Setelah membahas
tentang kebijaksanaan, sebagai karunia pertama dari tujuh karunia Roh
Kudus, hari ini saya ingin memusatkan perhatian pada karunia kedua,
yaitu pengenalan. Ini bukan tentang pengenalan mengenai kemampuan
intelektual yang dengannya kita dapat semakin banyak atau semakin
sedikit dikaruniai. Sebaliknya, ini adalah kasih karunia yang hanya
dapat ditanamkan Roh Kudus, dan yang membangkitkan dalam orang Kristiani
kemampuan melampaui segi kenyataan luar dan menyimak kedalaman pikiran
Allah dan rencana keselamatan-Nya.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 23 April 2014 : JANGANLAH KITA MENCARI YANG HIDUP DI ANTARA ORANG-ORANG MATI
Pekan ini adalah pekan sukacita : kita merayakan Kebangkitan Yesus. Merupakan
sukacita sejati, yang mendalam, yang
berdasarkan kepastian bahwa Kristus
yang Bangkit tidak mati lagi, tetapi masih hidup dan sedang berkarya dalam Gereja dan
dalam dunia. Kepastian ini
telah berdiam dalam hati
orang-orang percaya sejak
pagi Paskah, ketika para wanita
pergi ke kubur Yesus dan para malaikat berkata kepada mereka : "Mengapa kamu mencari yang hidup di
antara orang mati?" (Luk
24:5). "Mengapa kamu mencari
yang hidup di antara orang mati?". Kata-kata ini sebagai sebuah tonggak dalam sejarah, tetapi juga sebuah "batu penghalang" jika kita tidak membuka diri kita
bagi Kabar Baik, jika kita berpikir
bahwa Yesus yang mati sedikit
mengganggu kita dibanding Yesus yang hidup! Sebaliknya, berapa kali dalam perjalanan
kita sehari-hari kita perlu mendengar dikatakan : "Mengapa
kamu mencari yang hidup di antara orang?". Berapa kali kita
mencari kehidupan di antara benda-benda mati, di antara benda-benda yang tidak bisa memberikan kehidupan, di antara benda-benda yang saat ini ada dan besok tidak ada lagi, benda-benda yang berlalu ... "Mengapa kamu
mencari yang hidup di antara orang""Mengapa kamu mencari yang hidup
di antara orang?"
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 21 April 2014 : BIARKAN SUKACITA TUHAN YANG BANGKIT TERPATRI DALAM HATI DAN HIDUP KITA
Selamat
Paskah! "Cristos anesti! - Alethos anesti", Kristus telah bangkit! - Dia benar-benar
bangkit!". Ia ada di sini, di antara kita di Lapangan (Santo Petrus) ini! Selama pekan ini kita dapat terus bertukar keinginan Paskah
seolah-olah itu adalah satu-satunya
hari. Agunglah hari yang telah dibuat Tuhan itu.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 April 2014 : TENTANG PEKAN SUCI
Hari ini, pada pertengahan Pekan
Suci, liturgi menyajikan kepada kita sebuah kisah sedih : kisah pengkhianatan
Yudas, yang pergi kepada imam-imam kepala Mahkamah
Agama untuk tawar-menawar dan menyerahkan Sang Guru kepada mereka. "Apa yang hendak
kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Pada saat itu, Yesus memiliki
harga. Tindakan tragis ini menandai
awal Sengsara Kristus, jalan menyakitkan yang Ia pilih dengan kebebasan mutlak.
Ia sendiri mengatakannya dengan
jelas : "Aku memberikan nyawa-Ku..... Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali" (Yoh 10: 17-18). Dan dengan demikian, dengan
pengkhianatan ini, jalan tersebut mulai dari penghinaan, dari pelucutan Yesus. Seolah-olah berada di pasar: ini
berharga tiga puluh dinar ... Setelah jalan penghinaan dan pelucutan dilakukan,
Yesus menyelesaikannya hingga akhir.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 April 2014 : TENTANG KEBIJAKSANAAN
Saudara
dan saudari, selamat
pagi!
Kita memulai hari
ini serangkaian katekese tentang karunia-karunia Roh Kudus. Anda tahu bahwa Roh Kudus merupakan jiwa, sumber hidup penting dari Gereja dan dari setiap orang Kristiani secara perorangan : Ia adalah kasih Allah yang membuat hati kita tempat tinggal-Nya dan
masuk ke dalam persekutuan dengan kita. Roh Kudus selalu bersama kita,
dalam diri kita, dalam hati kita.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 6 April 2014 : TIDAK ADA BATASAN BAGI BELAS KASIH ILAHI
Injil hari Minggu Prapaskah V ini (Yoh 11:1-45) bercerita tentang kebangkitan Lazarus. Ini adalah puncak "tanda-tanda"
luar
biasa yang ditunjukkan oleh Yesus
: sebuah
tindakan terlalu agung, dengan
jelas terlalu bersifat
ilahi yang dapat ditoleransi oleh
para
imam besar, yang, menyadari fakta
tersebut, membuat keputusan untuk membunuh Yesus (bdk. Yoh 11:53 ).
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 April 2014 : TENTANG SAKRAMEN PERKAWINAN
Hari ini kita mengakhiri serangkaian katekese tentang Sakramen-sakramen dengan membicarakan Sakramen Perkawinan. Sakramen
ini membawa kita ke jantung rencana Allah, yang merupakan sebuah rencana
perjanjian dengan umat-Nya, dengan kita semua, sebuah rencana persekutuan. Pada
awal Kitab Kejadian, kitab
pertama dari Kitab Suci,
sebagai puncak kisah
penciptaan, kitab itu
menyatakan : "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka....
Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej 1:27; 2:24). Pasangan
menikah merupakan citra Allah
: pria dan wanita, tidak hanya pria, tidak hanya wanita, tetapi keduanya. Ini
merupakan citra Allah : kasih, perjanjian Allah dengan kita
diwakili dalam perjanjian antara
pria dan wanita. Dan ini
sangat indah! Kita
diciptakan untuk mengasihi, sebagai cerminan Allah dan kasih-Nya. Dan
dalam kesatuan suami-isteri
pria dan wanita menyadari panggilan ini dalam tanda timbal balik dan tanda
persekutuan dari sebuah kehidupan yang penuh dan definitif.