Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 30 Juli 2023 : MENCARI, MENEMUKAN DAN MEMBELI

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

 

Hari ini Bacaan Injil menceritakan perumpamaan tentang seorang pedagang yang mencari mutiara yang berharga, yang, kata Yesus, “setelah menemukan satu mutiara yang sangat berharga, pergi menjual seluruh miliknya dan membeli mutiara itu” (Mat 13:46). Marilah kita berhenti sejenak pada tindakan pedagang ini, yang awalnya mencari, kemudian menemukan, dan akhirnya membelinya.

 

Tindakan pertama orang ini : mencari. Ia adalah seorang pedagang yang giat, yang tidak tinggal diam, bahkan meninggalkan rumahnya dan berangkat mencari mutiara yang berharga. Ia tidak mengatakan: "Aku puas dengan yang kumiliki"; ia mencari mutiara yang lebih indah. Dan ini adalah ajakan bagi kita untuk tidak menutup diri dalam kebiasaan, dalam kepasrahan orang-orang yang berpuas diri, tetapi menghidupkan kembali keinginan: menghidupkan kembali keinginan, agar keinginan untuk mencari, terus berjalan, tidak padam; memupuk mimpi yang baik, mencari kebaruan Tuhan, karena Tuhan tidak berulang, Ia selalu membawa kebaruan, kebaruan Roh; Ia selalu membarui kenyataan hidup (bdk. Why 21:5). Dan kita harus memiliki sikap ini : mencari.

 

Tindakan kedua pedagang adalah menemukan. Ia adalah orang yang cerdik yang “memiliki mata yang tajam” dan tahu bagaimana mengenali mutiara yang sangat berharga. Ini tidak mudah. Marilah kita pikirkan, misalnya, tentang bazaar oriental yang mempesona, di mana kios-kios yang penuh dengan barang-barang berdempetan di sepanjang dinding jalan yang dipenuhi orang; atau beberapa kios yang terlihat di banyak kota, penuh dengan buku dan berbagai benda. Kadang-kadang di pasar ini, jika kita berhenti untuk melihat lebih dekat, kita dapat menemukan sesuatu yang berharga : barang berharga, barang langka yang, bercampur dengan barang lainnya, tidak terlihat pada pandangan pertama. Tetapi pedagang dalam perumpamaan itu memiliki mata yang tajam dan tahu bagaimana menemukan, ia tahu bagaimana “membedakan” untuk menemukan mutiara. Ini juga merupakan sebuah ajaran bagi kita: setiap hari, di rumah, di jalan, di tempat kerja, di hari libur, kita memiliki kemungkinan untuk membedakan yang baik. Dan pentingnya mengetahui bagaimana menemukan apa yang penting: melatih diri kita untuk mengenali mutiara kehidupan yang berharga dan membedakannya dari barang rongsokan. Janganlah kita menyia-nyiakan waktu dan kebebasan untuk hal-hal sepele, hiburan yang membuat batin kita kosong, sementara setiap hari kehidupan menawarkan kepada kita mutiara berharga perjumpaan dengan Allah dan sesama! Pentingnya mengetahui bagaimana mengenalinya: membedakan agar dapat menemukannya.

Dan tindakan terakhir pedagang itu : ia membeli mutiara itu. Menyadari nilainya yang sangat tinggi, ia menjual segalanya, ia mengorbankan seluruh miliknya hanya untuk memiliki mutiara itu. Secara radikal ia mengubah inventaris gudangnya; tidak ada lagi apa pun selain mutiara itu : mutiara itu adalah satu-satunya kekayaannya, makna masa kini dan masa depannya. Ini juga merupakan undangan bagi kita. Tetapi untuk apa mutiara ini, yang untuknya kita dapat meninggalkan segalanya, mutiara dikatakan Tuhan kepada kita? Mutiara ini adalah diri-Nya : mutiara ini adalah Tuhan! Mencari Tuhan dan menemukan Tuhan, berjumpa Tuhan, hidup bersama Tuhan. Mutiara tersebut adalah Yesus: Ia adalah mutiara kehidupan yang berharga, yang harus dicari, ditemukan dan dijadikan milik kita. Layaklah menginvestasikan segalanya pada-Nya karena, ketika kita berjumpa Kristus, hidup berubah seperti ini, bukan? Hidupmu … kamu berjumpa Kristus dan dengan cara ini hidupmu berubah.

 

Marilah kita merangkum tiga tindakan pedagang tersebut: mencari, menemukan, dan membeli – serta mengajukan beberapa pertanyaan kepada diri kita sendiri. Mencari : apakah aku mencari, dalam hidupku? Apakah aku merasa baik-baik saja, berprestasi, apakah aku puas, atau apakah aku menjalankan keinginanku untuk kebaikan? Apakah aku berada dalam masa pensiun rohani? Berapa banyak kaum muda yang pensiun! Tindakan kedua, menemukan: apakah aku berlatih membedakan apa yang baik dan berasal dari Allah, tahu bagaimana meninggalkan apa yang menyisakan sedikit atau tidak sama sekali bagiku? Terakhir, membeli: apakah aku tahu bagaimana menghabiskan diriku untuk Yesus? Apakah Ia menjadi tempat pertamaku, apakah Ia kebaikan terbesar dalam hidup? Alangkah baiknya mengatakan kepada-Nya hari ini : "Yesus, Engkau adalah kebaikan terbesarku". Kamu masing-masing di dalam hatimu, katakanlah sekarang: "Yesus, Engkau adalah kebaikan terbesarku".

