Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 Desember 2015 : TENTANG KELAHIRAN YESUS

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam hari-hari Natal ini, kita ditempatkan di depan Kanak-kanak Yesus. Saya yakin bahwa di rumah-rumah kita masih banyak keluarga telah membuat palungan mereka, meneruskan tradisi yang baik ini yang berasal dari Santo Fransiskus dari Asisi dan yang membuat tetap hidup, di dalam hati kita, misteri Allah yang menjadi manusia.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 27 Desember 2015 : BELAJAR PENGAMPUNAN DALAM KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Alangkah baiknya orang-orang muda ini bernyanyi! Alangkah berbakatnya! [mengomentari orang-orang muda yang menyanyikan lagu-lagu Natal di Lapangan Santo Petrus]

Dalam suasana sukacita yaitu suasana Natal, kita merayakan Pesta Keluarga Kudus hari Minggu ini. Saya memikirkan kembali pertemuan agung di Philadelphia, September lalu; banyak keluarga yang dijumpai selama kunjungan apostolik saya; dan keluarga-keluarga di seluruh dunia. Saya ingin menyambut mereka semua dengan kasih sayang dan rasa syukur, terutama pada saat ini, yang di dalamnya keluarga rentan terhadap berbagai macam kesalahpahaman dan kesulitan yang melemahkannya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 26 Desember 2015 : MENGAMPUNI SEPERTI SANTO STEFANUS

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, kita merayakan Pesta Santo Stefanus. Peringatan martir pertama tersebut segera menyusul setelah Hari Raya Natal. Kemarin, kita merenungkan kasih yang penuh kerahiman dari Allah yang menjadi manusia demi kita; Hari ini, kita melihat tanggapan yang saling berkaitan dari murid Yesus tersebut, yang memberi kehidupan. Kemarin, Sang Juruselamat lahir di bumi; sekarang, saksi-Nya yang setia lahir ke surga. Kemarin seperti hari ini, kegelapan yang menolak kehidupan muncul, tetapi terang kasih yang mengalahkan kebencian dan meresmikan sebuah dunia baru masih bersinar lebih kuat.

PESAN NATAL DAN BERKAT "URBI ET ORBI" PAUS FRANSISKUS (25 Desember 2015)

Saudara dan saudariku yang terkasih, Selamat Natal!

Kristus lahir untuk kita, marilah kita bersukacita pada hari keselamatan kita!

Marilah kita membuka hati kita untuk menerima rahmat hari ini, yaitu Kristus sendiri. Yesus adalah "hari" yang berserii-seri yang telah terbit di ufuk kemanusiaan. Suatu hari kerahiman, yang di dalamnya Allah Bapa kita telah mengungkapkan kelembutan-Nya yang besar ke seluruh dunia. Suatu hari terang, yang menghalau kegelapan ketakutan dan kecemasan. Suatu hari perdamaian, yang membuat perjumpaan, dialog dan, terutama, pendamaian. Suatu hari sukacita : suatu "sukacita yang besar" bagi orang miskin, orang yang rendah hati dan bagi seluruh bangsa (bdk. Luk 2:10).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 20 Desember 2015 : TENTANG KETAKJUBAN NATAL

Saudara dan saudari terkasih,

Injil untuk Hari Minggu Adven ini menyoroti pribadi Maria. Kita melihatnya ketika, persis setelah mengandung Putra Allah dalam iman, ia melakukan perjalanan panjang dari Nazaret di Galilea ke pegunungan Yehuda, untuk mengunjungi sepupunya Elizabeth. Malaikat Gabriel telah mengungkapkan kepadanya bahwa kerabatnya, yang tidak memiliki anak dan sudah berusia lanjut, dalam bulan keenam kehamilan (bdk. Luk 1:26-36). Itulah sebabnya Perawan Maria, yang membawa di dalam dirinya sebuah karunia dan misteri yang bahkan lebih besar, pergi untuk menemui Elizabet dan tinggal bersamanya selama tiga bulan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 Desember 2015 : TENTANG YUBILEUM LUAR BIASA KERAHIMAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Minggu lalu, Pintu Suci dibuka di Basilika Santo Yohanes Lateran, Katedral Keuskupan Roma, dan sebuah Pintu Kerahiman dibuka di Katedral setiap keuskupan sedunia, serta di tempat-tempat suci dan gereja-gereja yang ditunjuk oleh para uskup. Yubileum ada di seluruh dunia, tidak hanya di Roma. Saya menginginkan tanda Pintu Suci ini hadir di setiap Gereja partikular, sehingga Yubileum Kerahiman bisa menjadi sebuah pengalaman yang dibagikan oleh setiap orang. Jadi Tahun Suci dapat berlangsung di seluruh Gereja dan dirayakan di setiap keuskupan seperti di Roma. Selain itu, Pintu Suci yang pertama dibuka pada kenyataannya di jantung Afrika. Dan Roma, lihatlah, adalah tanda kelihatan persekutuan semesta. Semoga persekutuan gerejawi ini menjadi lebih intens, sehingga Gereja adalah sebuah tanda yang hidup dari kasih dan kerahiman Bapa di dunia.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 13 Desember 2015

