Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 Mei 2018 : TENTANG SAKRAMEN PENGUATAN (BAGIAN II)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan uraian tentang sakramen penguatan atau sakramen krisma, hari ini saya ingin menjelaskan “hubungan erat sakramen ini dengan seluruh inisiasi kristiani" (Sacrosanctum Concilium, 71).

Sebelum menerima pengurapan rohani, yang meneguhkan dan menguatkan kembali rahmat pembaptisan, para calon penerima sakramen penguatan dipanggil untuk memperbarui janji-janji yang suatu hari telah dibuat oleh para orang tua dan para wali baptis. Sekarang mereka sendiri yang mengakui iman Gereja, siap untuk menjawab "ya, aku percaya", atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan uskup kepada mereka; siap, khususnya, untuk percaya “kepada Roh Kudus, yaitu Tuhan dan pemberi kehidupan, dan yang hari ini, melalui Sakramen Penguatan, diberikan secara khusus [kepada mereka], seperti yang sudah terjadi pada para Rasul pada hari Pentakosta" (Ritus Sakramen Penguatan, no. 26).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 27 Mei 2018 : TENTANG HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini, Hari Minggu setelah Pentakosta, kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Sebuah hari raya untuk merenungkan dan memuji misteri Allah dari Yesus Kristus, yang adalah salah satu pribadi dalam persekutuan Tritunggal : Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dengan ketakjuban yang diperbaharui sungguh merayakan Allah kasih, yang menawarkan hidup-Nya secara cuma-cuma kepada kita dan meminta agar kita menyebarkannya di dunia. Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini membuat kita memahami bahwa Allah sangat tidak ingin mengungkapkan kepada kita bahwa Ia ada, tetapi, lebih tepatnya, bahwa Dialah “Allah beserta kita”, yang mengasihi kita, tertarik pada kisah pribadi kita dan memperhatikan kita masing-masing, mulai dari yang terkecil dan yang paling membutuhkan. Dialah “Allah yang di langit di atas" tetapi juga "di bumi di bawah" (bdk. Ul 4:39). Oleh karena itu, kita tidak percaya pada perwujudan yang jauh, acuh tak acuh, tetapi, sebaliknya, pada Sang Kasih yang menciptakan alam semesta dan membangkitkan suatu suku bangsa, dijadikan daging, wafat dan bangkit bagi kita, serta ketika Roh Kudus mengubah segalanya dan menuntun menuju kepenuhan.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 23 Mei 2018 : TENTANG SAKRAMEN KRISMA (BAGIAN 1)

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Setelah katekese tentang pembaptisan, hari-hari setelah Hari Raya Pentakosta ini mengundang kita untuk merenungkan kesaksian yang dibangkitkan Roh Kudus dalam diri orang-orang yang dibaptis, menggerakkan kehidupan mereka, membukanya untuk kebaikan orang lain. Yesus mempercayakan sebuah perutusan besar kepada para murid-Nya : “Kamu adalah garam dunia; kamu adalah terang dunia” (bdk. Mati 5:13-16). Garam dan terang dunia adalah gambaran yang membuat kita memikirkan perilaku kita, karena kekurangan atau kelebihan garam membuat makanan tidak enak, sama seperti kekurangan dan atau kelebihan terang mengganggu penglihatan kita. Dia yang dapat benar-benar menjadikan kita garam yang memberi rasa dan mengawetkan dari kebusukan, dan terang yang menyinari dunia hanyalah Roh Kristus! Dan inilah karunia yang kita terima dalam Sakramen Penguatan atau Krisma, yang padanya saya ingin berhenti sejenak dan merenung bersama kalian. Sakramen tersebut disebut "Penguatan" karena ia meneguhkan pembaptisan dan menguatkan rahmatnya (bdk. Katekismus Gereja Katolik, 1289); seperti juga kenyataannya dari "Krisma" kita menerima Roh Kudus melalui pengurapan dengan "minyak krisma" - minyak yang dicampur dengan wewangian yang disucikan oleh Uskup -, istilah yang mengacu pada "Kristus", yang diurapi Roh Kudus.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 20 Mei 2018 : TENTANG HARI RAYA PENTAKOSTA

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Raya Pentakosta hari ini mengakhiri Masa Paskah, yang berpusat pada wafat dan kebangkitan Yesus. Hari raya ini membuat kita mengingat dan menghidupkan kembali pencurahan Roh Kudus kepada para Rasul dan murid-murid lain, yang berkumpul dalam doa bersama Perawan Maria di Ruang Atas (bdk. Kis 2:1-11). Pada hari itu, kekudusan kristiani dimulai, karena Roh Kudus adalah sumber kekudusan, yang bukanlah hak istimewa segelintir orang, tetapi panggilan semua orang.

SERUAN APOSTOLIK BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS GAUDETE ET EXSULTATE (BERSUKACITA DAN BERGEMBIRALAH)

SERUAN APOSTOLIK BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS
GAUDETE ET EXSULTATE (BERSUKACITA DAN BERGEMBIRALAH)
TENTANG PANGGILAN MENUJU KEKUDUSAN DALAM DUNIA MASA KINI

1.        “BERSUKACITA DAN BERGEMBIRALAH” (Mat 5:12), Yesus mengatakan kepada mereka yang dianiaya atau dihina demi Dia. Tuhan meminta segalanya dari kita, dan sebagai imbalannya Ia menawarkan kepada kita kehidupan sejati, kebahagiaan yang untuknya kita diciptakan. Ia menginginkan kita menjadi orang-orang kudus dan tidak puas dengan keberadaan yang hambar dan biasa-biasa saja. Panggilan terhadap kekudusan hadir dengan berbagai cara sejak perikop-perikop awal Kitab Suci. Kita melihatnya terungkap dalam perkataan Tuhan kepada Abraham : “Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela” (Kej 17: 1).

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 16 Mei 2018 : MENGENAKAN KRISTUS MELALUI PEMBAPTISAN

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini kita mengakhiri rangkaian katekese tentang pembaptisan. Akibat rohani dari sakramen ini, yang tidak kasat mata tetapi bekerja di dalam hati orang yang telah menjadi ciptaan baru, tersirat dengan pemberian pakaian putih dan lilin yang menyala. Setelah mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (bdk. Ef 4:24), tampak wajar, sejak abad-abad perdana, mengenakan pakaian putih yang baru yang sama seperti kemegahan kehidupan yang diperoleh di dalam Kristus dan di dalam Roh Kudus. Seraya pakaian putih mengungkapkan secara simbolis apa yang telah terjadi dalam sakramen tersebut, pakaian putih menyatakan kondisi mereka berubah rupa dalam kemuliaan ilahi.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 13 Mei 2018 : TENTANG HARI RAYA KENAIKAN TUHAN

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Hari Raya Kenaikan Tuhan dirayakan hari ini di Italia dan di banyak negara lainnya. Hari raya ini mengandung dua unsur. Di satu sisi, hari raya ini mengarahkan pandangan kita ke Surga, tempat Yesus, dimuliakan, duduk di sebelah kanan Allah (bdk. Mrk 16:19). Di sisi lain, hari raya ini mengingatkan permulaan perutusan Gereja: mengapa? Karena Yesus yang bangkit dan naik ke surga mengutus murid-murid-Nya untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia; Oleh karena itu, Hari Raya Kenaikan Tuhan mendesak kita untuk menengadah kita ke surga, untuk kemudian segera kembali ke bumi, melaksanakan tugas-tugas yang telah dipercayakan oleh Tuhan yang bangkit kepada kita.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 9 Mei 2018 : MELALUI PEMBAPTISAN, GEREJA MELAHIRKAN KITA KEMBALI KEPADA KEHIDUPAN KEKAL

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Katekese tentang Sakramen Pembaptisan menuntun kita hari ini untuk berbicara tentang pembersihan, yang disertai dengan doa Tritunggal Mahakudus, yaitu, ritus inti yang sebagaimana mestinya “membaptis” - yaitu, menenggelamkan - dalam Misteri Paskah Kristus (Katekismus Gereja Katolik, 1239). Santo Paulus mengingatkan makna tata gerak ini, kepada umat kristiani di Roma, bertanya terlebih dulu : “Tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?”. Dan kemudian menjawab: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati ... demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”(Rm 6:3-4). Pembaptisan membuka pintu bagi kita kepada kehidupan kebangkitan, bukan kepada kehidupan duniawi <tetapi kepada> kehidupan menurut Yesus.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 6 Mei 2018 : TENTANG TINGGAL DI DALAM KASIH KRISTUS

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam Masa Paskah ini, sabda Allah terus menunjukkan kepada kita gaya hidup yang bertalian erat untuk menjadi komunitas Kristus yang bangkit. Di antaranya, Injil hari ini menghadirkan tuntutan Yesus: "tinggallah di dalam kasih-Ku" (Yoh 15:9). Mendiami aliran kasih Allah, memiliki tempat tinggal yang tetap adalah keadaan sehingga kasih kita tidak kehilangan semangatnya dan berani dalam perjalanan. Seperti Yesus dan di dalam Dia, kita juga harus menerima dengan rasa syukur kasih yang berasal dari Bapa dan tinggal di dalam kasih ini, berusaha untuk tidak memisahkan diri kita oleh egoisme dan dosa. Ini adalah program yang menuntut tetapi bukan tidak mungkin.

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 2 Mei 2018 : TENTANG PEMBAPTISAN, SUMBER KEHIDUPAN

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Melanjutkan permenungan tentang pembaptisan, hari ini saya ingin berhenti pada ritus-ritus pokok yang dilakukan pada bejana baptis.

Pertama-tama kita meninjau air, yang di atasnya dimohonkan kuasa Roh Kudus, sehingga air tersebut memiliki kekuatan untuk melahirkan dan memperbarui (bdk. Yoh 3:5 dan Tit 3:5). Air adalah matriks kehidupan dan kesejahteraan, sedangkan ketidakhadirannya menyebabkan padamnya seluruh kesuburan, seperti yang terjadi di padang gurun. Namun, air juga bisa menjadi penyebab kematian, ketika air menenggelamkan di antara gelombang-gelombangnya atau, dalam jumlah besar, menyapu bersih semuanya. Akhirnya, air memiliki kapasitas untuk mencuci, membersihkan dan memurnikan. Berasal dari simbolisme alamiah yang diakui secara universal ini, Alkitab menggambarkan campur tangan dan janji Allah melalui tanda air. Namun, kuasa untuk mengampuni dosa bukan ada di dalam air itu sendiri, seperti dijelaskan Santo Ambrosius kepada orang-orang yang baru dibaptis: “Kamu telah melihat air, tetapi tidak semua air menyembuhkan : air menyembuhkan yang memiliki rahmat Kristus. [...] Tindakan tersebut adalah rahmat air, keberhasilannya adalah rahmat Roh Kudus” (De Sakramentis 1,15).