 

Semoga Maria membantu kita untuk mencari, menemukan dan merangkul Yesus dengan segenap diri kita.

 

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]

 

Saudara-saudari terkasih!

 

Hari ini kita merayakan dua hari sedunia yang dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) : Hari Persahabatan Sedunia dan Hari Antiperdagangan Manusia Sedunia. Hari Persahabatan Sedunia mempromosikan persahabatan antara bangsa-bangsa dan budaya; Hari Antiperdagangan Manusia Sedunia memerangi kejahatan yang mengubah orang menjadi komoditas. Perdagangan manusia adalah kenyataan yang mengerikan, mempengaruhi terlalu banyak orang: anak-anak, perempuan, pekerja..., begitu banyak orang yang dieksploitasi; semua hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi serta menderita ketidakpedulian dan penolakan oleh masyarakat. Ada begitu banyak perdagangan di dunia saat ini. Allah memberkati orang-orang yang bekerja untuk memerangi perdagangan manusia.

 

Marilah kita tiada henti mendoakan Ukraina yang terkepung, di mana perang menghancurkan segalanya, bahkan biji-bijian. Ini adalah pelanggaran berat terhadap Allah, karena biji-bijian adalah karunia-Nya untuk memberi makan umat manusia; dan tangisan jutaan saudara dan saudari yang menderita kelaparan melambung ke Surga. Saya memohon kepada saudara-saudara saya, penguasa Federasi Rusia, agar Prakarsa Laut Hitam dapat dipulihkan dan biji-bijian dapat diangkut dengan aman.

 

Tanggal 4 Agustus mendatang adalah peringatan tiga tahun ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut. Saya kembali mendoakan para korban dan keluarga mereka, yang mencari kebenaran dan keadilan, serta saya berharap krisis rumit Lebanon dapat menemukan penyelesaian yang layak demi sejarah dan nilai-nilai bangsa tersebut. Janganlah kita lupa bahwa Lebanon juga merupakan sebuah pesan.

 

Saya memintamu untuk menyertai saya dengan doa dalam perjalanan saya ke Portugal, yang akan dimulai Rabu depan, dalam rangka Hari Orang Muda Sedunia. Banyak sekali kaum muda, dari semua benua, akan mengalami sukacita perjumpaan dengan Allah dan dengan saudara-saudari mereka, dituntun oleh Perawan Maria, yang setelah kabar sukacita “berangkat dan bergegas” (Luk 1:39). Saya mempercayakan para peziarah Hari Orang Muda Sedunia dan seluruh kaum muda di dunia kepadanya, bintang yang bersinar di jalan kristiani.

 

Dan sekarang saya menyapa kamu semua, umat Roma dan para peziarah dari Italia dan banyak negara. Secara khusus, saya menyapa paduan suara anak-anak dari Veliko Tarnovo, di Bulgaria, dan sekelompok kaum muda Meksiko, serta para remaja dari Biadene dan Caonada. Dan saya menyapa kaum muda Immacolata.

 

Dan kepada kamu semua saya mengucapkan selamat hari Minggu. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siangmu, dan sampai jumpa!

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 30 Juli 2023)

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 23 Juli 2023 : LADANG DUNIA, LADANG HATI DAN LADANG TETANGGA

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

 

Bacaan Injil hari ini memberi kita perumpamaan tentang gandum dan lalang (bdk. Mat 13:24-43). Seorang petani, yang telah menaburkan benih yang baik di ladangnya, menemukan bahwa pada malam hari musuh telah menaburkan lalang di ladangnya, tanaman yang terlihat sangat mirip dengan gandum, tetapi sebenarnya adalah lalang.

 

Dengan cara ini, Yesus berbicara tentang dunia kita, yang sebenarnya seperti ladang besar, tempat Allah menabur gandum dan si jahat menabur lalang, dan oleh karena itu kebaikan dan keburukan tumbuh bersama. Kebaikan dan keburukan tumbuh bersama. Kita melihat hal ini dari berita, di dalam masyarakat, dan bahkan di dalam keluarga dan Gereja. Dan ketika, bersama dengan gandum yang baik, kita melihat lalang yang buruk, kita ingin segera mencabutnya, melakukan “sapu bersih”. Tetapi hari ini Tuhan memperingatkan kita bahwa melakukan hal ini adalah godaan: kita tidak dapat menciptakan dunia yang sempurna, dan kita tidak dapat berbuat baik dengan tergesa-gesa menghancurkan apa yang buruk, karena hal ini berdampak memperburuk: kita akhirnya, sebagaimana kita katakan, "membuang bayi dengan air mandi".


