Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 29 Juni 2018 : TENTANG HARI RAYA SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini Gereja, peziarah menuju Roma dan di seluruh dunia, berjalan menuju akar imannya dan merayakan Rasul Petrus dan Paulus. Jenazah mereka yang fana, tersimpan di dua Basilika yang didedikasikan untuk mereka, sangat disayangi oleh umat Roma dan banyak peziarah yang datang untuk menghormati mereka dari segala penjuru.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 27 Juni 2018 : TENTANG DASA FIRMAN (BAGIAN 3)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, Audiensi ini akan berlangsung seperti yang terjadi hari Rabu lalu. Di Aula Paulus VI ada banyak orang sakit, dan untuk melindungi mereka dari panas, jadi mereka lebih nyaman, mereka berada di sana. Tetapi mereka akan mengikuti Audiensi melalui layar lebar, dan kita juga bersama mereka, yaitu, tidak ada dua Audiensi. Hanya ada satu Audiensi. Marilah kita menyambut umat di Aula Paulus VI. Dan kita akan melanjutkan berbicara tentang berbagai perintah yang, sebagaimana telah kita katakan, alih-alih berbagai perintah merupakan firman Allah bagi umat-Nya, sehingga umat dapat melakukan perjalanan dengan baik; berbagai perintah tersebut merupakan firman penuh kasih dari seorang Bapa. Sepuluh firman tersebut dimulai seperti ini : “ "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (Kel 20:2). Permulaan ini akan tampak asing bagi peraturan-peraturan yang hakiki dan wajar yang mengikutinya. Tetapi bukan itu masalahnya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 24 Juni 2018 : TENTANG HARI RAYA KELAHIRAN SANTO YOHANES PEMBAPTIS

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini Liturgi mengundang kita untuk merayakan Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis. Kelahirannya adalah peristiwa yang menerangi kehidupan kedua orangtuanya, Elisabet dan Zakharia, serta melibatkan, dalam sukacita dan kekaguman akan kelahiran tersebut, kerabat dan tetangganya. Kedua orangtua yang sudah lanjut usia ini telah memimpikan dan bahkan mempersiapkan hari itu, tetapi sekarang mereka tidak lagi mengharapkannya : mereka merasa dikecualikan, dipermalukan, kecewa: mereka tidak mempunyai anak. Dihadapkan dengan pemberitahuan kelahiran seorang anak (Luk 1:13), Zakharia tidak dapat mempercayainya, karena hukum alam tidak memungkinkannya: mereka sudah tua, mereka sudah lanjut usia; sebagai akibatnya, Tuhan membuat Zakharia tidak mampu berbicara dan tidak dapat berbicara sepanjang masa kehamilan (lihat ayat 20). Itu adalah sebuah tanda. Tetapi Allah tidak bergantung pada nalar kita dan kemampuan manusiawi kita yang terbatas. Kita harus belajar untuk percaya dan berada dalam keheningan menghadapi misteri Allah dan merenung dalam kerendahan hati serta bungkam akan karya-Nya, yang terungkap dalam sejarah dan yang seringkali melebihi khayalan kita.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 20 Juni 2018 : TENTANG DASA FIRMAN (BAGIAN 2)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Audiensi ini berlangsung di dua tempat : kita di sini di Lapangan [Santo Petrus], dan di Aula Paulus VI ada lebih dari 200 orang sakit yang mengikuti melalui layar raksasa. Bersama-sama kita membentuk sebuah komunitas. Marilah kita menyambut mereka yang berada di Aula dengan tepuk tangan.

Hari Rabu lalu kita memulai siklus katekese baru, tentang Dasa Firman. Kita telah melihat bahwa Tuhan Yesus tidak datang untuk meniadakan Hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya. Tetapi kita harus memahami sudut pandang ini dengan lebih baik.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 17 Juni 2018 : KERAJAAN ALLAH TUMBUH SECARA MISTERIUS DAN MENGEJUTKAN

Saudara-saudari terkasih, halo!

Dalam kutipan Injil hari ini (lihat Mrk 4:26-34), Yesus berbicara tentang hal Kerajaan Allah dan dinamika pertumbuhannya, dan Ia membicarakannya dengan menceritakan dua perumpamaan singkat.

Dalam perumpamaan pertama (lihat ayat 26-29), Kerajaan Allah dibandingkan dengan pertumbuhan benih yang misterius, yang ditaburkan ke tanah, kemudian bertunas, tumbuh dan menghasilkan tanaman, tanpa menghiraukan perawatan sang penabur, yang pada akhir ranum dan perlu dipanen. Inilah pesan yang diberikan perumpamaan ini : dengan pewartaan dan tindakan Yesus, Kerajaan Allah diberitakan, ia menerobos masuk ke dunia dan, seperti biji, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, dengan kekuatannya sendiri dan tidak dapat diuraikan menurut kriteria manusia. Tumbuh dan bertunas dalam sejarah, Kerajaan Allah tidak terlalu bergantung pada karya manusia, tetapi terutama merupakan ungkapan kuasa dan kebaikan Allah. Dan kekuatan Roh Kudus, yang mengembangkan kehidupan kristiani di dalam umat Allah.

