Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 September 2015 : TENTANG PERJALANAN APOSTOLIK KE KUBA DAN AMERIKA SERIKAT

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Audiensi hari ini akan berada di dua tempat : di sini di Lapangan (Santo Petrus) dan juga di Aula Paulus VI, tempat banyak orang sakit berada, yang sedang mengikuti Audiensi di layar besar. Ketika cuaca sangat tidak baik, kami memutuskan mereka harus berada di ruang tertutup dan lebih tentram. Marilah kita saling bergabung dan saling menyapa.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN DI PLAZA DE LA REVOLUCION, HAVANA, KUBA 20 September 2015 : TENTANG PERDAMAIAN DAN PENDAMAIAN

Saya berterima kasih kepada Jaime Kardinal Ortega y Alamino, Uskup Agung Havana, atas kata-kata ramahnya, dan saya menyambut semua uskup, imam, pelaku hidup bakti dan umat awam saudara-saudara saya. Saya juga menyambut Presiden dan seluruh aparat pemerintahan yang hadir.

Kita telah mendengar dalam Injil (Mrk 9:30-37) bagaimana para murid takut mempertanyakan Yesus ketika Ia berbicara kepada mereka tentang penderitaan dan kematian-Nya. Ia menakutkan mereka, dan mereka tidak bisa memahami gagasan melihat Yesus menderita di kayu salib. Kita juga tergoda untuk melarikan diri dari salib kita sendiri dan orang lain, untuk menarik diri dari orang-orang yang menderita. Dalam mengakhiri Misa Kudus ini, yang di dalamnya Yesus telah sekali lagi memberikan diri-Nya kepada kita dalam tubuh dan darah-Nya, marilah kita sekarang mengangkat pandangan kita kepada Perawan Maria, Bunda kita. Kita memintanya untuk mengajarkan kita berdiri di samping salib saudara dan saudari kita yang menderita. Belajar melihat Yesus dalam setiap orang membungkuk di jalan kehidupan, dalam semua saudara dan saudari kita yang lapar atau haus, yang telanjang atau dalam penjara atau sakit. Bersama Maria Bunda kita, di kayu salib kita dapat melihat siapa yang benar-benar "terbesar" dan apa artinya berdiri di samping Tuhan dan berbagi dalam kemuliaan-Nya.

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-24

Mempercayakan Diri kepada Yesus yang Murah Hati seperti Maria: "Perbuatlah apa yang Ia katakan kepadamu" (Yoh 2:5)

Saudara dan saudari terkasih,

Hari Orang Sakit Sedunia yang kedua puluh empat menawarkan saya sebuah kesempatan untuk secara khusus mendekati kalian, sahabat-sahabat terkasih yang sakit, dan orang-orang yang merawat kalian.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 September 2015 : TENTANG KEPENTINGAN SEJAGAT KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Ini adalah permenungan terakhir kita tentang masalah perkawinan dan keluarga. Kita berada pada malam yang indah dan memerlukan peristiwa-peristiwa, yang secara langsung berhubungan dengan tema besar ini : Pertemuan Keluarga Sedunia di Philadelphia dan Sinode Para Uskup di sini di Roma. Keduanya memiliki keluasan di seluruh dunia, yang berhubungan dengan dimensi sejagat Kekristenan, tetapi juga dengan kepentingan sejagat komunitas manusia yang mendasar dan tak tergantikan ini, pada kenyataannya, adalah keluarga.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 13 September 2015 : TENTANG MENGIKUTI KRISTUS

Injil hari ini (Mrk 8:27-35) menyajikan kepada kita Yesus yang, dalam perjalanan menuju Kaisarea Filipi, bertanya kepada para murid : "Kata orang, siapakah Aku ini?" (Mrk 8:27). Mereka menjawab bahwa beberapa orang meyakini Ia adalah Yohanes Pembaptis yang lahir kembali, lainnya mengatakan Elia atau seorang dari para nabi besar". Orang-orang menghargai Yesus, mereka menganggap-Nya "utusan Allah", tetapi masih tidak bisa mengenali-Nya sebagai Mesias yang diramalkan dan lama ditunggu-tunggu. "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini" (ayat 29). Ini adalah pertanyaan yang terpenting, yang dengannya Yesus berbicara langsung kepada mereka yang telah mengikuti-Nya, untuk menguji iman mereka. Petrus, atas nama semua murid, berseru dengan terus terang : "Engkau adalah Mesias" (ayat 29). Yesus tetap terkejut oleh iman Petrus, Ia mengakui bahwa itu adalah buah dari rahmat khusus Allah Bapa. Dan sekarang Ia secara terbuka mengungkapkan kepada para murid yang menanti-nantikan-Nya di Yerusalem itu, bahwa Dialah "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan ..... lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (ayat 31).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 September 2015 : TENTANG KELUARGA DAN KOMUNITAS KRISTIANI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini saya ingin memusatkan perhatian kita pada ikatan di antara keluarga dan komunitas Kristiani. Ia, dapat dikatakan, adalah sebuah ikatan "alami", karena Gereja adalah sebuah keluarga rohani dan keluarga adalah Gereja kecil (bdk. Lumen Gentium, 9). Komunitas Kristiani adalah rumah dari orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai sumber persaudaraan di antara semua orang. Gereja berjalan di tengah bangsa-bangsa, dalam sejarah pria dan wanita, sejarah para ayah dan ibu, sejarah para putra dan putri : ini adalah sejarah yang penting bagi Tuhan. Peristiwa-peristiwa besar kekuatan-kekuatan duniawi tertulis dalam buku-buku sejarah, dan mereka tetap di sana. Namun, sejarah kasih sayang umat manusia tertulis langsung di dalam hati Allah; dan ia adalah sejarah yang masih dalam kekekalan. Ini adalah tempat kehidupan dan iman. Keluarga adalah tempat inisiasi kita - tak tergantikan, tak terhapuskan - terhadap sejarah ini, terhadap sejarah kehidupan kekal ini yang akan berakhir dengan permenungan akan Allah untuk selama-lamanya di Surga. Tetapi ia dimulai dalam keluarga! Oleh karena itu, keluarga sangat penting. Putra Allah mempelajari sejarah manusia dengan cara ini, dan Ia menghayatinya hingga kesudahan (bdk. Ibr 2:18;5:8).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 September 2015 : TENTANG MEMULIHKAN KOMUNIKASI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini (Mrk 7:31-37) berkaitan dengan penyembuhan Yesus atas seorang yang tuli dan tidak dapat berbicara, sebuah peristiwa yang luar biasa yang menunjukkan bagaimana Yesus mengadakan kembali komunikasi penuh manusia dengan Allah dan dengan orang lain. Mukjizat terjadi di daerah Dekapolis, yaitu, di wilayah yang sama sekali kafir; dengan demikian, orang tuli yang dibawa ke hadapan Yesus ini menjadi lambang dari seorang yang tidak beriman yang menyelesaikan sebuah perjalanan menuju iman. Akibatnya, ketuliannya mengungkapkan ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami, bukan hanya kata-kata manusia, tetapi juga Sabda Allah. Dan Santo Paulus mengingatkan kita bahwa "iman timbul dari pendengaran".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 September 2015 : TENTANG KELUARGA-KELUARGA YANG BERBAGI IMAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam tahap akhir perjalanan katekese kita tentang keluarga ini, kita melihat cara keluarga menjalani tanggung jawab untuk mengkomunikasi iman, untuk meneruskan iman, baik itu di dalam maupun di luar dirinya.

Awalnya, beberapa ungkapan injili dapat datang ke pikiran yang tampaknya mempertentangkan ikatan keluarga dan mengikuti Yesus. Misalnya, kata-kata kuat ini yang kita semua tahu dan dengar: "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat 10:37-38).