Tetapi, ada ladang kedua yang dapat kita bersihkan: ladang itu adalah ladang hati kita, satu-satunya ladang yang memungkinkan kita untuk campur tangan secara langsung. Di sana juga ada gandum dan lalang; memang, justru dari situlah keduanya berkembang ke ladang besar dunia. Saudara-saudari, hati kita sebenarnya adalah ladang kebebasan: hati kita bukan laboratorium yang steril, melainkan ruang terbuka dan karenanya rentan. Untuk mengolahnya dengan benar, di satu sisi perlu terus-menerus merawat tunas-tunas kebaikan yang lembut, dan di sisi lain, mengidentifikasi dan mencabut lalang, pada saat yang tepat. Jadi marilah kita melihat ke dalam diri kita dan sedikit menyelidiki apa yang terjadi, apa yang sedang tumbuh dalam diriku, kebaikan dan kejahatan apakah yang tumbuh dalam diriku. Ada metode yang bagus untuk hal ini: metode pemeriksaan hati nurani, yaitu melihat apa yang terjadi hari ini dalam hidupku, apa yang menyentuh hatiku dan keputusan apa yang kubuat. Dan hal ini justru berfungsi untuk menelaah, dalam terang Allah, keberadaan lalang yang buruk dan benih yang baik.


Setelah ladang dunia, dan ladang hati, ada ladang ketiga. Kita bisa menyebutnya ladang tetangga. Mereka adalah orang-orang yang bergaul dengan kita setiap hari, dan yang sering kita nilai. Betapa mudahnya mengenali lalang mereka, alangkah kita suka “menguliti” orang lain! Dan sebaliknya, alangkah sulitnya mengetahui bagaimana melihat benih yang baik yang sedang tumbuh! Tetapi, marilah kita ingat bahwa jika kita ingin mengolah ladang kehidupan, pertama-tama dan terutama pentingnya mengenali karya Allah: belajar melihat keindahan dari apa yang telah ditabur Tuhan, gandum yang disinari matahari dengan bulir emasnya, dalam diri orang lain, di dalam dunia dan di dalam diri kita sendiri. Saudara-saudari, marilah kita mohonkan rahmat untuk dapat melihatnya bukan hanya di dalam diri kita sendiri, tetapi juga dalam diri orang lain, mulai dari orang-orang terdekat kita. Bukan dari sudut pandang yang naif; tetapi dari sudut pandang kepercayaan, karena Allah, sang petani ladang besar dunia, berkenan melihat kebaikan dan membuatnya tumbuh untuk membuat panen menjadi sebuah pesta!


Jadi hari ini juga, kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan pada kita diri sendiri. Memikirkan ladang dunia: apakah aku tahu bagaimana menahan godaan untuk "mengikat semua rumput menjadi satu", untuk menyingkirkan orang lain dengan penilaianku? Kemudian, memikirkan ladang hati: apakah aku jujur dalam mencari lalang dalam diriku, dan bertekad melemparkannya ke dalam api belas kasihan Allah? Dan, memikirkan ladang tetangga : apakah aku memiliki kebijaksanaan untuk melihat apa yang baik tanpa berkecil hati oleh keterbatasan dan rbatasan orang lain?


Semoga Perawan Maria membantu kita agar sabar mengolah apa yang ditaburkan Tuhan di ladang kehidupan, di ladangku, di ladang tetangga, di ladang setiap orang.


[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]


Saudara-saudari terkasih!


Hari ini, sementara banyak kaum muda bersiap untuk berangkat ke Hari Orang Muda Sedunia, kita merayakan Hari Kakek-Nenek dan Lansia Sedunia. Inilah sebabnya di sebelah saya ada seorang muda dan seorang nenek: cucu dan nenek. Tepuk tangan meriah untuk mereka berdua! Semoga kedekatan dua hari ini menjadi undangan untuk mempromosikan keterikatan antargenerasi, dalam berbagi pengalaman dan kepedulian timbal balik antara kaum muda dan kaum tua. Janganlah kita melupakan mereka. Dan marilah kita bertepuk tangan untuk seluruh kakek-nenek! Lebih keras!


Di sini, dan di banyak negara, kita mengalami peristiwa iklim yang ekstrim: di satu sisi, berbagai wilayah dipengaruhi oleh gelombang panas yang tidak normal dan dilanda kebakaran yang meluluhlantahkan; di sisi lain, di sejumlah tempat terjadi badai dan banjir, seperti yang melanda Korea Selatan belakangan ini. Saya dekat dengan mereka yang menderita serta mereka yang membantu para korban dan pengungsi. Dan tolong, saya tegaskan kembali seruan saya kepada para pemimpin bangsa-bangsa, agar sesuatu yang lebih nyata dilakukan untuk membatasi emisi polusi: ini adalah tantangan yang mendesak dan tidak dapat ditunda; emisi polusi mempengaruhi semua orang. Marilah kita jaga rumah kita bersama!


Dan sekarang saya ingin menarik perhatian pada cobaan yang terus berlanjut bagi para migran di bagian utara Afrika. Ribuan dari mereka, di tengah penderitaan yang tak terucapkan, telah terjebak dan ditinggalkan di daerah gurun selama berminggu-minggu. Secara khusus saya mengimbau para kepala negara Eropa dan Afrika untuk segera memberikan pertolongan dan bantuan kepada saudara-saudari ini. Biarkan Mediterania tidak lagi menjadi teater kematian dan ketidakmanusiawian. Semoga Tuhan menerangi pikiran dan hati semua orang, mengilhami rasa persaudaraan, kesetiakawanan dan keramahtamahan.

Dan marilah kita terus berdoa untuk perdamaian, terutama untuk Ukraina tercinta, yang terus mengalami kematian dan kehancuran, seperti yang terjadi tadi malam di Odessa.


Saya menyapa kamu semua, umat Roma dan para peziarah dari Italia dan banyak negara, khususnya dari Brasil, Polandia, Uruguay… kamu banyak! Juga, para mahasiswa dari Buenos Aires dan umat dari Keuskupan Legnica, Polandia. Saya juga menyapa rombongan tur bersepeda “Quarant’anni dopo” dari Cogorno, para peserta “Pedalar pela Paz”, dan anak-anak yang diterima oleh beberapa komunitas di Lazio.


Kepada kamu semua saya mengucapkan selamat hari Minggu, dan tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Dan marilah kita juga mendoakan nenek ini, cucu ini, dan dengan seluruh kakek nenek dan cucu.


Selamat menikmati makan siangmu, dan sampai jumpa!

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 23 Juli 2023)

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 16 Juli 2023 : TELADANILAH YESUS YANG TIDAK PERNAH LELAH MENABUR KEBAIKAN

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

 

Hari ini Bacaan Injil menyajikan kepada kita perumpamaan tentang penabur (bdk. Mat 13:1-23). “Menabur” adalah gambaran yang sangat indah, dan Yesus menggunakannya untuk menggambarkan karunia sabda-Nya. Marilah kita bayangkan sebuah benih : ia kecil, hampir tidak terlihat, tetapi ia membuat lahan tanaman menghasilkan buah. Sabda Allah demikian : pikirkanlah Injil, sebuah buku kecil, sederhana dan dapat dijangkau semua orang, yang menghasilkan kehidupan baru bagi orang-orang yang menerimanya. Jadi, jika Sabda adalah benih, kita adalah tanahnya : kita dapat menerimanya atau tidak. Tetapi Yesus, "penabur yang baik", tidak lelah menaburkannya dengan berlimpah-limpah. Ia mengenal media tanam kita, Ia mengenal batu ketidaksetiaan kita dan duri kejahatan kita (bdk. ayat 21-22) dapat menghimpit Sabda, namun Ia berharap, Ia selalu berharap agar kita dapat menghasilkan buah yang melimpah (bdk. ayat 8).

 

Inilah apa yang diperbuat Tuhan, dan inilah yang juga harus kita perbuat: menabur tanpa lelah. Tetapi bagaimana kita dapat melakukan ini, menabur terus tanpa lelah? Marilah kita ambil beberapa contoh.

 

Pertama, para orangtua : mereka menabur kebaikan dan iman pada anak-anak mereka, dan mereka dipanggil untuk melakukannya tanpa putus asa bahkan jika kadang-kadang anak-anak mereka tampaknya tidak memahami atau menghargai ajaran mereka, atau jika mentalitas dunia menentang mereka. Benih yang baik tetap ada, inilah yang terpenting, dan akan berakar pada waktunya. Tetapi jika, menyerah pada ketidakpercayaan, mereka berhenti menabur dan meninggalkan anak-anak mereka pada belas kasihan mode dan gawai, tanpa mencurahkan waktu untuk mereka, tanpa mendidik mereka, maka tanah subur akan dipenuhi dengan lalang. Para orangtua, janganlah pernah lelah untuk menabur pada anak-anakmu!

 

Kemudian, marilah kita melihat kaum muda: mereka juga dapat menaburkan Injil di alur kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan doa: doa adalah benih kecil yang tidak dapat kamu lihat, tetapi dengannya kamu mempercayakan seluruh hidupmu kepada Yesus, agar Ia dapat membuatnya masak. Tetapi saya juga sedang memikirkan waktu yang didedikasikan untuk orang lain, untuk orang-orang yang paling membutuhkan : mungkin tampak sia-sia; stetapi, ini justru adalah waktu suci, sementara kepuasan konsumerisme dan hedonisme yang kasat mata meninggalkan satu tangan kosong. Dan saya berpikir tentang belajar: memang benar, melelahkan dan tidak langsung memuaskan, seperti menabur, tetapi penting guna membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

 

Kita telah melihat para orangtua, kita telah melihat kaum muda; sekarang marilah kita lihat para penabur Injil, banyak imam, kaum religius dan awam yang baik yang terlibat dalam pewartaan, yang hidup dan mewartakan Sabda Allah seringkali tanpa hasil yang segera. Marilah kita tidak pernah lupa, ketika kita mewartakan Sabda, meskipun tampaknya tidak terjadi apa-apa, sesungguhnya Roh Kudus sedang bekerja, dan kerajaan Allah sudah bertumbuh, melalui dan di luar usaha kita. Oleh karena itu, lanjutkanlah dengan penuh sukacita, saudara-saudari terkasih! Marilah kita mengingat orang-orang yang menaruh benih Sabda Allah dalam hidup kita: kita masing-masing, pikirkanlah “bagaimana imanku dimulai”. Mungkin iman bertunas bertahun-tahun setelah kita mendapati teladan mereka, tetapi iman tersebut terjadi berkat mereka!

