Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 30 Oktober 2016 : TENTANG ZAKHEUS SI PEMUNGUT CUKAI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini menghadirkan sebuah peristiwa yang terjadi di Yerikho, ketika Yesus mencapai kota tersebut dan disambut oleh orang banyak (bdk. Luk 19:1-10). Zakheus, kepala "para pemungut cukai", yaitu, kepala para pemungut pajak, tinggal di kota tersebut. Zakheus adalah seorang antek kaya dari penjajah Romawi yang dibenci, seorang pemeras rakyatnya. Ia juga, karena penasaran, ingin melihat Yesus, namun kondisinya sebagai seorang pendosa publik tidak memungkinkan dia untuk mendekati Sang Guru; selain itu, ia berbadan pendek, sehingga ia memanjat pohon ara, sepanjang jalan di mana Yesus lewat.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 26 Oktober 2016 : TENTANG MENYAMBUT ORANG ASING, MEMBERI PAKAIAN ORANG TELANJANG


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Kita melanjutkan dengan permenungan tentang karya-karya kerahiman jasmani, yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada kita untuk menjaga iman kita selalu hidup dan dinamis. Karya-karya ini, pada kenyataannya, membuat jelas bahwa orang-orang Kristen tidak lelah dan malas menunggu perjumpaan akhir dengan Tuhan, tetapi mereka pergi menjumpai-Nya setiap hari, mengenali wajah-Nya dalam wajah banyak pribadi yang meminta bantuan. Hari ini kita merenungkan sabda Yesus ini : "Ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian" (Mat 25:35-36). Berapa banyak lebih tepat waktu dalam waktu kita adalah karya mengenai orang asing. Krisis ekonomi, konflik bersenjata dan perubahan iklim mendorong banyak orang untuk bermigrasi. Namun, migrasi bukanlah sebuah fenomena baru, tetapi milik sejarah umat manusia. Kenangan sejarah tidak memikirkan mereka sesungguhnya hanya milik tahun-tahun kita.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 23 Oktober 2016 : TENTANG PERUTUSAN DAN KEBERANIAN


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Bacaan kedua liturgi hari ini menyajikan kepada kita nasehat Santo Paulus kepada Timotius, muridnya, yang merenungkan keberadaannya sebagai seorang Rasul benar-benar dikuduskan untuk perutusan (bdk. 2 Tim 4:6-8.16-18). Melihat dengan titik itu bahwa ia sudah mendekati akhir perjalanan duniawinya, Paulus menjelaskannya dengan mengacu pada tiga masa : masa kini, masa lalu, masa depan.

'Masa kini', Paulus menafsirkan dengan metafora pengorbanan : "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan" (ayat 6). Adapun 'masa lalu', Paulus menunjuk ke kehidupan masa lalunya dengan gambaran "pertandingan yang baik" dan "perlombaan" seorang manusia yang konsisten dengan komitmen dan tanggung jawabnya (bdk. ayat 7); akibatnya, untuk 'masa depan', ia mempercayai pengakuan dari Allah, yang adalah "hakim yang adil" (ayat 8). Tetapi perutusan Paulus efektif, adil dan benar, hanya berkat kedekatan dan kekuatan Tuhan, yang menjadikannya seorang pewarta Injil kepada semua bangsa. Berikut adalah ungkapannya : "Tetapi Tuhan telah mendampingiku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya" (ayat 17).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI YUBILEUM 22 Oktober 2016 : TENTANG PENTINGNYA DIALOG

Dialog adalah unsur pokok kerahiman, kata Paus Fransiskus, pada Sabtu 22 Oktober 2016 dalam Audiensi Yubileum di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Beliau menjelaskan bahwa ketika kita mengganggu orang lain dalam rangka mendorong pendapat kita sendiri tanpa benar-benar mendengarkan, kita beresiko merusak hubungan. Paus Fransiskus menunjukkan "aspek kerahiman yang sangat penting, justru adalah dialog".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 19 Oktober 2016 : MEMBERI MAKAN ORANG YANG KELAPARAN, MEMBERI MINUM ORANG YANG KEHAUSAN