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam Injil hari ini, ada sebuah pertanyaan yang diajukan tiga kali: "Apakah yang harus kami perbuat?" (Luk 3:10.12.14). Tiga kategori orang mengajukannya kepada Yohanes Pembaptis : pertama, orang banyak pada umumnya; kedua, para pemungut cukai, atau pemungut pajak; dan, ketiga, beberapa prajurit. Masing-masing orang dari kelompok-kelompok ini bertanya kepada Sang Nabi tentang apa yang harus diperbuat untuk melaksanakan pertobatan yang ia khotbahkan. Jawaban Yohanes untuk pertanyaan orang banyak adalah berbagi barang-barang penting. Ia mengatakan kepada kelompok pertama, orang banyak, untuk berbagi kebutuhan-kebutuhan dasariah, dan oleh karena itu mengatakan : "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian" (ayat 11). Kemudian, ia mengatakan kepada kelompok kedua, para pemungut cukai, berhentilah menagih lebih banyak daripada yang ditentukan. Apa artinya ini? Bukan 'pembayaran kembali', Yohanes Pembaptis jelas. Dan kepada kelompok ketiga, para prajurit, ia mengatakan jangan memeras siapapun untuk barang apa pun, dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu (ayat 14). Ada tiga jawaban atas tiga pertanyaan dari kelompok-kelompok ini. Tiga jawaban menuju jalan pertobatan yang serupa, yang diwujudkan dalam komitmen nyata bagi keadilan dan kesetiakawanan. Dan 'jalan tersebut yang ditunjukkan Yesus dalam seluruh khotbahnya : jalan kasih yang aktif bagi sesama.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 Desember 2015 : KERAHIMAN DAPAT MEMBANTU MEMBANGUN SEBUAH DUNIA YANG LEBIH MANUSIAWI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi.

Kemarin, saya membuka sini, di Basilika Santo Petrus, Pintu Suci Yubileum Kerahiman, setelah membukanya di Katedral Bangui di Republik Afrika Tengah. Hari ini, saya ingin merenungkan bersama kalian makna Tahun Suci ini, menanggapi pertanyaan : Mengapa Yubileum Kerahiman? Apa artinya ini?

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 8 Desember 2015 : TENTANG KERAHIMAN ALLAH YANG MENANTIKAN KITA, MENGAMPUNI SEMUA ORANG

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi dan selamat hari raya!

Hari ini, Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda membuat kita merenungkan Bunda Maria yang, oleh hak istimewa satu-satunya, dilindungi dari dosa asal sejak ia dikandung. Meskipun tinggal di dunia yang ditandai oleh dosa, ia tidak tersentuh olehnya: ia adalah saudari kita dalam penderitaan, tetapi tidak dalam kejahatan dan dalam dosa. Bahkan, kejahatan dikalahkan dalam dirinya bahkan sebelum menyentuhnya, karena Allah memenuhinya dengan rahmat (bdk. Luk 1:28). Dikandung Tanpa Noda berarti bahwa Maria adalah orang pertama yang diselamatkan oleh kerahiman Bapa yang tak terbatas, sebagai buah pertama keselamatan yang dikehendaki Allah untuk diberikan, dalam Kristus, kepada setiap pria dan wanita. Oleh karena itu, (Perawan) Yang Dikandung Tanpa Noda menjadi ikon luhur Kerahiman Ilahi yang telah menaklukkan dosa. Dan kita, hari ini, pada awal Tahun Yubileum Kerahiman, ingin memandang ikon ini dengan kasih yang meyakinkan dan merenungkannya dalam seluruh kemegahannya, meneladan imannya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 Desember 2015 : KITA TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA, KITA SELALU MEMBUTUHKAN PERTOBATAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pada hari Minggu Adven II ini, liturgi menempatkan kita di sekolah Yohanes Pembaptis, yang memberitakan sebuah "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa". Dan mungkin kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Mengapa kita harus bertobat? Pertobatan adalah karena seorang ateis yang menjadi orang beriman atau seorang pendosa yang menjadi orang benar. Tetapi kita tidak membutuhkannya. Kita sudah Kristen".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 Desember 2015 : TENTANG KUNJUNGANNYA KE AFRIKA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam hari-hari terakhir, saya melakukan kunjungan apostolik saya yang pertama ke Afrika. Afrika indah! Saya berterima kasih kepada Tuhan atas karunia besar dari-Nya, yang memungkinkan saya mengunjungi tiga negara : pertama Kenya, kemudian Uganda dan akhirnya Republik Afrika Tengah. Saya mengungkapkan lagi terima kasih saya kepada para otoritas sipil dan kepada para uskup negara-negara ini karena telah menerima saya, dan saya berterima kasih kepada semua orang yang bekerja sama dalam banyak hal. Saya menyampaikan terima kasih saya yang tulus!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 22 November 2015 : TENTANG KRISTUS SEBAGAI RAJA


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pada hari Minggu terakhir tahun liturgi, kita merayakan Hari Raya Kristus Raja. Dan Injil hari ini membawa kita untuk merenungkan Yesus karena Ia diperkenalkan di depan Pilatus sebagai raja dari sebuah kerajaan yang "bukan dari dunia ini". Ini tidak berarti bahwa Kristus adalah raja dari dunia lain, tetapi bahwa ia adalah seorang raja yang berbeda dari raja lainnya; tetapi Ia adalah raja di dunia ini.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 18 November 2015 : TENTANG PINTU KERAHIMAN

Saudara dan saudari, selamat pagi!

