Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 31 Mei 2015 : TENTANG MISTERI TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Saudara dan saudari terkasuh, selamat pagi dan selamat hari Minggu!

Hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, yang mengingatkan misteri satu Allah dalam tiga Pribadi: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Trintunggal adalah persekutuan Pribadi-pribadi Ilahi yang berada bersama-sama satu sama lain, untuk satu sama lain, di dalam satu sama lain: persekutuan ini adalah kehidupan Allah, misteri kasih Allah yang hidup. Tetapi siapa yang telah mengungkapkan kepada kita misteri ini? Yesus. Ia telah berbicara kepada kita tentang Allah sebagai Bapa; Ia telah berbicara kepada kita tentang Roh Kudus; dan Ia telah berbicara kepada kita tentang diri-Nya sebagai Putra Allah. Jadi, Ia telah mengungkapkan kepada kita misteri ini. Dan ketika bangkit [dari kematian], Ia mengutus murid-murid-Nya untuk menginjili orang-orang, memberitahu mereka untuk membaptis "dalam nama Bapa danPutra dan Roh Kudus" (Mat 28:19). Kristus mempercayakan perintah ini dalam setiap waktu kepada Gereja, yang mewarisi dari para Rasul mandat misioner. Ia mengalamatkan juga kepada kita masing-masing yang, dengan keutamaan Baptisan, merupakan bagian dari jemaat-Nya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 27 Mei 2015 : TENTANG PERTUNANGAN

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan katekese tentang keluarga ini, hari ini saya ingin berbicara tentang [saat] pertunangan. Pertunangan - kita mendengarnya dalam kata tersebut - ia harus dilakukan dengan kepercayaan, keyakinan, keandalan - keyakinan dalam panggilan yang diberikan Allah, karena pernikahan terutama adalah penemuan sebuah panggilan Allah. Ia tentu saja merupakan hal yang baik yang hari ini dapat dipilih oleh orang-orang muda untuk menikah atas dasar saling cinta. Namun, kebebasan ikatan tersebut sebenarnya memerlukan sebuah kesadaran keputusan yang selaras, bukan hanya sebuah pemahaman sederhana dari daya tarik atau perasaan, dari momen sebuah waktu yang singkat ... ia membutuhkan sebuah perjalanan.

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI MINGGU MISI SEDUNIA KE-89 (18 Oktober 2015)

Saudara dan saudari terkasih,

Hari Minggu Misi Sedunia 2015 berlangsung dalam konteks Tahun Hidup Bakti, yang menyajikan sebuah rangsangan lebih lanjut untuk doa dan permenungan. Karena jika setiap orang yang dibaptis terpanggil untuk menjadi saksi Tuhan Yesus dengan memberitakan iman yang diterima sebagai sebuah karunia, ini terutama terjadi untuk setiap pelaku hidup bakti. Ada sebuah hubungan yang jelas antara hidup bakti dan misi. Keinginan untuk mengikuti Yesus secara erat, yang menyebabkan munculnya hidup bakti di dalam Gereja, menanggapi panggilan-Nya untuk memikul salib dan mengikuti-Nya, meneladan pengabdian-Nya kepada Bapa serta pelayanan dan kasih-Nya, menghilangkan hidup kita agar mendapatkannya. Karena seluruh keberadaan Kristus memiliki sebuah ciri misioner, demikian juga, semua orang yang mengikuti-Nya secara erat harus memiliki mutu misioner ini.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 24 Mei 2015 : TENTANG HARI MINGGU PENTAKOSTA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Raya Pentakosta membuat kita menghidupkan kembali permulaan Gereja. Kitab Kisah Para Rasul mengatakan bahwa, lima puluh hari setelah Paskah, di dalam tempat para murid berada, Yesus, "tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras ....  penuhlah mereka dengan Roh Kudus". Sejak pencurahan ini, para murid benar-benar berubah: rasa takut digantikan oleh keberanian, ketertutupan memberikan jalan kepada pewartaan, dan keraguan apapun dihalau oleh iman, penuh kasih. Dan '"baptisan" Gereja, pada hakekatnya sedang mengawali perjalanannya dalam sejarah, dikendalikan oleh kekuatan Roh Kudus.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 20 Mei 2015 : TENTANG PENDIDIKAN ANAK

Hari ini, saudara dan saudari terkasih, saya ingin menyambut kalian karena saya telah melihat begitu banyak keluarga di antara kalian. Selamat pagi untuk semua keluarga! Kita melanjutkan merenungkan keluarga. Hari ini kita berhenti sejenak untuk merenungkan karakteristik penting dari keluarga, yaitu, panggilan alamiahnya untuk mendidik anak-anak agar mereka tumbuh dalam tanggung jawab bagi diri mereka dan bagi orang lain. Apa yang kita dengar dari Rasul Paulus pada permulaan begitu indah : "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya" (Kol 3:20-21). Ini adalah sebuah aturan yang bijaksana: anak dididik untuk mendengarkan orang tuanya dan untuk mematuhi orang tuanya yang tidak harus memerintah dengan cara yang buruk, agar jangan sampai mereka mematahkan semangat anak-anak. Anak-anak, pada kenyataannya, harus tumbuh tanpa patah semangat, langkah demi langkah. Jika kalian para orang tua mengatakan kepada anak-anak: "Marilah kita menaiki tangga langkah-langkah itu" dan kalian membawa mereka dengan tangan dan langkah demi langkah kalian membuat mereka naik, hal-hal akan berjalan dengan baik. Tetapi jika kalian mengatakan: "Naiklah! - "Tetapi aku tidak bisa" - "Pergilah" ini disebut menjengkelkan anak-anak, meminta anak-anak untuk melakukan apa yang mereka tidak mampu lakukan!. Oleh karena itu, hubungan antara orang tua dan anak-anak harus menjadi hubungan kebijaksanaan, hubungan keseimbangan yang sangat besar. Anak-anak, taatilah orang tuamu, ini menyenangkan Allah. Dan kalian, para orang tua, jangan menjengkelkan anak-anak kalian, meminta mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka tidak bisa lakukan. Dan ini harus dilakukan agar anak-anak tumbuh dalam tanggung jawab bagi diri mereka dan bagi orang lain.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 17 Mei 2015