 

Mengingat semua ini, kita dapat bertanya pada diri kita : apakah aku menabur kebaikan? Apakah aku hanya peduli tentang menuai untuk diriku sendiri, atau apakah aku juga menabur untuk orang lain? Apakah aku menabur benih Injil dalam kehidupan sehari-hari : belajar, bekerja, meluangkan waktu? Apakah aku berkecil hati atau, seperti Yesus, apakah aku terus menabur, meskipun aku tidak langsung melihat hasilnya? Semoga Maria, yang kita hormati hari ini sebagai Santa Perawan dari Gunung Karmel, membantu kita untuk menjadi penabur Kabar Baik yang murah hati dan penuh sukacita.

 

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]

 

Saudara-saudari terkasih,

 

Saya menyapa kamu semua, umat Roma dan para peziarah dari berbagai negara.

Saya menyapa para Suster Misionaris Bunda Maria dari Para Rasul, yang berkumpul di Roma untuk Kapitel Umum mereka.

 

Saya menyampaikan salam tulus kepada Komunitas Cenacolo, yang telah menjadi tempat keramahtamahan dan pengembangan manusia selama empat puluh tahun; saya memberkati Bunda Elvira, uskup Saluzzo, serta semua persaudaraan dan sahabat. Apa yang kamu lakukan baik adanya, dan kebaikan tersebut ada berkatmu! Terima kasih!

 

Saya ingin mengingat bahwa, delapan puluh tahun yang lalu, pada tanggal 19 Juli 1943, beberapa tempat di Roma, khususnya San Lorenzo, dibom, dan Paus, Venerabilis Pius XII, berkeinginan mengunjungi orang-orang yang terkena. Sayangnya, dewasa ini juga tragedi ini terulang kembali. Bagaimana ini mungkin? Apakah kita kehilangan ingatan kita? Semoga Tuhan mengasihani kita dan membebaskan keluarga manusia dari momok perang. Secara khusus, kita mendoakan rakyat Ukraina terkasih, yang sangat menderita.

 

Saya ingin menyapa dan berterima kasih kepada semua paroki yang mengadakan kegiatan musim panas bersama anak-anak dan remaja – ada juga kegiatan yang sangat populer di Vatikan. Terima kasih kepada para imam, suster, animator, dan keluarga! Dalam konteks ini, saya mengucapkan selamat untuk Festival Film Giffoni edisi berikutnya, di mana tokoh utamanya adalah kaum muda dan anak-anak.

 

Kepada kamu semua saya mengucapkan selamat hari Minggu. Tolong, jangan lupa mendoakan saya: saya mendoakanmu juga. Selamat menikmati makan siangmu, dan sampai jumpa.

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 16 Juli 2023)

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 9 Juli 2023 : HAL-HAL YANG MEMBUAT YESUS BERSYUKUR DAN ORANG-ORANG KECIL

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

 

Hari ini Bacaan Injil memuat doa yang sangat indah yang ditujukan Yesus kepada Bapa-Nya : “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Mat 11 :25). Tetapi hal-hal apa yang dibicarakan Yesus? Lalu, siapakah orang kecil ini yang kepadanya hal-hal seperti itu dinyatakan? Marilah kita renungkan hal-hal ini: hal-hal yang membuat Yesus bersyukur kepada Bapa-Nya dan orang kecil yang tahu bagaimana menyambut semua itu.


Hal-hal yang membuat Yesus bersyukur kepada Bapa-Nya. Tepat sebelum ini, Tuhan telah mengingatkan beberapa karya-Nya: “orang buta melihat […] penderita penyakit kulit ditahirkan, […] kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Mat 11:5), dan Ia menyatakan apa artinya, mengatakan bahwa ini adalah tanda-tanda Allah sedang bekerja di dunia. Maka, pesannya jelas – Allah menyatakan diri-Nya dengan membebaskan dan menyembuhkan manusia – jangan lupakan ini, Allah menyatakan diri-Nya dengan membebaskan dan menyembuhkan manusia – dan Ia melakukan ini dengan kasih yang cuma-cuma, kasih yang menyelamatkan. Inilah sebabnya Yesus bersyukur kepada Bapa-Nya, karena keagungan-Nya terletak pada kasih-Nya dan Ia tidak pernah bekerja di luar kasih. Tetapi keagungan kasih ini tidak dipahami oleh mereka yang menganggap diri hebat dan yang mereka-reka allah menurut gambaran mereka sendiri – kuat, kaku, pendendam. Dengan kata lain, orang-orang yang angkuh – sombong, arogan, hanya mementingkan kepentingan mereka – inilah orang-orang yang angkuh, yakin bahwa mereka tidak membutuhkan siapa pun, tidak dapat menerima Allah sebagai Bapa. Dalam hal ini, Yesus menyebut penduduk tiga kota kaya pada masanya - Khorazim, Bethsaida, Kapernaum - kota-kota tempat Ia telah melakukan banyak penyembuhan, tetapi penduduknya tetap acuh tak acuh terhadap pewartaan-Nya. Bagi mereka, mukjizat-mukjizat-Nya hanya peristiwa spektakuler, berguna untuk membuat berita dan meningkatkan gosip. Setelah minat sekejab mereka berakhir, mereka mengarsipkannya, mungkin untuk menyibukkan diri dengan hal-hal baru lainnya saat itu. Mereka tidak tahu bagaimana menyambut hal-hal besar Allah.