Dengan permenungan ini kita telah tiba di ambang Yubileum, ia dekat. Di hadapan kita adalah pintu, tetapi bukan hanya Pintu Suci, pintu lain - pintu besar Kerahiman Allah, dan ia adalah sebuah pintu yang indah! - yang menerima pertobatan kita, menawarkan rahmat pengampunan-Nya. Pintu tersebut dengan murah hati terbuka; sedikit keberanian dibutuhkan dari pihak kita untuk melintasi ambang. Kita masing-masing memiliki di dalam diri kita hal-hal yang membebani kita. Kita semua. Kita semua orang-orang berdosa! Marilah kita memanfaatkan momen ini yang sedang datang dan melintasi ambang kerahiman Allah ini, yang tidak pernah lelah mengampuni, tidak pernah lelah menanti kita! Ia memandang kita, Ia selalu berada di samping kita. Beranilah! Marilah kita masuk melalui pintu ini!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 November 2015 : TENTANG HARI INI DAN MASA-MASA AKHIR

Saudara dan saudari terkasih :

Injil hari Minggu kedua terakhir dari tahun liturgi ini menawarkan kepada kita beberapa kata Yesus tentang peristiwa-peristiwa terakhir sejarah manusia, yang berorientasi pada penggenapan sepenuhnya pemerintahan Allah.

Ia adalah khotbah yang diberikan Yesus di Yerusalem sebelum Paskah-Nya yang terakhir. Ia memiliki unsur-unsur apokaliptik tertentu, seperti peperangan, kelaparan, bencana alam semesta. "Matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 11 November 2015 : TENTANG HIDUP DAN BERSAMA-SAMA SEBAGAI SEBUAH KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Selama hari-hari ini Gereja Italia sedang mengadakan Kongres Nasional-nya di Fiorentina - para kardinal, para uskup, para pelaku hidup bakti, dan kaum awam semuanya bersama-sama. Saya mengundang kalian untuk berdoa satu kali Salam Maria kepada Bunda Maria bagi mereka.

[Salam Maria.....]

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 8 November 2015 : TENTANG PERSEMBAHAN JANDA MISKIN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi ... pada hari yang cerah, demikian indah!

Perikop Injil hari Minggu ini terdiri dari dua bagian : bagian pertama menggambarkan bagaimana yang bukan para pengikut Kristus; bagian kedua memaparkan sebuah model ideal seorang Kristen. Marilah kita mulai bagian pertama : apa yang tidak boleh dilakukan. Pada bagian pertama, Yesus mengkritik ahli-ahli Taurat, para pengajar Taurat, atas tiga cela yang muncul dalam gaya hidup mereka : kebanggaan, keserakahan dan kemunafikan. Mereka suka "menerima penghormatan di pasar, suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan" (Mrk 12:38-39). Tetapi di bawah penampilan serius seperti itu mereka menyembunyikan kepalsuan dan ketidakadilan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 4 November 2015 : TENTANG MEMBERI DAN MENERIMA PENGAMPUNAN DALAM KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Sidang Sinode Para Uskup, yang berakhir beberapa saat lalu, mencerminkan secara mendalam panggilan dan perutusan keluarga dalam kehidupan Gereja dan kehidupan masyarakat masa kini. Itu adalah peristiwa rahmat. Pada akhirnya para Bapa Sinode memberi saya teks kesimpulan-kesimpulan mereka. Saya ingin teks ini diterbitkan sehingga semua orang akan menjadi para peserta dalam karya yang telah melihat kita berkomitmen bersama-sama selama dua tahun. Ini bukan saat untuk membahas kesimpulan-kesimpulan tersebut, yang padanya saya sendiri harus renungkan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DOA MALAIKAT TUHAN 1 November 2015 : ADA BANYAK ORANG KUDUS DITEMUKAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi dan selamat hari raya!

Dalam perayaan hari ini, Hari Raya Semua Orang Kudus, kita merasakan kenyataan Persekutuan Para Kudus menjadi sangat hidup, yaitu keluarga besar kita, yang terdiri dari semua anggota Gereja, baik itu kita yang masih berziarah di bumi, baik itu mereka - terlebih-lebih - yang sudah meninggalkannya dan telah pergi ke Surga. Kita semua bersatu, dan ini disebut "Persekutuan Para Kudus", yaitu komunitas semua orang yang dibaptis.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 28 Oktober 2015 : TENTANG 50 TAHUN SEJAK NOSTRA AETATE

Rabu, 28 Oktober 2015 pukul 10.00 waktu Roma, Audiensi Umum "Antaragama" berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, yang bertepatan dengan ulang tahun ke-50 berlakunya deklarasi konsilis "Nostra Aetate". Pada awal audiensi, Paus Fransiskus menyambut orang-orang sakit dan para lansia yang berkumpul di Aula Paulus VI karena cuaca buruk.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 25 Oktober 2015

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pagi ini, dengan Misa Kudus yang dirayakan di Basilika Santo Petrus, Sidang Umum Biasa Sinode para Uskup tentang keluarga berakhir. Saya mengundang semua orang untuk bersyukur kepada Allah atas tiga minggu kerja intens ini, yang dijiwai oleh doa dan semangat persekutuan sejati. Itu melelahkan, tetapi itu adalah karunia Allah yang sejati, yang pasti akan membawa ke depan banyak buah.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 21 Oktober 2015 : KESETIAAN PADA JANJI MERUPAKAN SEBUAH MAHAKARYA UMAT MANUSIA

Saudara dan saudari, selamat pagi!

Dalam permenungan terakhir kita merenungkan janji-janji penting yang dibuat para orang tua kepada anak-anak mereka, ketika mereka dipikirkan dalam kasih dan dikandung dalam rahim.

Kita dapat menambahkan bahwa, memandangnya dengan baik, kenyataan seluruh keluarga didirikan pada sebuah janji : pikirkanlah tentang hal ini dengan baik : jatidiri keluarga didirikan pada sebuah janji. Dapat dikatakan bahwa keluarga hidup dari janji kasih dan kesetiaan yang dibuat pria dan wanita satu sama lain. Ini berarti komitmen menerima dan mendidik anak-anak, tetapi juga dilakukan dalam merawat lansia, para orangtua, dalam melindungi dan membantu para anggota keluarga yang terlemah, dalam saling membantu untuk memenuhi sifat-sifatnya dan menerima keterbatasan-keterbatasannya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 18 Oktober 2015

Saudara dan saudari terkasih,

Saya mengikuti dengan keprihatinan besar situasi ketegangan dan kekerasan yang menimpa Tanah Suci. Pada saat ini, ada kebutuhan akan banyaknya keberanian dan banyaknya ketabahan untuk mengatakan tidak kepada kebencian dan balas dendam serta membuat gerakan-gerakan perdamaian. Untuk ini, kita berdoa, agar Allah memperkuat dalam semua pemerintahan dan warga negara keberanian untuk menentang kekerasan dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mencairkan [situasi tersebut]. Dalam konteks Timur Tengah saat ini, lebih dari sebelumnya, sangatlah genting akan adanya perdamaian di Tanah Suci : hal ini kita mohonkan kepada Allah dan kebaikan umat manusia.

MUKJIZAT DI BALIK KANONISASI ORANGTUA SANTA TERESA DARI LISIEUX

Carmen, seorang gadis berusia tujuh tahun, memiliki cerita yang luar biasa. Oleh karena dia Beato Louis Martin dan Beata Zelie Guerin, orang tua dari Santa Teresa dari Lisieux, dikanonisasi pada hari Minggu, 18 Oktober 2015 di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Gadis kecil tersebut lahir prematur pada usia kandungan 6 bulan di Spanyol pada tahun 2008. Ia berjuang untuk hidup selama beberapa minggu oleh karena pendarahan otak dan penyakit berat lainnya. Tetapi orang-orang yang dicintainya dan banyak suster Karmelit ikut mendoakan kesembuhannya melalui perantaraan suami istri Martin tersebut. Vatikan mengakui kesembuhan bayi tersebut sebagai mukjizat.

Orang tua si kecil Carmen, ibunya Carmen dan ayahnya Santos, telah menceritakan kisahnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Catholic News Agency. "Kami persis keluarga lain yang menerima mukjizat ini dengan tangan terbuka, seperti yang Anda harapkan. Tetapi kami dan Carmen adalah orang-orang normal seperti orang lain", kata Santos. "Putri kami lahir sulit pada enam bulan kehamilan, setelah kehamilan dengan komplikasi, dan organ-organ tubuhnya sangat terbelakang. Komplikasi terjadi dengan segera : pendarahan otak, infeksi bakteri ... situasinya semakin memburuk hingga titik kami sangat khawatir", Santos menjelaskan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 14 Oktober 2015 : TENTANG BERJANJI KEPADA ANAK-ANAK

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Ketika prakiraan cuaca yang agak tidak menentu dan hujan diperkirakan, Audiensi hari ini dibuat serentak di dua tempat : kita, di sini, di Lapangan (Santo Petrus) dan 700 orang sakit di Aula Paulus VI, yang sedang mengikuti Audiensi di layar raksasa. Kita semua bersatu dan kita menyambut mereka dengan tepuk tangan.

Kata Yesus hari ini kuat : "Celakalah dunia oleh karena skandal". Yesus realistis dan Ia mengatakan : "Tidak dapat dipungkiri bahwa skandal datang, tetapi celakalah orang yang menyebabkan skandal itu". Sebelum memulai katekese, atas nama Gereja saya ingin meminta maaf kepada kalian atas skandal-skandal yang telah terjadi di masa-masa belakangan ini, entah di Roma ataupun di Vatikan, yang karenanya saya meminta maaf.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 11 Oktober 2015 : TENTANG TATAPAN YESUS YANG PENUH KASIH

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi.

Injil hari ini, yang  diambil dari Injil Markus Bab 10, bemain dalam tiga adegan yang berbeda, yang ditandai oleh tiga tatapan Yesus.

Adegan pertama menyajikan perjumpaan antara Sang Guru dan seseorang tanpa nama yang, menurut perikop sejajar dalam Injil Matius, diidentifikasi sebagai seorang "pemuda". Perjumpaan Yesus dengan seorang pemuda. Pemuda tersebut berlari menuju Yesus, berlutut dan memanggil dia, "Guru yang baik". Kemudian, ia bertanya, "Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (ayat 17). Yakni, kebahagiaan. "Hidup kekal" tidak hanya kehidupan di luar sana, tetapi sebuah kehidupan yang penuh, sebuah kehidupan yang lengkap, yang tak terbatas.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 7 Oktober 2015 : TENTANG HUBUNGAN ANTARA GEREJA DAN KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Beberapa hari yang lalu Sinode Para Uskup dimulai dengan tema "Panggilan dan perutusan keluarga dalam Gereja dan dalam dunia masa kini". Keluarga yang mengikuti jalan Tuhan secara dasariah adalah memberikan kesaksian kasih Allah dan jasa-jasanya, oleh karena itu, seluruh dedikasi yang mana Gereja mampu. Sinode diadakan untuk menafsirkan untuk hari ini perhatian dan kepedulian Gereja ini. Kita menyertai perjalanan Sinode terutama dengan doa kita dan perhatian kita. Dan dalam periode ini, katekese akan menjadi permenungan-permenungan yang diilhami oleh beberapa aspek hubungan - yang pasti bisa kita katakan tak terpisahkan! - antara Gereja dan keluarga, dengan cakrawala terbuka untuk kebaikan seluruh komunitas umat manusia.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 4 Oktober 2015

