Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 27 November 2019 : TENTANG PERJALANAN APOSTOLIKNYA KE THAILAND DAN JEPANG


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Kemarin saya kembali dari perjalanan apostolik ke Thailand dan Jepang, suatu karunia yang kareanya saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada pihak pemerintah dan para uskup dari kedua negara ini, yang mengundang saya dan menerima saya dengan penuh perhatian, serta saya ingin berterima kasih terutama kepada rakyat Thailand dan rakyat Jepang. Kunjungan ini telah meningkatkan kedekatan dan kasih sayang saya kepada kedua rakyat ini : semoga Allah memberkati mereka dengan kemakmuran dan kedamaian yang berlimpah.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 17 November 2019 : PENGAJARAN TENTANG AKHIR ZAMAN


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Bacaan Injil hari Minggu kedua terakhir dari Tahun Liturgi ini (bdk. Luk 21:5-19) menyajikan kepada kita pengajaran Yesus tentang akhir zaman, dalam versi yang dipaparkan oleh Santo Lukas. Yesus mengucapkannya di depan Bait Allah di Yerusalem, sebuah bangunan yang dikagumi oleh orang-orang karena keunggulan dan kemegahannya; tetapi Ia menubuatkan bahwa dari seluruh keindahan Bait Suci itu, dari kemegahannya itu, “tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan” (ayat 6). Kehancuran Bait Allah yang diumumkan sebelumnya oleh Yesus bukan bentuk akhir sejarah, sebagai akhir sejarah. Bahkan, di hadapan para pendengar yang ingin tahu bagaimana dan kapan tanda-tanda ini akan muncul, Yesus menanggapinya dengan bahasa apokaliptik khas biblis.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 13 November 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (18:1-3) - BAGIAN 15


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Audiensi ini dilakukan dalam dua kelompok : orang-orang sakit berada di Aula Paulus VI - saya bersama mereka, saya menyapa dan memberkati mereka; ada sekitar 250 orang. Mereka lebih nyaman di sana, mengingat hujan - dan kita di sini, tetapi mereka melihat kita di layar raksasa. Kita saling menyapa dalam dua kelompok dengan tepuk tangan.

Kisah Para Rasul menceritakan Paulus, penginjil yang tak kenal lelah bahwa ia, setelah tinggal di Atena, yang dicirikan oleh permusuhan tetapi juga oleh buah-buah seperti pertobatan Dionisius dan Damaris, meneruskan perjalanan biblisnya di dunia. Tahap baru perjalanannya adalah Korintus, ibukota provinsi Akaya, kota komersial dan kosmopolitan Romawi, berkat kehadiran dua pelabuhan penting.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 10 November 2019 : TENTANG KEHIDUPAN ALAM BAKA


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Perikop Injil hari ini (bdk. Luk 20:27-38) memberi kita sebuah ajaran Yesus yang luar biasa tentang kebangkitan orang mati. Yesus ditanyai oleh beberapa orang Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan dan memancing-Nya dengan pertanyaan yang memojokkan : dalam kebangkitan, istri siapakah seorang perempuan yang bersuamikan tujuh bersaudara dan masing-masing suaminya meninggal secara berturutan? Yesus tidak jatuh ke dalam perangkap dan menjawab bahwa mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu "tidak menikah atau dikawinkan, karena mereka tidak bisa mati lagi, karena mereka sama dengan para malaikat dan adalah anak-anak Allah" (ayat 35-36). Yesus menjawab demikian.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 6 November 2019 : TENTANG KISAH PARA RASUL (17:22-23) - BAGIAN 14


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Kita melanjutkan “perjalanan” kita bersama Kisah Para Rasul. Setelah berbagai pencobaan yang dialaminya di Filipi, Tesalonika, dan Berea, Paulus mendarat di Atena, tepatnya di ibukota Yunani (bdk. Kis 17:15). Kota ini, yang hidup dalam bayang-bayang kejayaan kuno meskipun mengalami kemunduran politik, masih memiliki keunggulan budaya. Di sini “semangat” Rasul Paulus terpicu dalam dirinya ketika ia melihat bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala” (Kis 17:16). Namun, "dampak" dunia kafir ini bukannya membuatnya melarikan diri, malahan mendorongnya untuk membuat jembatan untuk berdialog dengan budaya itu.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 3 November 2019 : TENTANG PERTEMUAN YESUS DENGAN ZAKHEUS, SANG PEMUNGUT CUKAI


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Bacaan Injil hari Ini (bdk. Luk 19:1-10) meminta kita mengikuti Yesus yang, dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, berhenti di Yerikho. Di antara kerumunan orang banyak yang menerima-Nya, ada seorang yang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, yaitu orang-orang Yahudi yang memungut pajak untuk kas Kekaisaran Romawi. Ia kaya, tetapi bukan karena penghasilan yang jujur, tetapi karena ia meminta "uang sogokan", dan hal ini menambah penghinaan terhadapnya. Zakheus "berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu" (ayat 3); ia tidak ingin bertemu dengan-Nya, tetapi ia ingin tahu; ia ingin melihat kepribadian yang mengatakan hal-hal yang luar biasa yang telah ia dengar. Ia penasaran. Dan karena bertubuh pendek "untuk melihat Yesus" (ayat 4) ia memanjat pohon. Ketika Yesus datang ke sana, Ia melihat ke atas dan melihat Zakheus (bdk. ayat 5).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 1 November 2019 : TENTANG HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS - KEKUDUSAN MERUPAKAN KARUNIA DAN PANGGILAN


Saudara-saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari Raya Semua Orang Kudus hari ini mengingatkan kita bahwa kita semua dipanggil menuju kekudusan. Orang-orang kudus sepanjang masa, yang hari ini kita rayakan bersama-sama bukan hanya lambang, manusia yang jauh, tidak terjangkau. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang hidup berpijak di tanah; mereka mengalami kerja keras setiap hari, dengan keberhasilan dan kegagalannya, dalam Tuhan menemukan kekuatan untuk senantiasa bangkit kembali dan melanjutkan perjalanan. Yang dapat dipahami dari hal ini yakni kekudusan adalah sebuah tujuan, yang tidak dapat dicapai hanya dengan kekuatan sendiri, tetapi merupakan buah rahmat Allah dan jawaban bebas kita terhadapnya. Karenanya, kekudusan adalah karunia dan panggilan.