Liturgical Calendar

SANTA KATARINA DARI SIENA - RASUL KERAHIMAN

Hari Jumat ini 29 April 2016, adalah hari raya salah satu orang kudus Gereja yang sangat dicintai, dan Pujangga Gereja, Santa Katarina dari Siena. Lahir pada tahun 1347 di kota Tuscan, Siena, ia hidup hanya selama 33 tahun; tetapi seperti Tuhan dan Gurunya, Yesus Kristus, pada beberapa tahun mereka yang singkat, ia mengubah jalannya sejarah. Penasehat bagi para Paus dan Raja ; bagi Eropa yang telah mengkotak-kotakkan dirinya sendiri, ia berperan dalam membantu untuk memulai suatu proses yang akan mengantar sebuah benua yang lebih stabil. Karena alasan ini, ia tidak hanya dipuji sebagai Santa Pelindung Italia, tetapi juga Santa Pelindung Eropa itu sendiri.

Simak di sini pemaparan lebih lanjut tentang warisan abadi Santa Katarina dalam menggalakkan kerahiman, dan diwujudkan dalam pengamalan iman, harapan, dan kasih:

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 27 April 2016 : TENTANG PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG BAIK

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita merenungkan perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik (bdk. Luk 10:25-37). Seorang ahli Taurat mencobai Yesus dengan pertanyaan ini : "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (ayat 25). Yesus memintanya untuk memberikan jawabannya sendiri, dan ia memberikannya dengan sempurna : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (ayat 27). Kemudian Yesus menyimpulkan : "perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup" (ayat 28).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 24 April 2016 : MERANGKUL SUKACITA JATIDIRI KRISTEN KITA

Pada akhir perayaan Yubileum ini, pikiran saya tertuju dengan cara tertentu kepada kalian, para remaja laki-laki dan remaja perempuan yang terkasih. Kalian telah datang dari Italia dan dari berbagai belahan dunia, untuk menghayati saat iman dan saat keramahan persaudaraan. Terima kasih atas kesaksian kalian yang penuh sukacita dan hingar-bingar. Majulah dengan keberanian!

Para santo yang diumumkan kemarin di Burgos, Spanyol, adalah imam Valentin Palencia Marquina dan empat martir rekannya, yang terbunuh karena iman mereka selama Perang Saudara Spanyol. Kita memuji Tuhan untuk saksi-saksi-Nya yang berani ini, dan melalui pengantaraan mereka kita berdoa bagi dunia agar terbebas dari segala kekerasan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 20 April 2016 : KERENDAHAN HATI VERSUS KEMUNAFIKAN


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, kita ingin merenungkan segi kerahiman yang dengan baik dipaparkan oleh perikop dari Injil Lukas (7:36-50) yang kita dengar. Itu adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada Yesus saat Ia menjadi tamu dari seorang Farisi yang bernama Simon. Yang terakhir ingin mengundang Yesus ke rumahnya karena ia telah mendengar <orang-orang> berbicara dengan baik tentang Dia sebagai seorang nabi besar. Sementara mereka sedang duduk makan siang, seorang perempuan datang, yang dikenal oleh semua orang di kota itu sebagai seorang berdosa. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia tersungkur di kaki Yesus, menangis. Air matanya membasahi kaki Yesus dan ia seka dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi, yang telah ia bawa bersamanya.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 17 April 2016 : TENTANG MENDENGARKAN HATI

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini (Yoh 10:27-30) memberikan kita beberapa ungkapan yang diucapkan oleh Yesus selama hari raya penahbisan Bait Allah di Yerusalem, yang dirayakan pada akhir Desember. Ia persis berada wilayah Bait Allah, dan mungkin ruang suci yang tertutup itu menunjukkan gambaran kandang domba dan gembala. Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai "Gembala yang Baik" dan mengatakan, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku" (ayat 27-28). Kata-kata ini membantu kita untuk memahami bahwa tak seorang pun yang dapat dikatakan sebagai seorang pengikut Yesus, jika ia tidak mendengarkan suara-Nya. Dan "mendengarkan" ini tidak seharusnya dipahami dalam cara yang dangkal, tetapi dalam cara yang sungguh terlibat, untuk memungkinkan saling pengertian yang sejati, yang bisa berasal dari mengikuti dengan murah hati, yang diungkapkan dalam kata-kata "dan mereka mengikut Aku" (ayat 27). Itu bukan hanya telinga yang mendengarkan, tetapi hati yang mendengarkan!