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Perayaan Ekaristi yang dengannya kita memulai Sidang Umum Sinode Para Uskup baru saja berakhir di Basilika Santo Petrus. Sinode Para Bapa, yang berasal dari setiap bagian dunia dan berkumpul di sekitar Pengganti Petrus, selama tiga minggu, akan merenungkan panggilan dan perutusan keluarga dalam Gereja dan dalam masyarakat, untuk kearifan rohani dan pastoral yang lebih cermat. Kita akan menjaga mata kita tertuju kepada Yesus untuk menemukan, atas dasar ajaran kebenaran dan belas kasih-Nya, jalan yang paling tepat untuk komitmen Gereja yang memadai Gereja bersama keluarga-keluarga dan untuk keluarga-keluarga, sehingga rencana awal Sang Pencipta bagi laki-laki dan perempuan dilaksanakan dan dapat beroperasi di dunia saat ini, di semua keindahan dan kekuatannya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 September 2015 : TENTANG PERJALANAN APOSTOLIK KE KUBA DAN AMERIKA SERIKAT

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Audiensi hari ini akan berada di dua tempat : di sini di Lapangan (Santo Petrus) dan juga di Aula Paulus VI, tempat banyak orang sakit berada, yang sedang mengikuti Audiensi di layar besar. Ketika cuaca sangat tidak baik, kami memutuskan mereka harus berada di ruang tertutup dan lebih tentram. Marilah kita saling bergabung dan saling menyapa.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN DI PLAZA DE LA REVOLUCION, HAVANA, KUBA 20 September 2015 : TENTANG PERDAMAIAN DAN PENDAMAIAN

Saya berterima kasih kepada Jaime Kardinal Ortega y Alamino, Uskup Agung Havana, atas kata-kata ramahnya, dan saya menyambut semua uskup, imam, pelaku hidup bakti dan umat awam saudara-saudara saya. Saya juga menyambut Presiden dan seluruh aparat pemerintahan yang hadir.

Kita telah mendengar dalam Injil (Mrk 9:30-37) bagaimana para murid takut mempertanyakan Yesus ketika Ia berbicara kepada mereka tentang penderitaan dan kematian-Nya. Ia menakutkan mereka, dan mereka tidak bisa memahami gagasan melihat Yesus menderita di kayu salib. Kita juga tergoda untuk melarikan diri dari salib kita sendiri dan orang lain, untuk menarik diri dari orang-orang yang menderita. Dalam mengakhiri Misa Kudus ini, yang di dalamnya Yesus telah sekali lagi memberikan diri-Nya kepada kita dalam tubuh dan darah-Nya, marilah kita sekarang mengangkat pandangan kita kepada Perawan Maria, Bunda kita. Kita memintanya untuk mengajarkan kita berdiri di samping salib saudara dan saudari kita yang menderita. Belajar melihat Yesus dalam setiap orang membungkuk di jalan kehidupan, dalam semua saudara dan saudari kita yang lapar atau haus, yang telanjang atau dalam penjara atau sakit. Bersama Maria Bunda kita, di kayu salib kita dapat melihat siapa yang benar-benar "terbesar" dan apa artinya berdiri di samping Tuhan dan berbagi dalam kemuliaan-Nya.

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-24

Mempercayakan Diri kepada Yesus yang Murah Hati seperti Maria: "Perbuatlah apa yang Ia katakan kepadamu" (Yoh 2:5)

Saudara dan saudari terkasih,

Hari Orang Sakit Sedunia yang kedua puluh empat menawarkan saya sebuah kesempatan untuk secara khusus mendekati kalian, sahabat-sahabat terkasih yang sakit, dan orang-orang yang merawat kalian.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 September 2015 : TENTANG KEPENTINGAN SEJAGAT KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Ini adalah permenungan terakhir kita tentang masalah perkawinan dan keluarga. Kita berada pada malam yang indah dan memerlukan peristiwa-peristiwa, yang secara langsung berhubungan dengan tema besar ini : Pertemuan Keluarga Sedunia di Philadelphia dan Sinode Para Uskup di sini di Roma. Keduanya memiliki keluasan di seluruh dunia, yang berhubungan dengan dimensi sejagat Kekristenan, tetapi juga dengan kepentingan sejagat komunitas manusia yang mendasar dan tak tergantikan ini, pada kenyataannya, adalah keluarga.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 13 September 2015 : TENTANG MENGIKUTI KRISTUS

