Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 Januari 2019 : TENTANG PERJALANAN APOSTOLIK BAPA SUCI KE PANAMA DALAM RANGKA HARI ORANG MUDA SEDUNIA KE-34

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini saya akan merenungkan bersama kalian perjalanan apostolik yang saya lakukan dalam beberapa hari terakhir ke Panama. Saya mengajak kalian untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan bersama saya, atas rahmat ini yang atas perkenan-Nya diberikan kepada Gereja dan kepada rakyat negara yang terkasih tersebut. Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Panama dan pihak berwenang lainnya, para uskup dan saya berterima kasih kepada seluruh relawan - ada begitu banyak - atas sambutan mereka yang hangat dan ramah, sama seperti yang kita lihat pada orang-orang di mana-mana, yang bergegas menyambut kami dengan penuh iman dan antusiasme. Sesuatu yang sangat mengejutkan saya : orang-orang mengangkat anak-anak dengan tangan mereka seolah-olah mengatakan : "Inilah kebanggaanku, inilah masa depanku!". Dan mereka membuat kita melihat anak-anak tersebut, tetapi ada begitu banyak! Dan para ayah dan para ibu bangga akan anak itu. Saya berpikir : betapa bermartabatnya gerak isyarat ini, dan betapa mengesankannya musim dingin demografis yang sedang kita jalani di Eropa! Anak-anak adalah kebanggaan keluarga. Anak-anak adalah jaminan untuk masa depan. Musim dingin demografis, tanpa anak-anak, menyulitkan!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN DI RUMAH ORANG SAMARIA YANG BAIK, KOTA PANAMA (PANAMA) 27 Januari 2019

Para sahabat muda yang terkasih,
Para direktur, para rekan kerja dan para pekerja pastoral yang terkasih,
Para sahabat yang terkasih,

Terima kasih, Pastor Domingo, atas kata-kata sambutan Anda atas nama semua yang hadir. Saya sangat menantikan pertemuan dengan Anda ini di sini di Rumah Orang Samaria yang Baik ini, dan juga dengan orang-orang muda lainnya dari Pusat Yohanes Paulus II, Rumah Santo Yosef milik Suster-Suster Cinta Kasih dan "Rumah Kasih" milik Kongregasi Saudara-saudara Yesus dari Kkottonngae. Berada bersama Anda hari ini memberi saya alasan untuk memperbarui harapan. Terima kasih telah memberi saya hal ini.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 20 Januari 2019 : TENTANG MUKJIZAT PADA PERKAWINAN DI KANA

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari Minggu lalu, dengan Pesta Pembaptisan Tuhan, secara liturgi kita memulai perjalanan Masa Biasa, Masa untuk mengikuti Yesus dalam kehidupan-Nya di muka umum, dalam perutusan yang untuknya Bapa mengutus-Nya ke dunia. Dalam Injil hari ini (bdk. Yoh 2:1-11) kita menemukan kisah mukjizat pertama Yesus. Tanda-tanda ajaib pertama ini dilakukan di desa Kana di Galilea, selama perayaan perkawinan. Bukan kebetulan upacara perkawinan ditempatkan pada awal kehidupan Yesus di muka umum, karena di dalam diri-Nya Allah telah menikahi umat manusia. Hal ini adalah Kabar Baik, bahkan jika mereka yang mengundang-Nya belum tahu bahwa Putra Allah duduk di meja mereka dan bahwa Ia adalah Sang Mempelai yang sesungguhnya. Faktanya, seluruh misteri tanda di Kana ditemukan pada kehadiran Sang Mempelai Ilahi ini, Yesus, yang mulai menyatakan diri-Nya. Yesus mewujudkan diri-Nya sebagai Sang Mempelai Umat Allah, diwartakan oleh para nabi, dan perwujudan itu mengungkapkan kepada kita kedalaman hubungan yang mempersatukan kita dengan-Nya: perwujudan itu merupakan Perjanjian kasih yang baru.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 Januari 2019 : TENTANG DOA BAPA KAMI - ABBA, BAPA (ROMA 8:14-16)

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan katekese tentang "Doa Bapa Kami", hari ini kita akan mulai mengamati bahwa, dalam Perjanjian Baru, doa tersebut tampaknya berusaha untuk sampai pada inti pokoknya, pada titik yang terpusat dalam satu kata : Abba, Bapa.

Kita telah mendengar apa yang ditulis Santo Paulus dalam Surat kepada jemaat di Roma: “Kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: 'ya Abba, ya Bapa!'” (8:15). Dan jemaat di Galatia, Rasul Paulus mengatakan : "Karena kamu adalah putra, maka Allah telah menyuruh Roh Putra-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (Gal 4:6). Dua kali di sana dimohonkan doa yang sama, yang di dalamnya seluruh kebaruan Injil dipadatkan. Setelah mengenal Yesus dan mendengarkan khotbah-Nya, orang Kristiani tidak lagi dapat menganggap Allah sebagai penguasa yang lalim yang menakutkan; ia tidak lagi takut tetapi lebih merasakan kepercayaan kepada-Nya berkembang di dalam hatinya: ia dapat berbicara kepada Sang Pencipta, memanggil-Nya “Bapa”. Ungkapan ini sangat penting bagi umat Kristiani sehingga sering dilestarikan dalam bentuk aslinya: "Abba".