RANGKUMAN SERUAN APOSTOLIK PAUS FRANSISKUS TENTANG KASIH DALAM KELUARGA “AMORIS LAETITIA” (SUKACITA KASIH)


Vatikan pada hari Jumat 8 April 2016 menerbitkan seruan apostolik Paus Fransiskus yang ditunggu-tunggu tentang keluarga, yang dikonsultasikan selama hampir tiga tahun dengan umat Katolik di negara-negara di seluruh dunia. Dokumen panjang, yang berjudul 'Amoris Laetitia', atau Sukacita Kasih, menegaskan ajaran Gereja bahwa keluarga-keluarga yang langgeng adalah kompleks bangunan dari sebuah masyarakat yang sehat dan sebuah tempat di mana anak-anak belajar mengasihi, menghormati dan berinteraksi dengan orang lain. Pada saat yang sama dokumen tersebut memperingatkan terhadap idealisasi banyak tantangan yang dihadapi kehidupan keluarga, mendesak umat Katolik untuk peduli, bukan mengutuk, semua orang yang hidupnya tidak mencerminkan ajaran Gereja. Secara khusus dokumen tersebut berfokus pada kebutuhan akan "pemahaman pribadi dan pastoral" bagi individu, mengakui bahwa "bukan Sinode, ataupun Seruan ini yang bisa diharapkan untuk memberikan serangkaian aturan umum, secara kanonik dalam kodratnya dan berlaku untuk semua kasus".

******

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 13 April 2016 : TENTANG YESUS SEBAGAI "TABIB ILAHI"

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Kita mendengar Injil tentang panggilan Matius. Matius adalah seorang "pemungut cukai," yaitu seorang penagih pajak untuk Kekaisaran Romawi dan, oleh karena itu, dianggap sebagai seorang pendosa publik. Namun, Yesus memanggilnya untuk mengikuti Dia dan untuk menjadi murid-Nya. Matius menerima, dan mengundang Dia untuk makan di rumahnya bersama-sama dengan murid-murid. Kemudian muncul sebuah perdebatan di antara orang-orang Farisi dan murid-murid Yesus karena yang terakhir berbagi meja dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. "Tetapi Engkau tidak bisa pergi ke rumah orang-orang ini", kata mereka kepada Yesus, pada kenyataannya, bukannya menjauh dari mereka, malahan Ia sering mengunjungi rumah-rumah mereka dan duduk dengan mereka. Ini berarti bahwa mereka juga dapat menjadi murid-murid-Nya. Demikian juga, memang benar bahwa menjadi orang-orang Kristen tidaklah membuat kita nirdosa. Seperti Matius sang pemungut cukai, kita masing-masing mempercayakan diri kita kepada rahmat Tuhan kendati dosa-dosa kita. Kita semua orang-orang berdosa; kita semua telah berdosa. Dengan memanggil Matius, Yesus menunjukkan kepada orang-orang berdosa bahwa Ia tidak memandang masa lalu mereka, pada kondisi sosial mereka, pada kebiasaan batin, melainkan membuka sebuah masa depan baru bagi mereka. Saya pernah mendengar sebuah pepatah yang baik : "Tidak ada orang kudus tanpa masa lalu dan tidak ada orang berdosa tanpa masa depan". Inilah apa yang Yesus lakukan. Tidak ada orang kudus tanpa berdosa, seorang gembala tanpa masa depan. Cukuplah menanggapi undangan tersebut dengan kerendahan dan ketulusan hati. Gereja bukanlah jemaat orang-orang yang sempurna, tetapi jemaat murid-murid dalam perjalanan, yang mengikuti Tuhan, karena mereka mengakui diri mereka orang-orang dosa dan membutuhkan pengampunan-Nya. Oleh karena itu, kehidupan Kristen adalah sekolah kerendahan hati yang terbuka terhadap rahmat.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 10 April 2016 : TENTANG IMAN PASKAH