Injil hari ini (Mrk 8:27-35) menyajikan kepada kita Yesus yang, dalam perjalanan menuju Kaisarea Filipi, bertanya kepada para murid : "Kata orang, siapakah Aku ini?" (Mrk 8:27). Mereka menjawab bahwa beberapa orang meyakini Ia adalah Yohanes Pembaptis yang lahir kembali, lainnya mengatakan Elia atau seorang dari para nabi besar". Orang-orang menghargai Yesus, mereka menganggap-Nya "utusan Allah", tetapi masih tidak bisa mengenali-Nya sebagai Mesias yang diramalkan dan lama ditunggu-tunggu. "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini" (ayat 29). Ini adalah pertanyaan yang terpenting, yang dengannya Yesus berbicara langsung kepada mereka yang telah mengikuti-Nya, untuk menguji iman mereka. Petrus, atas nama semua murid, berseru dengan terus terang : "Engkau adalah Mesias" (ayat 29). Yesus tetap terkejut oleh iman Petrus, Ia mengakui bahwa itu adalah buah dari rahmat khusus Allah Bapa. Dan sekarang Ia secara terbuka mengungkapkan kepada para murid yang menanti-nantikan-Nya di Yerusalem itu, bahwa Dialah "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan ..... lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (ayat 31).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 September 2015 : TENTANG KELUARGA DAN KOMUNITAS KRISTIANI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini saya ingin memusatkan perhatian kita pada ikatan di antara keluarga dan komunitas Kristiani. Ia, dapat dikatakan, adalah sebuah ikatan "alami", karena Gereja adalah sebuah keluarga rohani dan keluarga adalah Gereja kecil (bdk. Lumen Gentium, 9). Komunitas Kristiani adalah rumah dari orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai sumber persaudaraan di antara semua orang. Gereja berjalan di tengah bangsa-bangsa, dalam sejarah pria dan wanita, sejarah para ayah dan ibu, sejarah para putra dan putri : ini adalah sejarah yang penting bagi Tuhan. Peristiwa-peristiwa besar kekuatan-kekuatan duniawi tertulis dalam buku-buku sejarah, dan mereka tetap di sana. Namun, sejarah kasih sayang umat manusia tertulis langsung di dalam hati Allah; dan ia adalah sejarah yang masih dalam kekekalan. Ini adalah tempat kehidupan dan iman. Keluarga adalah tempat inisiasi kita - tak tergantikan, tak terhapuskan - terhadap sejarah ini, terhadap sejarah kehidupan kekal ini yang akan berakhir dengan permenungan akan Allah untuk selama-lamanya di Surga. Tetapi ia dimulai dalam keluarga! Oleh karena itu, keluarga sangat penting. Putra Allah mempelajari sejarah manusia dengan cara ini, dan Ia menghayatinya hingga kesudahan (bdk. Ibr 2:18;5:8).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 September 2015 : TENTANG MEMULIHKAN KOMUNIKASI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini (Mrk 7:31-37) berkaitan dengan penyembuhan Yesus atas seorang yang tuli dan tidak dapat berbicara, sebuah peristiwa yang luar biasa yang menunjukkan bagaimana Yesus mengadakan kembali komunikasi penuh manusia dengan Allah dan dengan orang lain. Mukjizat terjadi di daerah Dekapolis, yaitu, di wilayah yang sama sekali kafir; dengan demikian, orang tuli yang dibawa ke hadapan Yesus ini menjadi lambang dari seorang yang tidak beriman yang menyelesaikan sebuah perjalanan menuju iman. Akibatnya, ketuliannya mengungkapkan ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami, bukan hanya kata-kata manusia, tetapi juga Sabda Allah. Dan Santo Paulus mengingatkan kita bahwa "iman timbul dari pendengaran".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 September 2015 : TENTANG KELUARGA-KELUARGA YANG BERBAGI IMAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam tahap akhir perjalanan katekese kita tentang keluarga ini, kita melihat cara keluarga menjalani tanggung jawab untuk mengkomunikasi iman, untuk meneruskan iman, baik itu di dalam maupun di luar dirinya.

Awalnya, beberapa ungkapan injili dapat datang ke pikiran yang tampaknya mempertentangkan ikatan keluarga dan mengikuti Yesus. Misalnya, kata-kata kuat ini yang kita semua tahu dan dengar: "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat 10:37-38).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 30 Agustus 2015 : TENTANG PERTOBATAN HATI

Injil hari Minggu ini menceritakan perselisihan antara Yesus dan beberapa orang Farisi dan ahli Taurat. Diskusi mengacu pada "adat istiadat nenek moyang" (Mrk 7:3), yang dijelaskan Yesus, mengutip Nabi Yesaya, sebagai "aturan-aturan manusia". Dan [mengatakan] bahwa aturan-aturan tersebut tidak seharusnya menggantikan "perintah-perintah Allah".

Resep-resep kuno yang dibicarakan tersebut termasuk tidak hanya perintah-perintah Allah yang dinyatakan kepada Musa, tetapi juga serangkaian rincian untuk menjabarkan pokok-pokok petunjuk dari hukum Musa.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 26 Agustus 2015) : TENTANG BERDOA SEBAGAI SEBUAH KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Setelah merenungkan tentang bagaimana keluarga menghayati waktu perayaan dan waktu kerja, kita sekarang memikirkan waktu doa. Keluh kesah orang-orang Kristiani yang paling sering harus dilakukan, pada kenyataannya, dengan waktu : "Saya harus lebih banyak berdoa ... saya menginginkannya, tetapi saya sering tidak punya waktu". Kita mendengar ini terus menerus. Penyesalan ini tentu saja tulus, karena hati manusia selalu berusaha berdoa, bahkan tanpa menyadarinya, dan jika tidak menemukannya, ia tidak memiliki kedamaian. Namun, untuk menemukannya, perlu menanamkan dalam hati sebuah cinta yang "hangat" bagi Allah, sebuah cinta yang penuh kasih sayang.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 23 Agustus 2015 : TENTANG SIAPAKAH YESUS