Saudara dan saudari terkasih,
Pada akhir perayaan ini, saya ingin menyapa Anda semua yang telah datang untuk memberi penghormatan kepada para santa baru, secara khusus delegasi-delegasi resmi dari Palestina, Prancis, Italia, Israel, dan Yordania. Saya menyapa dengan kasih sayang para kardinal, para uskup, para imam, serta putri-putri rohani dari keempat santa tersebut. Melalui perantaraan mereka, semoga Tuhan memberikan sebuah dorongan misioner baru kepada negara masing-masing. Terinspirasi oleh keteladanan belas kasih, amal, dan rekonsiliasi mereka, semoga orang-orang Kristen dari negeri-negeri ini melihat ke masa depan dengan pengharapan, melanjutkan perjalanan kesetiakawanan dan hidup berdampingan persaudaraan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 13 Mei 2015 : TENTANG KEHIDUPAN KELUARGA

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Katekese hari ini adalah seperti sebuah pintu masuk kepada serangkaian permenungan tentang kehidupan keluarga, kehidupannya yang nyata, dengan masa-masanya dan persoalan-persoalannya. Tertulis di atas pintu masuk ini tiga kata, yang saya sudah gunakan beberapa kali. Dan kata-kata ini adalah : bolehkah saya, terima kasih, maaf. Pada kenyataannya, kata-kata ini membuka jalan untuk hidup dengan baik dalam keluarga. Mereka adalah kata-kata sederhana, tetapi tidak begitu mudah untuk dimasukkan ke dalam praktek. Mereka menyertakan sebuah kekuatan besar: kekuatan untuk mengurus rumah, termasuk melalui ribuan kesulitan dan pencobaan. Namun, ketiadaannya membuka keretakan-keretakan yang bahkan dapat membuatnya ambruk.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 10 Mei 2015

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini - Yohanes, Bab 15:9-17 - membawa kita kembali ke Ruang Atas, di mana kita mendengarkan perintah baru Yesus: "Inilah perintah-Ku - kata-Nya kepada para murid - yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (ayat 12). Dan, memikirkan tentang pengorbanan Salib yang saat itu hampir dekat, Ia menambahkan : "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu" (ayat 13-14). Kata-kata ini, yang diucapkan pada Perjamuan Terakhir, merangkum seluruh pesan Yesus; memang, mereka merangkum semua yang telah dilakukan-Nya : Ia memberikan hidup-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya. Sahabat-sahabat yang tidak memahami-Nya, yang dalam saat genting meninggalkan, mengkhianati dan menyangkal-Nya. Ini mengatakan kepada kita bahwa Allah mengasihi kita meskipun tidak layak demi kasih-Nya. Ini adalah betapa Yesus mengasihi kita.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 6 Mei 2015 : TENTANG PERKAWINAN KRISTIANI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam rangkaian katekese kita tentang keluarga, hari ini kita menyentuh langsung keindahan perkawinan Kristiani. Itu bukan hanya sebuah upacara yang dilakukan di dalam gereja, dengan bunga-bunga, gaun, foto. Perkawinan Kristiani adalah sebuah sakramen yang terjadi di dalam Gereja dan yang dilakukan juga oleh Gereja, memulai sebuah jemaat keluarga yang baru.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 3 Mei 2015 : MENGHASILKAN BUAH-BUAH KEANGGOTAAN DALAM KRISTUS DAN GEREJA

Saudara dan saudari terkasih,

Injil hari ini (Yoh 15:1-8) memperlihatkan kepada kita Yesus selama Perjamuan Terakhir, pada saat Ia mengetahui kematian-Nya sudah dekat. 'Saat'-Nya telah tiba. Untuk terakhir kalinya Ia bersama murid-murid-Nya, dan sekarang Ia ingin mengesankan secara kuat dalam pikiran mereka sebuah kebenaran dasariah : bahkan ketika Ia tidak akan lagi hadir secara jasmaniah di tengah-tengah mereka, mereka masih akan dapat tetap bersatu dengan-Nya dalam sebuah cara baru, dan berbuah banyak. Sebaliknya, jika orang harus kehilangan persekutuan dengan-Nya, ia akan menjadi mandul, atau lebih tepatnya, berbahaya bagi jemaat. Dan untuk mengungkapkan kenyataan ini, Yesus menggunakan gambaran pohon anggur dan ranting-ranting : "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya".