Saudara
dan saudari terkasih, selamat pagi! Tetapi sepertinya pagi tidak begitu bagus!
[Hujan dan berangin].
Pagi
ini, di Basilika Santo Petrus, kita merayakan Misa Penutupan Sidang Sinode Para
Uskup yang didedikasikan untuk kaum muda. Bacaan Pertama (Yer 31:7-9) sangat
selaras dengan saat ini karena merupakah sebuah kata harapan, yang diberikan
Allah kepada umat-Nya. Sebuah kata penghiburan, yang berlandaskan pada
kenyataan bahwa Allah adalah Bapa bagi umat-Nya; Ia mengasihi mereka dan
memperhatikan mereka sebagai anak-anak-Nya (bdk. ayat 9); Ia membuka di hadapan
mereka cakrawala masa depan, jalan yang mudah dilalui, yang mudah dilaksanakan,
yang padanya "orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung
bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan" (ayat 8) yaitu,
orang-orang dalam kesulitan, akan dapat berjalan - karena harapan Allah
bukanlah khayalan belaka, seperti beberapa iklan, di mana semuanya sehat dan
indah, tetapi harapan Allah adalah sebuah janji bagi umat yang sesungguhnya,
dengan titik-titik baik dan titik-titik buruk, memiliki kesanggupan dan
kerapuhan, seperti kita semua : harapan Allah adalah sebuah janji bagi umat
seperti kita.