Orang-orang kecil, sebaliknya, tahu bagaimana menyambut hal-hal besar Allah, dan oleh karenanya Yesus bersyukur kepada Bapa-Nya: “Aku memberkati kamu,” kata-Nya, karena kamu telah menyatakan Kerajaan Surga kepada orang-orang kecil. Yesus bersyukur kepada Allah karena orang-orang sederhana yang hatinya bebas dari praduga dan cinta diri. Orang-orang kecil adalah mereka yang, seperti anak-anak, merasakan membutuhkan dan tidak merasa berkecukupan. Mereka terbuka terhadap Allah dan memperkenankan diri mereka kagum akan karya-karya-Nya. Mereka tahu bagaimana membaca tanda-tanda, mengagumi keajaiban kasih-Nya! Saya bertanya kepada kamu semua, dan bahkan diri saya sendiri, apakah kita tahu bagaimana mengagumi hal-hal Allah atau apakah kita menganggap semua itu sebagai hal-hal yang berlalu begitu saja?


Saudara-saudari, jika kita memikirkannya, hidup kita dipenuhi dengan keajaiban – penuh dengan perbuatan kasih, tanda-tanda kebaikan Allah. Tetapi, di hadapan semua ini, hati kita bahkan dapat tetap acuh tak acuh dan menjadi kebiasaan, ingin tahu tetapi tidak mampu terkagum-kagum, membiarkan diri mereka "terkesan". Hati yang tertutup, hati yang dipersenjatai, yang tidak memiliki kemampuan untuk kagum. Mengesankan adalah kata kerja yang indah yang mengingatkan pada film fotografi. Inilah perilaku yang benar di hadapan karya Allah: memotret karya-karya-Nya di benak kita sehingga terpatri di dalam hati kita, untuk kemudian dikembangkan dalam hidup kita melalui banyak perbuatan baik, sehingga “foto” Allah yang adalah kasih ini semakin terang dalam diri kita dan melalui diri kita.


Dan sekarang, marilah kita bertanya pada diri kita: Dalam melimpah ruahnya berita yang membanjiri kita, apakah aku, sebagaimana ditunjukkan Yesus kepada kita hari ini, tahu bagaimana berhenti di hadapan hal-hal besar Allah, hal-hal yang dilaksanakan Allah? Apakah aku memperkenankan diriku seperti orang-orang kecil mengagumi kebaikan yang diam-diam mengubah dunia? Apakah aku kehilangan kemampuan untuk kagum? Dan apakah setiap hari aku bersyukur kepada Bapa atas karya-karya-Nya? Semoga Maria yang bersuka ria di dalam Tuhan, membuat kita dapat terkagum-kagum dengan kasih-Nya dan bersyukur kepada-Nya dengan sederhana.

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]


Saudara-saudari terkasih, dengan sedih, saya kembali mempelajari darah yang telah tertumpah di Tanah Suci. Saya berharap para pemimpin Israel dan Palestina dapat melanjutkan dialog langsung untuk mengakhiri pilinan kekerasan serta membuka jalan rekonsiliasi dan perdamaian.


Hari ini adalah Hari Minggu Lautan, yang didedikasikan untuk mereka yang bekerja di kapal, di pelabuhan, dan di industri maritim. Saya berterima kasih kepada para pelaut yang melindungi lautan dari berbagai bentuk polusi – selain pekerjaan mereka – dan membersihkan lautan dari sampah plastik yang kita buang ke dalamnya. Para nelayan dari San Benedetto del Tronto pernah bercerita tentang berton-ton plastik yang mereka angkat dari lautan, seperti yang baru-baru ini kita lihat di program Sua Immagine. Saya berterima kasih kepada para kapelan dan relawan kerasulan lautan serta saya mempercayakan mereka semua kepada perlindungan Maria, Stella Maris (Bintang Laut). Saya juga ingin mengingat dengan penuh rasa syukur semua orang yang bekerja untuk Mediterranea Saving Humans karena telah menyelamatkan para migran di lautan. Terima kasih banyak, saudara-saudari!

Dan sekarang saya menyapamu, umat Roma dan para peziarah, yang, meskipun bulan Juli panas, ada di sini di Lapangan! Tepuk tangan untuk kamu semua! Saya dengan senang hati menyapa secara khusus para pramuka dan mahasiswa dari Leopoli Ukraina: Saya memberkati kamu semua serta saya memberkati orang-orang yang kamu kasihi dan bangsamu, yang telah dicoba dengan sangat keras. Marilah kita mendoakan orang-orang yang sangat menderita ini. Saya menyapa rakyat Polandia dan saya mengingat peziarahan besar yang berlangsung hari ini di Tempat Kudus Jasna Góra, Częstochowa.