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, kita mengakhiri bacaan dari Injil Yohanes bab enam, dengan pengajaran tentang "Roti Kehidupan", yang disampaikan Yesus setelah mukjizat penggandaan roti dan ikan. Pada akhir pengajaran itu, sebelum berakhirnya hari, ada sebuah antusiasme besar karena Yesus telah mengatakan menjadi Roti yang turun dari surga, dan bahwa Ia akan memberikan daging-Nya sebagai makanan dan darah-Nya sebagai minuman, menyinggung dengan sangat jelas pengorbanan hidup-Nya sendiri. Kata-kata ini menimbulkan kekecewaan pada orang-orang, dan mereka menghakimi-Nya tidak layak menjadi Mesias, tidak "patut nilai". Maka beberapa orang mengamat-amati Yesus sebagai seorang Mesias yang seharusnya berbicara dan bertindak dengan cara agar perutusan-Nya berhasil. Segera! Tetapi di sini, mereka membuat sebuah kekeliruan : tentang pemahaman perutusan Mesias! Bahkan murid-murid tidak dapat menerima bahasa, bahasa Tuhan yang mengganggu. Dan perikop hari ini mengacu pada ketidaknyamanan mereka, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 19 Agustus 2015 : TENTANG MAKNA KERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Setelah merenungkan nilai perayaan dalam kehidupan keluarga, hari ini kita berhenti pada unsur pelengkap, yaitu unsur kerja. Baik perayaan maupun kerja merupakan bagian dari rencana kreatif Allah.

Kerja, biasa dikatakan, diperlukan untuk menyokong keluarga, bagi anak-anak untuk bertumbuh, untuk memastikan kehidupan yang bermartabat bagi orang-orangnya yang terkasih. Hal terbaik yang dapat dikatakan tentang orang yang serius dan jujur adalah: "Ia adalah seorang pekerja", pada kenyataannya, ia benar-benar orang yang bekerja, ia adalah orang yang tidak hidup dari punggung orang lain. Ada begitu banyak orang Argentina hari ini, saya telah melihat, dan saya akan mengatakan seperti yang kita katakan : <"Jangan berbuat berdasarkan hal ini">.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 16 Agustus 2015 : TENTANG YESUS, SANG ROTI KEHIDUPAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Pada hari-hari Minggu ini, liturgi menawarkan kepada kita, dari Injil Yohanes, pengajaran Yesus tentang Roti Kehidupan, yang adalah Ia sendiri dan yang juga adalah Sakramen Ekaristi. Perikop hari ini (Yoh 6:51-58) menyajikan bagian terakhir pengajaran itu, dan mengacu kepada beberapa orang di antara mereka yang bertengkar karena Yesus berkata: "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman" (Yoh 6:54).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 15 Agustus 2015 : TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

Pada hari Sabtu, 15 Agustus 2015, Paus Fransiskus menjadi Paus pertama dalam kurun waktu lebih dari 60 tahun yang memimpin Doa Malaikat Tuhan pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Dalam beberapa tahun terakhir, para Paus umumnya merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga di kediaman musim panas kepausan di Castel Gandolfo; tahun lalu, Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke Korea Selatan selama liburan musim panas tersebut. Paus terakhir yang merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga di Lapangan Santo Petrus adalah Venerabilis Pius XII.

Berikut adalah wejangan lengkap Paus Fransiskus dalam Doa Malaikat Tuhan tersebut.

********

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 12 Agustus 2015 : TENTANG PERAYAAN DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita mengawali sebuah kursus singkat permenungan tentang tiga dimensi yang mendenyutkan waktu, boleh dikatakan, dari irama kehidupan keluarga : perayaan, karya dan doa.

Kita awali dengan perayaan. Hari ini kita akan berbicara tentang perayaan. Dan kita mengatakan dengan segera bahwa sebuah perayaan adalah sebuah rekaan Allah. Kita mengingat kesimpulan dari Kisah Penciptaan dalam Kitab Kejadian, yang kita dengar: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu" (2:2-3). Allah sendiri mengajarkan kita pentingnya mendedikasikan suatu waktu untuk merenungkan dan menikmati apa yang dilakukan dengan baik dalam karya itu. Saya berbicara tentang karya, tentu saja, bukan hanya dalam arti sebuah pekerjaan atau profesi, tetapi dalam arti yang lebih luas: setiap tindakan yang dengannya kita laki-laki dan perempuan dapat bekerjasama dalam karya kreatif Allah.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 9 Agustus 2015

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Minggu ini, kita melanjutkan bacaan dari bab keenam Injil Yohanes, yang di dalamnya Yesus, telah mengerjakan mukjizat besar penggandaan roti, menjelaskan kepada orang-orang arti "tanda" tersebut (Yoh 6:41-51).

Seperti yang telah Ia lakukan sebelumnya dengan perempuan Samaria, mulai dari pengalaman kehausan dan tanda air, di sini Yesus berangkat dari pengalaman kelaparan dan tanda roti, untuk mengungkapkan diri-Nya dan untuk menawarkan sebuah undangan untuk percaya kepada-Nya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 5 Agustus 2015 : TENTANG KELUARGA-KELUARGA YANG TERLUKA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dengan katekese ini kita mempelajari lagi permenungan kita tentang keluarga. Setelah berbicara terakhir kali tentang keluarga-keluarga yang terluka yang disebabkan oleh kesalahpahaman pasangan, hari ini saya ingin memusatkan perhatian kita pada kenyataan lain : bagaimana peduli kepada orang-orang yang, setelah kegagalan ikatan perkawinan mereka dengan bercerai, telah menjalankan sebuah kesatuan baru.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 2 Agustus 2015 : TENTANG ROTI HIDUP

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi. Hari Minggu ini kita melanjutkan membaca Injil Yohanes bab 6 (Yoh. 6:24-35).

Setelah penggandaan roti, orang-orang mulai mencari Yesus dan mereka menemukan-Nya di Kapernaum. Ia mengerti dengan baik alasan untuk begitu banyak antusiasme dalam mengikuti-Nya dan Ia mengungkapkannya dengan jelas : "Kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 26 Juli 2015 : TENTANG PENGGANDAAN ROTI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi.