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 13 Januari 2019 : TENTANG PESTA PEMBAPTISAN TUHAN

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini, yang secara liturgi merupakan akhir Masa Natal, kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Liturgi memanggil kita untuk semakin sepenuhnya mengenal Yesus, yang kelahiran-Nya kita rayakan beberapa saat yang lalu. Dan, oleh karena itu, Injil (bdk. Luk 3:15-16.21-22) menggambarkan dua unsur penting : hubungan Yesus dengan orang-orang, dan hubungan Yesus dengan Bapa.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 Januari 2019 : TENTANG DOA BAPA KAMI - KETOKLAH, MAKA PINTU AKAN DIBUKAKAN BAGIMU (LUKAS 11:9-13)

Katekese hari ini mengacu pada Injil Lukas. Pada kenyataannya, terutama Injil inilah, sejak kisah masa kanak-kanak, yang menggambarkan sosok Kristus dalam suasana yang kental dengan doa. Di dalamnya terkandung tiga madah pujian yang menandai doa Gereja setiap hari: Benedictus, Magnificat, dan Nunc dimittis. Dan dalam katekese tentang doa Bapa Kami ini, kita melanjutkan, kita melihat Yesus sebagai seorang pendoa. Yesus berdoa. Dalam kisah Lukas, misalnya, peristiwa Transfigurasi terjadi saat berdoa. Dikatakan demikian : “Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan” (9:29). Namun, setiap langkah kehidupan Yesus seakan-akan didorong oleh tiupan nafas Roh Kudus, yang menuntun-Nya dalam semua tindakan-Nya. Yesus berdoa dalam Pembaptisan di Sungai Yordan, Ia berbicara dengan Bapa sebelum mengambil keputusan yang paling penting; Ia sering mengundurkan diri untuk berdoa, Ia mendoakan Petrus yang sejak itu akan segera menyangkal-Nya. Ia mengatakan demikian : “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu" (Luk 22:31-32). Hal ini menghibur : mengetahui bahwa Yesus mendoakan kita, Ia mendoakan saya, kita masing-masing supaya iman kita jangan gugur. Dan hal ini benar. "Tetapi Bapa, apakah Ia masih melakukannya? Ia masih melakukannya, di hadapan Bapa. Yesus mendoakan saya. Kita masing-masing dapat mengatakan hal ini. Dan kita juga dapat mengatakan kepada Yesus: "Engkau sedang mendoakanku, teruslah berdoa seperti yang aku butuhkan", - jadi, beranikanlah diri.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 Januari 2019 : HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN MEMBUKA KEBARUAN KITA TERHADAP YESUS

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Hari ini, Hari Raya Kenaikan Tuhan adalah pesta pengejawantahan Yesus, yang dilambangkan dengan terang. Terang ini dijanjikan dalam teks-teks nubuat para nabi : terang dijanjikan. Sebenarnya, Yesaya mengalamatkannya kepada Yerusalem dengan kata-kata ini, ”Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu” (60:1). Undangan nabi tersebut - untuk bangkit karena terang akan datang - tampak mengejutkan, karena undangan tersebut ditempatkan setelah pembuangan yang lalim dan sejumlah besar kekesalan yang telah dialami umat.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 Januari 2019 : DOA BAPA KAMI - DOA HARUS DILAKUKAN DARI HATI (MATIUS 6:5-6)

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi dan selamat Tahun Baru!

Kita melanjutkan katekese kita tentang doa "Bapa Kami", diterangi oleh misteri Natal yang baru saja kita rayakan.

Injil Matius menempatkan teks doa "Bapa Kami" di titik strategis, pada pusat Khotbah di Bukit (bdk. 6:9-13). Sementara itu kita mengamati pemandangan itu : Yesus naik ke atas bukit dekat danau, Ia duduk; di sekelilingnya Ia memiliki lingkaran murid-murid terdekat-Nya, dan kemudian orang banyak berwajah tak dikenal. Kumpulan yang beraneka ragam ini yang pertama-tama menerima penyampaian doa “Bapa Kami”.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 1 Januari 2019 : TENTANG HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH DAN HARI PERDAMAIAN SEDUNIA KE-52

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi dan selamat Tahun Baru untuk semuanya!

Hari ini, hari kedelapan setelah Natal, kita merayakan Santa Bunda Allah. Seperti para gembala di Betlehem, kita tetap dengan tatapan tertuju kepadanya dan kepada Anak yang digendongnya. Oleh karena itu, dengan memperlihatkan Yesus, Sang Juruselamat dunia, kepada kita, ia, Bunda Maria, memberkati kita. Ia memberkati jalan setiap manusia di tahun yang baru dimulai ini, dan sesungguhnya akan ada baiknya dengan mengukur kebaikan Tuhan, yang dibawa Yesus ke dunia, yang telah diterima oleh kita masing-masing.