Saudara dan saudari terkasih, selamat siang!
Hari ini, Hari Minggu Adven I, tahun
liturgi baru dimulai. Di dalamnya, Gereja menandai berlalunya waktu dengan
perayaan peristiwa-peristiwa utama dalam kehidupan Yesus dan kisah keselamatan.
Dengan melakukan hal itu, sebagai Ibu, Gereja menerangi jalan keberadaan kita,
mendukung kita dalam pekerjaan sehari-hari dan membimbing kita menuju
perjumpaan terakhir dengan Kristus. Liturgi hari ini mengundang kita untuk
menjalani “Masa penting” pertama, yaitu Masa Adven, awal tahun liturgi, Adven,
yang mempersiapkan kita untuk Natal, dan oleh karena itu Adven adalah saat
pengharapan dan saat harapan. Pengharapan dan harapan.
Santo Paulus (lihat 1 Kor 1:3-9)
menunjukkan sasaran pengharapan kita. Apa itu? "Pernyataan Tuhan"
(ayat 7). Rasul Paulus mengundang jemaat Kristiani di Korintus, dan kita juga,
untuk memusatkan perhatian kita pada perjumpaan dengan Yesus. Bagi seorang
Kristiani, hal yang paling penting adalah perjumpaan terus menerus dengan
Tuhan, berada bersama Tuhan. Dan dengan cara ini, terbiasa tinggal bersama
Tuhan Sang Empunya Kehidupan, kita mempersiapkan diri untuk perjumpaan itu,
untuk bersama Tuhan selama-lamanya. Dan perjumpaan yang menentukan ini akan
tiba di kesudahan dunia. Tetapi Tuhan datang setiap hari, sehingga, dengan
rahmat-Nya, kita dapat mencapai kebaikan dalam hidup kita sendiri dan dalam
kehidupan orang lain. Allah kita adalah Allah yang datang, jangan lupakan hal
ini : Allah adalah Allah yang datang, yang senantiasa datang. Penantian kita
tidak akan dikecewakan oleh-Nya! Tuhan tidak pernah mengecewakan. Ia mungkin
akan membuat kita menunggu, Ia akan membuat kita menunggu beberapa saat dalam
kegelapan untuk membiarkan pengharapan kita matang, tetapi Dia tidak pernah
mengecewakan. Tuhan selalu datang, Dia selalu di sisi kita. Kadang-kadang Dia
tidak membuat diri-Nya terlihat, tetapi Ia senantiasa datang. Ia datang pada
saat yang tepat dalam sejarah dan menjadi manusia untuk menanggung dosa-dosa
kita - pesta Kelahiran memperingati kedatangan Yesus yang pertama dalam saat
yang bersejarah -; Ia akan datang di akhir zaman sebagai hakim semesta; Ia
datang setiap hari untuk mengunjungi umat-Nya, mengunjungi setiap pria dan
wanita yang menerima-Nya dalam Sabda, dalam Sakramen, di dalam diri saudara dan
saudari mereka. Yesus, Kitab Suci mengatakan kepada kita, ada di depan pintu
dan mengetuk. Setiap hari. Ia ada di depan pintu hati kita. Ia mengetuk.
Tahukah kamu bagaimana mendengarkan Tuhan yang mengetuk, yang telah datang hari
ini untuk mengunjungimu, yang mengetuk hatimu dengan gelisah, dengan sebuah
gagasan, dengan ilham? Ia datang ke Betlehem, Ia akan datang di akhir dunia,
tetapi setiap hari Ia datang kepada kita. Camkan, lihat apa yang kamu rasakan
dalam hatimu saat Tuhan mengetuk.