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG MISKIN SEDUNIA II (18 November 2018)

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG MISKIN SEDUNIA II
(Hari Minggu Biasa XXXIII, 18 November 2018)

Orang miskin ini berseru dan Tuhan mendengarnya

1.        “Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar” (Mzm 34:7). Kata-kata Pemazmur menjadi kata-kata kita ketika kita dipanggil untuk menghadapi berbagai kondisi penderitaan dan marjinalisasi yang dialami oleh banyak saudara dan saudari kita yang biasanya secara umum kita sebut "kaum miskin". Pemazmur tidak asing dengan penderitaan; justru sebaliknya. Ia memiliki pengalaman langsung akan kemiskinan dan mengubahnya menjadi madah pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan. Mazmur ini adalah kesempatan bagi kita saat ini, tenggelam dalam berbagai bentuk kemiskinan, untuk memahami siapa yang benar-benar miskin di mana kita dipanggil untuk memandangnya guna mendengar jeritan mereka dan mengenali kebutuhan mereka.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 13 Juni 2018 : TENTANG DASA FIRMAN (BAGIAN 1)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini adalah pesta Santo Antonius dari Padua. Siapa di antara kalian yang bernama Antonius? - Tepuk tangan untuk seluruh “Antonius”. Kita memulai hari ini jadwal katekese baru bertema Dasa Firman, Sepuluh Perintah Allah. Untuk memperkenalkannya, kita mengambil inspirasi dari perikop yang baru saja kita dengar : pertemuan antara Yesus dan seorang pria - ia adalah seorang pemuda - yang, bertelut, bertanya kepada-Nya bagaimana ia dapat memperoleh hidup yang kekal (bdk. Mrk 10:17-21). Dan pertanyaan itu merupakan tantangan dari setiap keberadaan, keberadaan kita juga : hasrat untuk hidup yang utuh dan tanpa batas. Tetapi, apa yang seharusnya kita lakukan untuk mencapainya? Jalan apa yang harus kita ikuti? Untuk sungguh menjalani, menjalani keberadaan yang mulia ... Berapa banyak orang muda berusaha untuk "menjalani" dan menghancurkan diri mereka dengan mengikuti hal-hal yang fana.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 10 Juni 2018 : KESALAHPAHAMAN PARA AHLI TAURAT DAN KAUM KELUARGA YESUS

Saudara-saudari Terkasih, selamat pagi!

Injil hari Minggu ini (Mrk 3:20-35) menunjukkan kepada kita dua macam kesalahpahaman yang harus ditujukan kepada Yesus : kesalahpahaman para ahli Taurat dan kesalahpahaman kaum keluarga-Nya sendiri. Kesalahpahaman pertama : para ahli Taurat adalah orang-orang yang diperintahkan dalam Kitab Suci dan yang bertanggung jawab untuk menjelaskannya kepada orang-orang. Beberapa dari mereka diutus dari Yerusalem ke Galilea, di mana ketenaran Yesus sedang mulai menyebar, untuk menjelek-jelekkan-Nya di mata orang-orang, menugaskan para penggosip, menjelek-jelekkan orang lain, mengenyahkan kewibawaan-Nya - hal yang sungguh mengerikan. Dan mereka diutus untuk melakukan hal ini. Dan para ahli Taurat ini tiba dengan tuduhan tertentu yang mengerikan - mereka tidak memiliki cara lain, langsung ke pokok persoalan dan mengatakan demikian: “Ia kerasukan Beelzebul, dan dengan penghulu setan Ia mengusir setan" (ayat 22). Penghulu setanlah yang menggerakkan-Nya, yang seolah-olah mengatakan, kurang lebih, “Ia kerasukan”. Sebenarnya, Yesus sedang menyembuhkan banyak orang sakit, dan para ahli Taurat ingin membuat mereka percaya bahwa Ia melakukannya, bukan dengan Roh Allah - seperti seperti yang dilakukan Yesus -, tetapi dengan Roh Jahat, dengan kekuatan iblis.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 6 Juni 2018 : TENTANG SAKRAMEN PENGUATAN (BAGIAN III)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan permenungan kita tentang sakramen penguatan, kita meninjau berbagai dampak karunia Roh Kudus yang telah mendewasakan orang-orang yang menerimanya, yang menuntun mereka pada gilirannya menjadi karunia bagi orang lain. Itulah karunia Roh Kudus. Kita ingat bahwa ketika Uskup mengurapi kita dengan minyak, ia berkata : “Terimalah Roh Kudus yang diberikan kepadamu sebagai karunia”. Karunia Roh Kudus itu masuk ke dalam diri kita dan membuat kita berbuah, karena kita dapat memberikannya kepada orang lain. Selalu menerima untuk memberi : jangan pernah menerima dan menyimpannya di dalam diri, seolah-olah jiwa adalah sebuah gudang. Tidak : selalu menerima untuk memberi. Rahmat Allah diterima untuk diberikan kepada orang lain. Inilah kehidupan kristiani. Oleh karena itu, layaklah Roh Kudus menjauhkan diri kita dari "aku" kita guna membuka diri kita terhadap "kita" dari komunitas : menerima untuk memberi. Kita tidak berada di pusat; kita adalah alat dari karunia bagi orang lain itu.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 3 Juni 2018 : TENTANG HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus atau, menurut ungkapan Latin lebih dikenal dengan nama Corpus Domini, hari ini dirayakan di banyak negara - di antaranya di Italia. Injil melaporkan kata-kata Yesus kepada kita, yang diucapkan selama Perjamuan Terakhir dengan murid-murid-Nya : “Ambillah, inilah tubuh-Ku. Kemudian : "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang” (Mrk 14:22,24). Pada kenyataannya, oleh karena perjanjian kasih itu, jemaat kristiani berkumpul hari ini, hari Minggu, dan setiap hari, di sekitar Ekaristi, Sakramen Pengorbanan Penebusan Kristus. Dan, tertarik pada kehadiran-Nya yang nyata, umat kristiani menyembah dan merenungkan-Nya melalui tanda roti yang sederhana menjadi tubuh-Nya.