahun ini kita merayakan peringatan seratus tahun kelahiran Santo Yohanes Paulus II, yang lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice. Santo yang luar biasa ini telah memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi sejarah negara kita, Eropa, dunia, dan sejarah Gereja semesta. Banyak yang telah dikatakan dan ditulis tentang Karol Wojtyla, serta biografinya terkenal dan bahkan telah dilihat dalam berbagai film. Dalam masa yang sulit bagi kita semua ini - ketika kita bergumul dengan pandemi virus Corona dan mempertanyakan masa depan keluarga dan masyarakat kita – kita perlu mempertanyakan apa yang akan dikatakannya hari ini? Pesan apa yang akan disampaikan kepada kita rekan senegaranya pada Mei 2020?

SURAT PAUS EMERITUS BENEDIKTUS XVI KEPADA STANISLAW KARDINAL DZIWISZ DALAM RANGKA 100 TAHUN KELAHIRAN PAUS SANTO YOHANES PAULUS II (18 Mei 2020)


SURAT PAUS EMERITUS BENEDIKTUS XVI KEPADA STANISLAW KARDINAL DZIWISZ DALAM RANGKA 100 TAHUN KELAHIRAN PAUS SANTO YOHANES PAULUS II (18 Mei 2020)[1]

Seratus tahun yang lalu, pada tanggal 18 Mei, Paus Yohanes Paulus II lahir di kota kecil Polandia, Wadowice.

Setelah terbagi selama lebih dari 100 tahun oleh tiga kekuatan besar bertetangga yaitu Prusia, Rusia, dan Austria, Polandia mendapatkan kembali kemerdekaannya pada akhir Perang Dunia I. Kemerdekaan tersebut merupakan peristiwa bersejarah yang melahirkan harapan besar; tetapi juga menuntut banyak kesulitan sebagai negara baru, dalam proses pengorganisasiannya kembali, terus merasakan tekanan dari dua kekuatan Jerman dan Rusia. Dalam situasi penindasan ini, tetapi terutama dalam situasi yang ditandai oleh harapan ini, Karol Wojtyla muda tumbuh. Ia kehilangan ibu dan saudaranya cukup awal dan, pada akhirnya, ayahnya juga, yang daripadanya ia mendapatkan kesalehan yang hangat dan mendalam. Karol muda terutama tertarik pada sastra dan teater. Setelah lulus ujian akhir sekolah menengah, ia memilih untuk menekuni mata pelajaran ini.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 13 Mei 2020 : KATEKESE TENTANG DOA (BAGIAN 2)


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita mengambil langkah kedua dalam perjalanan katekese tentang doa, yang dimulai minggu lalu.

Doa milik semua orang : milik semua penganut agama, dan mungkin juga milik orang-orang yang tidak menganut agama tertentu. Doa lahir dalam rahasia diri kita sendiri, di dalam tempat keberadaan diri yang sering disebut “hati” oleh para penulis rohani (bdk. Katekismus Gereja Katolik, 2562-2563), Oleh karena itu, doa bukanlah sesuatu yang sepele dalam diri kita; doa bukan sesuatu yang sekunder dan marjinal dalam diri kita, tetapi doa adalah misteri yang paling intim dalam diri kita. Misteri inilah yang berdoa. Perasaan-perasaan tersebut berdoa, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa doa hanya berupa perasaan. Kecerdasan berdoa, tetapi berdoa bukan hanya tindakan yang bersifat kecerdasan. Tubuh berdoa, tetapi kita dapat berbicara kepada Allah bahkan dalam ketidakmampuan yang paling parah. Oleh karena itu, seluruh manusialah yang berdoa, jika "hati"-nya berdoa.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 10 Mei 2020 : DUA PENANGKAL KECEMASAN


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Dalam Injil hari ini (bdk. Yoh 14:1-12) kita mendengar awal dari apa yang disebut sebagai "Wacana Selamat Tinggal" Yesus. Wacana tersebut adalah kata-kata yang dialamatkannya kepada para murid di akhir Perjamuan Terakhir, tepat sebelum menghadapi sengsara-Nya. Pada saat yang dramatis ini, Yesus mulai dengan mengatakan, “Janganlah gelisah hatimu” (ayat 1). Ia mengatakannya juga kepada kita, dalam drama kehidupan. Tetapi apa yang dapat kita lakukan agar hati kita tidak gelisah, karena hati menjadi cemas?

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 6 Mei 2020 : KATEKESE TENTANG DOA (BAGIAN 1)


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita mengawali rangkaian katekese baru dengan tema doa. Doa adalah nafas iman, doa adalah ungkapan yang paling tepat, sebagai sebuah seruan yang berasal dari hati orang yang percaya dan memercayakan dirinya kepada Allah.

Kita memikirkan kisah Bartimeus, seorang tokoh Injil (bdk. Mrk. 10:46-52 dan ayat sejajarnya). Dan, saya akui, kisah tersebut adalah yang paling saya sukai. Ia buta, duduk mengemis di tepi jalan di pinggiran kotanya, Yerikho. Ia bukan pribadi tanpa nama, ia mempunyai rupa <dan> nama : Bartimeus, yaitu, "anak Timeus". Suatu hari ia mendengar dikatakan bahwa Yesus akan lewat di sana. Pada kenyataannya, Yerikho adalah persimpangan jalan orang-orang, terus menerus dilintasi oleh para peziarah dan para pedagang. Kemudian Bartimeus menunggu saat yang tepat : ia akan melakukan segala yang mungkin untuk bertemu Yesus. Banyak orang melakukan hal yang sama : kita ingat Zakheus, yang memanjat pohon. Begitu banyak orang yang ingin melihat Yesus, ia pun demikian.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 3 Mei 2020 : MENDENGARKAN SUARA PENGGEMBALAAN ALLAH


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari Minggu Paskah IV, yang kita rayakan hari ini, didedikasikan untuk Yesus Sang Gembala yang baik. Injil mengatakan : “Domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar” (Yoh 10:3). Tuhan memanggil kita menurut nama, memanggil kita karena Ia mengasihi kita. Tetapi, Bacaan Injil mengatakan, ada suara-suara lain yang tidak boleh diikuti : suara orang asing, pencuri dan perampok yang ingin berbuat jahat terhadap domba.