Kita sangat menyadari bahwa hidup
terdiri dari pasang surut, terang dan bayang-bayang. Kita masing-masing
mengalami saat-saat kecewa, gagal dan tersesat. Selain itu, situasi yang kita
jalani, ditandai dengan pandemi, menimbulkan kekhawatiran, ketakutan, dan
keputusasaan pada banyak orang; kita beresiko jatuh ke dalam pesimisme,
beresiko jatuh ke dalam ketertutupan dan sikap acuh tak acuh. Bagaimana
seharusnya reaksi kita dalam menghadapi semua ini? Mazmur hari ini menyarankan
: “Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya,
karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita
percaya” (Mzm 33:20-21). Artinya, jiwa yang menunggu, dengan percaya diri menunggu
Tuhan, memungkinkan kita untuk menemukan kenyamanan dan keberanian di saat-saat
gelap hidup kita. Dan apa yang membangkitkan keberanian dan janji yang dapat
dipercaya ini? Keduanya berasal dari mana? Keduanya lahir dari harapan. Dan
harapan tidak mengecewakan, kebajikan yang menuntun kita ke depan, memandang
perjumpaan dengan Tuhan.
Adven adalah panggilan terus menerus
untuk berharap : Adven mengingatkan kita bahwa Allah hadir dalam sejarah untuk
menuntunnya ke tujuan akhirnya dan menuntun kita menuju kegenapannya, yaitu
Tuhan, Tuhan Yesus Kristus. Allah hadir dalam sejarah umat manusia, Ia adalah
“Allah beserta kita”, Allah tidak jauh, Ia senantiasa beserta kita, sejauh itu
Ia sangat sering mengetuk pintu hati kita. Allah berjalan di samping kita untuk
mendukung kita. Allah tidak meninggalkan kita; Ia menyertai kita melalui
peristiwa-peristiwa dalam hidup kita untuk membantu kita menemukan makna
perjalanan makna kehidupan sehari-hari, untuk memberi kita keberanian ketika
kita berada di bawah tekanan atau ketika kita menderita. Di tengah badai
kehidupan, Allah senantiasa mengulurkan tangan-Nya kepada kita dan membebaskan
kita dari berbagai ancaman. Ini indah! Dalam kitab Ulangan ada bagian yang
sangat indah, yang di dalamnya Nabi Musa berkata kepada orang-orang :
"Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat
kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil
kepada-Nya?" Tidak seorang pun, hanya kita yang memiliki rahmat memiliki
Allah yang dekat dengan kita ini. Kita menantikan Allah, kita berharap Ia
mewujudkan diri-Nya, tetapi Ia juga berharap kita mewujudkan diri kita
kepada-Nya!
Semoga Santa Maria, perempuan
pengharapan, menyertai langkah kita di awal tahun liturgi baru ini, dan
membantu kita memenuhi tugas murid-murid Yesus, yang ditunjukkan oleh Rasul
Petrus : Dan apa tugas ini? Mempertanggungjawabkan pengharapan yang ada di
dalam diri kita (lihat 1 Ptr 3:15).
[Setelah pendarasan doa Malaikat
Tuhan]
Saudara dan saudari yang terkasih,
Saya ingin mengungkapkan kedekatan
saya dengan penduduk Amerika Tengah yang dilanda angin topan yang kuat. Secara
khusus saya mengingat Pulau San Andrés, Providencia dan Santa Catalina, serta
pantai Pasifik di utara Kolombia. Saya mendoakan semua negara yang sedang
menderita akibat bencana ini.
Dengan hangat saya kembali menyapa
kalian, umat Roma dan para peziarah dari berbagai negara. Secara khusus, saya
menyapa orang-orang yang, sayangnya dalam jumlah yang sangat terbatas, telah
datang pada kesempatan pengangkatan para kardinal baru, yang berlangsung
kemarin sore. Marilah kita mendoakan tiga belas orang anggota baru Dewan
Kardinal tersebut.
Kepada kalian semua saya mengucapkan bahagia hari Minggu dan bahagia perjalanan Adven. Marilah kita mencoba membawa kebaikan bahkan dari situasi sulit yang ditimbulkan oleh pandemi pada kita : ketenangan yang semakin besar, bijaksana dan hormat kepada orang lain yang mungkin membutuhkan, juga beberapa saat doa di dalam keluarga, dengan kesederhanaan. Ketiga hal ini akan sangat membantu kita : ketenangan hati yang semakin besar, bijaksana dan hormat kepada orang lain yang mungkin membutuhkan, dan, yang paling penting, juga beberapa saat doa di dalam keluarga, dengan kesederhanaan. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siang, dan sampai jumpa.