Saya menyapa kaum muda dari gerakan Regnum Christi, para
pramuka dari Modica, paduan suara Paroki Santo Stefanus Quisquina - Agrigento, anak-anak dari Keuskupan Pistoia dan umat dari Sacile.

 

Dan sekarang saya ingin mengumumkan bahwa 30 September mendatang saya akan mengadakan Konsistori untuk pengangkatan kardinal baru. Asal para kardinal tersebut mengungkapkan universalitas Gereja, yang terus mewartakan kasih Allah yang penuh belas kasihan kepada semua orang di bumi. Selain itu, masuknya para kardinal baru di Keuskupan Roma, menunjukkan ikatan tak terpisahkan antara Takhta Santo Petrus dan Gereja-Gereja lokal yang tersebar di seluruh dunia.


Berikut adalah nama para kardinal baru :

1.       Robert Francis PREVOST, OSA, Prefek Dikasteri untuk Para Uskup

2.     Claudio GUGEROTTI, Prefek Dikasteri untuk Gereja-Gereja Timur

3.     Víctor Manuel FERNÁNDEZ, Prefek Dikasteri untuk Ajaran Iman

4.     Emil Paul TSCHERRIG, Duta Besar Vatikan untuk San Marino

5.     Christophe Louis Yves Georges PIERRE, Duta Besar Vatikan untuk Amerika Serikat

6.     Pierbattista PIZZABALLA, Patriark Latin Yerusalem

7.     Stephen BRISLIN, Uskup Keuskupan Agung Capetown (Kaapstad), Afrika Selatan

8.     Ángel Sixto ROSSI, SJ, Uskup Keuskupan Agung Córdoba, Argentina

9.     Luis José RUEDA APARICIO, Uskup Keuskupan Agung Bogotá, Kolombia

10.  Uskup Agung Grzegorz RYŚ, Uskup Keuskupan Agung Łódź, Polandia

11.    Stephen Ameyu Martin MULLA, Uskup Keuskupan Agung Juba, Sudan Selatan

12.  José COBO CANO, Uskup Keuskupan Agung Madrid, Spanyol

13.  Protase RUGAMBWA, Uskup Koajutor Keuskupan Agung Tabora, Tanzania

14.  Sebastian FRANCIS, Uskup Keuskupan Penang, Malaysia

15.  Stephen CHOW SAU-YAN, SJ, Uskup Keuskupan Hong Kong

16.  François-Xavier BUSTILLO, OFMConv, Uskup Keuskupan Ajaccio, Prancis

17.  Américo Manuel ALFES AGUIAR, Uskup Auksilier Keuskupan Lisboa, Portugal

18.  Pastor Ángel FERNÁNDEZ ARTIME, SDB, Rektor Mayor Salesian

 

Bersama dengan mereka, saya akan mengangkat ke dalam Dewan Kardinal dua uskup agung dan satu kaum religius yang menonjol dalam pelayanan mereka bagi Gereja:

 

19.  Agostino MARCHETTO, mantan Duta Besar Vatikan

20.Diego Rafael PADRÓN SÁNCHEZ, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Cumaná, Venezuela

21.  Pastor Luis Pascual DRI, OFMCap, Bapa Pengakuan Gua Maria dari Pompei, Buenos Aires, Argentina

 

“Marilah kita mendoakan para kardinal baru, agar, meneguhkan keterikatan mereka dengan Kristus, Sang Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan setia (bdk. Ibr 2:17), mereka dapat membantu saya dalam pelayanan saya sebagai Uskup Roma demi kebaikan segenap umat Allah yang kudus”.


Kepada kamu semua saya mengucapkan selamat hari Minggu. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siangmu dan sampai jumpa.


_______

(Peter Suriadi - Bogor, 9 Juli 2023)

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 2 Juli 2023 : MENYAMBUT NABI

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

 

Dalam Bacaan Injil hari ini, Yesus berkata, "Siapa yang menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi” (Mat 10:41). Kata “nabi” muncul tiga kali. Tetapi nabi macam apa? Ada beberapa orang yang membayangkan seorang nabi sebagai beberapa macam ahli nujum yang meramalkan masa depan. Tetapi ini adalah gagasan takhayul dan orang kristiani tidak percaya pada takhayul, seperti nujum, kartu tarot, horoskop, dan hal serupa lainnya. Dalam tanda kurung, banyak, banyak orang kristiani pergi untuk membaca telapak tangan…. Tolong…. Yang lain menggambarkan seorang nabi sebagai tokoh masa lampau belaka, yang ada sebelum Kristus untuk meramalkan kedatangan-Nya. Namun, Yesus sendiri saat ini berbicara tentang perlunya menyambut para nabi. Oleh karena itu, mereka tetap ada. Tetapi siapa mereka? Apa itu nabi?