Injil hari Minggu ini (Yoh 6:1-15) menyajikan tanda besar penggandaan roti, dalam narasi Penginjil Yohanes.

Yesus mendapati diri-Nya di tepi Danau Galilea, dan dikelilingi oleh "orang banyak", yang tertarik oleh "tanda-tanda yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit" (ayat 2). Di dalam Dia, kuasa Allah yang penuh belas kasih bertindak, yang menyembuhkan segala sakit tubuh dan jiwa. Tetapi Yesus tidak hanya seorang penyembuh, Ia juga seorang guru: pada kenyataannya Ia naik ke atas gunung dan Ia duduk, perilaku khas guru ketika Ia mengajar : Ia naik ke atas "cathedra" alami itu yang diciptakan oleh Bapa Surgawi-Nya. Pada titik ini, Yesus, yang mengenal dengan baik apa yang Ia hendak lakukan, Ia menempatkan murid-murid-Nya untuk dicobai. Apa yang harus dilakukan untuk memberi makan semua orang itu? Filipus, salah seorang dari Kelompok Dua Belas, membuat sebuah perhitungan cepat: mengelola suatu pengumpulan, paling banyak 200 dinar dapat dikumpulkan untuk membeli roti, yang masih tidak akan cukup untuk memberi makan 5.000 orang.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 19 Juli 2015 : TENTANG KATA KERJA SANG GEMBALA

Saudara dan saudari terkasih,

Saya melihat bahwa kalian sangat berani bersama panas ini di Lapangan (Santo Petrus). Bagus bagi kalian!

Injil hari ini memberitahu kita bahwa para Rasul, setelah pengalaman perutusan mereka, bahagia tetapi juga lelah. Dan Yesus, penuh pengertian, ingin memberikan mereka sedikit kenyamanan; Ia kemudian membawa mereka menepi, ke tempat terpencil sehingga mereka dapat sedikit beristirahat (bdk. Mrk 6:31). "Pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka .... segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu" (ayat 32). Pada titik ini, Penginjil menawarkan kita sebuah gambaran intensitas tunggal Yesus; "potret", dapat dikatakan demikian, mata-Nya dan pengertian perasaan hati-Nya. Dan Penginjil mengatakan: "Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka" (ayat 34).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN DI LAPANGAN NU GUAZU, ASUNCION, PARAGUAY 12 Juli 2015

Saya berterima kasih kepada Uskup Agung Asuncion, Mgr. Edmundo Ponziano Valenzuela Mellid, atas kata-katanya yang ramah.

Pada akhir perayaan ini kita memandang dengan kepercayaan kepada Perawan Maria, Bunda Allah dan Bunda kita. Ia adalah karunia yang diberikan Yesus kepada umat-Nya. Ia memberikan dia kepada kita sebagai Bunda kita pada saat salib dan penderitaan-Nya. Ia adalah buah pengorbanan Kristus bagi kita. Dan sejak saat itu, Maria selalu telah, dan selalu akan, beserta anak-anaknya, terutama orang-orang miskin dan mereka yang paling membutuhkan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 29 Juni 2015 : PENINGGALAN SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS ADALAH SUMBER KEBANGGAAN ROMA

Pada tengah hari, setelah merayakan Misa Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus bersama para uskup agung metropolitan yang baru di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus muncul di jendela ruang kerjanya untuk berdoa Malaikat Tuhan bersama umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

"Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus yang dirayakan, seperti yang kalian ketahui, oleh Gereja universal, tetapi ia dihayati dengan sukacita tertentu oleh Gereja Roma, karena fondasi-fondasinya terletak pada kesaksian mereka, yang dimetereikan dengan darah. Roma memelihara kasih sayang khusus dan pengakuan bagi orang-orang Allah ini, yang datang dari jauh dan memberitakan, dengan mengorbankan hidup mereka, Injil Kristus yang kepadanya mereka benar-benar mengabdi. Peninggalan luhur kedua rasul ini adalah sebuah alasan untuk kebanggaan rohani bagi Roma dan, pada saat yang sama, adalah sebuah pengingat untuk menghidupi keutamaan-keutamaan Kristen serta iman dan amal tertentu : iman di dalam Yesus Sang Mesias dan Putra Allah, yang pertama kali diakukan Petrus dan diberitakan Paulus kepada bangsa-bangsa; dan amal, yang atasnya Gereja ini dipanggil untuk melayani dengan pandangan universal".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 28 Juni 2015 : JANGAN TAKUT, PERCAYA SAJA!

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini menyajikan kisah kebangkitan seorang gadis berusia dua belas tahun, anak perempuan kepala rumah ibadat, yang tersungkur di depan kaki Yesus dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup" (Mrk 5:23). Dalam doa ini, kita merasakan keprihatinan setiap ayah bagi hidup dan demi anak-anaknya. Tetapi kita juga merasakan iman yang besar yang dimiliki orang ini terhadap Yesus. Dan ketika kabar bahwa gadis itu sudah meninggal, Yesus berkata, "Jangan takut, percaya saja!" (ayat 36). Ia memasuki rumah itu, Tuhan mengusir semua orang yang menangis dan meratap, dan berpaling kepada anak yang meninggal serta berkata, "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" (ayat 41). Dan segera gadis itu bangkit berdiri dan mulai berjalan. Di sini, kita melihat kekuasaan mutlak Yesus atas kematian jasmani, yang, bagi-Nya, itu seperti sebuah tidur yang darinya orang dapat dibangunkan.