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini mengisahkan penampakan ketiga dari Yesus yang bangkit kepada para murid, di pantai Danau Galilea, dengan menceritakan hasil tangkapan yang ajaib (bdk Yoh 21:1-19). Cerita ditempatkan dalam kerangka kehidupan sehari-hari para murid, ketika mereka telah kembali ke darat dan pekerjaan mereka sebagai para nelayan, setelah hari-hari menyedihkan Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Tuhan, Kematian dan Kebangkitan Tuhan. Sulitnya bagi mereka untuk memahami apa yang telah terjadi. Tetapi sementara segala sesuatu tampaknya telah berakhir, sekali lagi Yesus yang "mencari" murid-murid-Nya. Dialah yang pergi mencari mereka. Kali ini Ia menemukan mereka di danau, di mana mereka telah menghabiskan malam di perahu tanpa menangkap apa-apa. Dalam arti tertentu, jala tampak kosong sama seperti hasil pengalaman mereka dengan Yesus tampak kosong : Mereka telah bertemu Dia, mereka telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia, penuh harapan ... dan sekarang? Ya, mereka telah melihat Dia bangkit dan mereka berpikir, "Ia pergi, Ia meninggalkan kami". Semua ini telah tampak seperti mimpi.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 April 2016 : TENTANG MEMBERI SEDEKAH

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Injil yang kita dengar memungkinkan kita untuk menemukan aspek penting kerahiman : memberi sedekah. Memberi sedekah mungkin tampak sederhana, tetapi kita harus berhati-hati untuk tidak mengosongkan sikap ini dari muatan besar yang ia miliki. Bahkan, istilah "sedekah" berasal dari bahasa Yunani dan berarti tepatnya "kerahiman". Oleh karena itu, memberi sedekah harus membawa dengannya seluruh kekayaan kerahiman, dan sebagaimana kerahiman memiliki ribuan cara, ribuan bentuk, maka memberi sedekah diungkapkan dalam banyak cara, untuk meringankan kesulitan dari mereka yang membutuhkan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 6 April 2016 : KERAHIMAN ALLAH YANG MENJADI DAGING


Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Setelah merenungkan kerahiman Allah dalam Perjanjian Lama, hari ini kita mulai merenungkan tentang bagaimana Yesus sendiri membawanya ke penggenapannya. Yesus, pada kenyataannya, adalah kerahiman Allah yang menjadi daging - kerahiman yang selalu Ia ungkapkan, wujudkan, dan sampaikan, dalam setiap saat kehidupan-Nya di bumi. Dalam bertemu orang banyak, dalam mewartakan Injil, dalam menyembuhkan orang sakit, dalam mendekati orang yang terlupakan, dalam mengampuni orang-orang berdosa, Yesus membuat terlihat kasih terbuka bagi semua orang : tak seorang pun dikecualikan! Ia terbuka bagi semua orang tanpa batas. Ia adalah kasih yang murni, bebas dan mutlak, kasih yang mencapai puncaknya dalam kurban salib. Ya, Injil adalah benar-benar "Injil Kerahiman", karena Yesus adalah Kerahiman!

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 3 April 2016 : TENTANG PENDERITAAN DI UKRAINA

Pada hari ini yaitu, seakan-akan, jantung Tahun Suci Kerahiman, pikiran saya tertuju ke seluruh penduduk yang haus akan pendamaian dan perdamaian.

Saya memikirkan khususnya gejolak, di sini di Eropa, orang-orang yang menderita akibat kekerasan di Ukraina : semua orang yang tetap tinggal di negeri yang babak belur oleh permusuhan yang telah mengakibatkan ribuan kematian, dan semua orang, lebih dari satu juta orang, yang telah terlantar akibat situasi genting yang sedang berlangsung di sana. Orang tua dan anak-anak adalah orang-orang yang terutama terpengaruh. Selain mendampingi mereka dengan pikiran dan doa saya yang terus-menerus, saya merasa perlu untuk mempromosikan bantuan kemanusiaan bagi mereka. Sebuah pengumpulan khusus untuk kasus ini akan dilakukan di seluruh gereja Katolik Eropa pada hari Minggu, 24 April 2016.