Liturgical Calendar

MAKNA SIMBOLIK PEMBAPTISAN

Memang harus diakui, kalau baptisan dilakukan dengan mencelupkan sebagian besar atau bahkan seluruh tubuh manusia ke dalam air, maka lambang dan makna baptisan akan nampak lebih jelas. Dengan menenggelamkan seluruh tubuh orang ke dalam air, sakramen baptis akan lebih nampak sebagai “kematian” orang bersama dengan Kristus (bdk. Rm 6:3-4; Kol 2:12). Dibaptis berarti ditenggelamkan dalam kematian bersama Kristus. Namun tidak boleh disimpulkan bahwa penenggelaman merupakan satu-satunya cara yang sah! Demi alasan praktis, baptisan cara Katolik hanya mewajibkan orang untuk mengucurkan air alami bersih ke atas dahi orang dengan rumusan : “NN, aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Yang penting adalah air sebagai lambang pembasuhan jiwa dan pencurahan Roh Kudus, bukan banyaknya air itu atau cara orang dicuci dengan air.

Air dipakai sebagai materia (‘bahan”) untuk sakramen baptis karena hal itu sesuai dengan data Kitab Suci. Yesus sendiri dibaptis dengan air di Sungai Yordan. Diakon Filipus membaptis sida-sida dari Etiopia dengan air (Kis 8:38). Juga Petrus membaptis keluarga Kornelius dengan air (Kis 10:47). Ketika Yesus berkata kepada Nikodemus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh 3:5), yang dimaksud adalah kelahiran baru berkat pembaptisan dengan air dan Roh Kudus. Air memang melambangkan Roh Kudus yang menghidupkan (Yoh 7:39). Selain itu air juga melambangkan penyucian atau permandian kelahiran kembali dan pembaruan oleh Roh Kudus (Tit 3:5).

Katekismus Gereja Katolik nomor 1217-1221 mengajarkan bahwa penggunaan air dalam sakramen baptis sudah disiapkan sejak Perjanjian Lama : air yang dinaungi Roh Allah pada awal penciptaan dunia; air bah pada waktu Nuh diselamatkan Allah; air Laut Merah pada waktu bangsa Israel diselamatkan dari orang Mesir, air Sungai Yordan pada waktu penyeberangan bangsa Israel untuk masuk ke Tanah Terjanji. Air laut juga melambangkan kematian.

Karena itu air sakramen baptis melambangkan kematian orang yang dibaptis bersama Kristus. Dia mati sebagai pendosa untuk dibangkitkan kembali sebagai anak Allah bersama Kristus. Jadi, menjadi jelas bahwa air memang menjadi materia sakramen baptis.
Upacara pembaptisan mempunyai 3 unsur, yaitu: meninggalkan hidup lama (dilambangkan dengan penenggelaman dalam air, diungkapkan lewat pengakuan iman), memulai hidup baru (dilambangkan dengan pengangkatan dari air untuk menghirup udara segar, diungkapkan dengan pemberian pakaian putih bersih), dan melibatkan diri dalam hidup baru tersebut (dilambangkan dengan pemberian lilin menyala sebagai penerangan hidup, diungkapkan dengan pengurapan minyak). Pengurapan adalah tanda pengangkatan dalam imamat rajawi, keterlibatan dalam umat Allah.  Pakaian putih bersih adalah tanda panggilan Kristus sebagai terang dunia atau “mengenakan Kristus” (bdk. Gal 3:27). Lilin menyala, yang dinyalakan dari lilin Paskah, merupakan lambang Kristus, cahaya dunia.

Rahmat apa saja yang diberikan oleh sakramen baptis ? Menurut Katekismus Gereja Katolik nomor 1262-1270, dengan sakramen baptis orang menerima 4 hal. 
  1. Pengampunan dosa, baik dosa asal, dosa-dosa pribadi maupun hukuman atas dosa-dosa pribadi. Seandainya setelah dibaptis, dia langsung meninggal dunia, maka Gereja yakin dia langsung masuk surga.
  2. Kelahiran baru sebagai ciptaan baru (2 Kor 5:17), menjadi anak Allah (Gal 4:5-7), anggota Kristus (bdk. 1 Kor 6:15), ahli waris bersama Kristus (Rm 6:19), dan Bait Roh Kudus (1 Kor 6:19).
  3. Rahmat pengudus (= rahmat Roh Kudus yang menguduskan kita dan menjadikan kita orang benar meskipun sebenarnya kita ini pendosa), rahmat pembenaran yang memberi dia : keutamaan-keutamaan teologal (= iman, harapan dan kasi) agar dia mampu untuk percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya dan mengasihi dia; karunia-karunia Roh Kudus (rahmat yang diperlukan agar kita bisa maju dalam hidup rohani) agar dia bisa hidup di bawah bimbingan Roh Kudus; keutamaan-keutamaan moral (= “kemampuan rohani” untuk bisa hidup baik secara moral) agar dia berkembang dalam hidup rohani. Singkat kata, sakramen baptis memberi orang semua hal yang dibutuhkan orang agar bisa selamat dari hukuman kekal dan bisa berkembang menjadi anak Allah yang sempurna.
  4. Menjadikan orang anggota Gereja (Ef 4:25) dan ambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus.
Dari uraian singkat di atas menjadi jelas betapa penting dan berharganya sakramen baptis ini bagi semua orang.