 

Kita masing-masing, saudara-saudari, adalah seorang nabi. Sesungguhnya, oleh pembaptisan, kita semua menerima karunia perutusan kenabian (bdk. Katekismus Gereja Katolik, 1268). Seorang nabi adalah orang yang, oleh pembaptisan, membantu orang lain membaca saat kini di bawah tindakan Roh Kudus. Ini sangat penting: membaca hari ini bukan seperti berita, tidak… membacanya sebagai orang yang tercerahkan dan di bawah tindakan Roh Kudus, yang membantu untuk memahami rencana Allah dan menyesuaikannya dengan rencana tersebut. Dengan kata lain, nabi adalah orang yang menunjukkan Yesus kepada orang lain, yang memberi kesaksian tentang Dia, yang membantu menghayati hari ini dan membangun masa depan sesuai dengan rancangan-Nya. Jadi kita semua adalah para nabi, saksi-saksi Yesus, supaya "kekuatan Injil bersinar dalam hidup sehari-hari, dalam keluarga maupun masyarakat” (Lumen Gentium, 35). Seorang nabi adalah tanda yang hidup yang menunjukkan Allah kepada orang lain. Seorang nabi adalah cermin terang Kristus di jalan saudara-saudari kita. Jadi, kita dapat bertanya pada diri kita : Apakah aku, -- kita masing-masing – apakah aku, yang adalah “nabi pilihan” oleh pembaptisan, apakah aku berbicara, dan terutama, apakah aku hidup sebagai saksi Yesus? Apakah aku membawa sedikit terang-Nya ke dalam kehidupan orang lain? Apakah aku menelaah diri dalam hal ini? Aku bertanya pada diriku: Seperti apakah kesaksianku, seperti apakah kenabianku?

 

Dalam Bacaan Injil, Tuhan juga meminta untuk menyambut para nabi. Maka sangatlah penting saling menyambut, sebagai pembawa pesan Allah, kita masing-masing sesuai dengan status dan panggilan kita, serta melakukannya di tempat tinggal kita – yaitu, di dalam keluarga, paroki, komunitas keagamaan, tempat lain dalam Gereja dan masyarakat. Roh Kudus telah menyalurkan karunia kenabian kepada Umat Allah yang kudus. Inilah sebabnya ada baiknya mendengarkan setiap orang. Sebagai contoh, ketika sebuah keputusan penting harus diambil – marilah kita pikirkan tentang hal ini – pertama-tama, ada baiknya berdoa, memanggil Roh Kudus, tetapi kemudian mendengarkan dan berdialog memercayai setiap orang, bahkan orang-orang yang paling sederhana sekalipun, karena mereka memiliki sesuatu yang penting untuk dikatakan, karunia kenabian untuk dibagikan. Dengan demikian, kebenaran diusahakan dan iklimnya mendengarkan Allah dan saudara-saudari kita disebarkan bukan karena orang-orang merasa diterima karena mereka mengatakan apa yang kusuka, tetapi mereka merasa diterima dan dihargai karena karunia mereka.

 

Marilah kita renungkan berapa banyak pertikaian yang dapat dihindari dan diselesaikan dengan cara ini, mendengarkan orang lain dengan keinginan tulus untuk saling memahami! Jadi, akhirnya, marilah kita bertanya pada diri kita: Apakah aku tahu bagaimana menyambut saudara dan saudariku sebagai karunia kenabian? Apakah aku yakin bahwa aku membutuhkan mereka? Apakah aku mendengarkan mereka dengan hormat, dengan keinginan untuk belajar? Karena kita masing-masing perlu belajar dari orang lain. Kita masing-masing perlu belajar dari orang lain.

 

Semoga Maria, Ratu Para Nabi, membantu kita melihat dan menyambut kebaikan yang telah ditaburkan Roh Kudus dalam diri orang lain.

 

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]

 

Saudara-saudari terkasih,

 

Bahkan selama musim panas ini, marilah kita tidak lelah mendoakan perdamaian, khususnya rakyat Ukraina yang sangat terkepung. Dan janganlah kita mengabaikan perang-perang lain yang sayangnya sering terlupakan, serta banyak pertikaian dan bentrokan berdarah yang menodai pelbagai belahan dunia. Ada begitu banyak perang hari ini. Marilah kita memperhatikan apa yang sedang terjadi, marilah kita membantu mereka yang menderita dan marilah kita berdoa, karena doa adalah kekuatan lembut yang melindungi dan menopang dunia.

 

Saya menyapa kamu semua, umat Roma serta berbagai negara dan tempat di Italia; khususnya, Suster-suster Santo Joseph Benedict Cottolengo, para calon penerima krisma muda dari Ibiza dan Formentera, anak-anak dari Unit Pastoral Tremignon dan Vaccarino Vicenza. Saya juga menyapa “Kelompok Santo Mauro” dari Cavarzere dan taman kanak-kanak “Bunda Maria dari Olmo” Verdellino. Dan saya menyapa para anggota kelompok Immaculata.

 

Kepada kamu semua saya mengucapkan selamat hari Minggu dan, tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siangmu dan sampai jumpa!

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 2 Juli 2023)