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Akibat dari apa yang disebut "kesejahteraan" adalah sesuatu yang menyebabkan orang menarik diri ke dalam diri mereka sendiri, membuat mereka tidak peka terhadap kebutuhan orang lain. Semuanya dilakukan untuk memperdaya mereka, menghadirkan model kehidupan yang fana, yang menghilang setelah beberapa tahun, seolah-olah kehidupan kita adalah mode untuk diikuti dan dapat berubah setiap musim. Tidak demikian. Kenyataan harus diterima dan dihadapi apapun itu, dan sering ia membuat kita menjumpai situasi-situasi kebutuhan mendesak. Oleh karena hal inilah jeritan orang lapar dan orang haus ditemukan di antara karya-karya kerahiman : memberi makan orang lapar - ada begitu banyak orang seperti itu hari ini - dan memberi minum kepada orang yang haus. Berapa kali media memberitahu kita penduduk yang menderita kekurangan makanan dan air, dengan akibat-akibat yang parah, terutama untuk anak-anak.

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK DIREKTUR UMUM ORGANISASI PANGAN PERTANIAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM RANGKA HARI PANGAN SEDUNIA 16 Oktober 2016

Kepada Profesor José Graziano da Silva
Direktur Umum Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa

Bapak yang Mulia,

1. Kenyataannya bahwa Organisasi Pangan dan Pertanian telah memilih untuk mengabdikan Hari Pangan Sedunia saat ini dengan tema "Iklim Sedang Berubah. Pangan dan Pertanian Juga Harus Berubah", membawa kita untuk memikirkan perjuangan melawan kelaparan sebagai tujuan yang bahkan lebih sulit untuk dicapai di hadapan fenomena yang rumit seperti perubahan iklim. Berkenaan menghadapi tantangan-tantangan yang dikemukakan alam kepada manusia, dan yang dikemukan manusia kepada alam (bdk. ensiklik Laudato Si', 25), saya ingin menyampaikan beberapa permenungan terhadap pemikiran-pemikiran Organisasi Pangan dan Pertanian, negara-negara anggotanya dan mereka yang ikut serta dalam kegiatannya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 12 Oktober 2016 : TENTANG KARYA-KARYA KERAHIMAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam katekese sebelumnya kita sedikit memasuki misteri agung kerahiman Allah. Kita merenungkan tindakan Bapa dalam Perjanjian Lama dan kemudian, melalui kisah-kisah injili, kita melihat bagaimana Yesus adalah penjelmaan kerahiman dalam kata-kata-Nya dan dalam gerak isyarat-Nya. Ia, pada gilirannya, mengajar murid-murid-Nya : "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (Luk 6:36). Ini adalah sebuah komitmen yang menantang hati nurani dan tindakan setiap orang Kristen. Bahkan, tidaklah cukup mengalami kerahiman Allah dalam kehidupannya; siapa pun yang menerimanya perlu juga menjadi tanda dan alatnya bagi orang lain. Selain itu, kerahiman tidak hanya diperuntukkan untuk saat-saat tertentu, tetapi ia mencakup seluruh keberadaan kita sehari-hari.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 5 Oktober 2016 : TENTANG KUNJUNGAN KE GEORGIA DAN AZERBAIJAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Akhir pekan lalu, saya melakukan sebuah kunjungan apostolik ke Georgia dan Azerbaijan. Saya berterima kasih kepada Tuhan yang menganugerahkannya kepada saya dan saya memperbaharui ungkapan terima kasih saya kepada otoritas sipil dan keagamaan dari kedua negara tersebut, khususnya kepada Patriark Seluruh Georgia, Ilia II - kesaksiannya melakukan begitu banyak kebaikan untuk hati dan jiwa saya - dan kepada Sheikh Muslim Kaukasus. Ucapan terima kasih persaudaraan kepada para uskup, para imam, kaum religius dan seluruh umat beriman yang membuat saya merasakan kasih sayang mereka yang hangat.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN DI BAKU, AZERBAIJAN 2 Oktober 2016

Saudara dan saudari terkasih,

Dalam perayaan Ekaristi ini saya telah berterima kasih kepada Allah bersama kalian, dan juga kepada kalian : di sini iman, setelah tahun-tahun penganiayaan, telah mengerjakan keajaiban-keajaiban. Saya ingin mengingat banyak orang Kristen yang berani yang percaya kepada Tuhan dan setia dalam menghadapi kesulitan. Seperti yang dilakukan Santo Yohanes Paulus II, saya menyampaikan kata-kata Rasul Petrus : "Karena itu bagi kamu, yang percaya" (1 Ptr 2:7; Homili, Baku, 23 Mei 2002).