Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 1 Januari 2014 : ROH KUDUS MENJIWAI UPAYA-UPAYA PARA PENCIPTA PERDAMAIAN

Harapan Kristiani berpusat pada Kristus dengan Roh Kudus sebagai kekuatan yang menggerakkan menuju tujuan Kerajaan Allah. Paus Fransiskus mengatakannya dalam wejangan Malaikat Tuhannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Hari Raya Santa Maria Bunda Allah 1 Januari 2014.

Bapa Suci mengatakan harapan untuk tahun baru yang penuh dengan "perdamaian dan setiap yang baik" bukanlah tentang konotasi "magis dan agak fatalistik". Justru tentang harapan Kristiani yang pusatnya adalah "Yesus Kristus, yang menjelma, wafat dan bangkit". Juga memiliki tujuan, Paus mengatakan, "Kerajaan Allah, kerajaan perdamaian, keadilan, kebebasan, kasih".

Roh Kudus, beliau menambahkan, adalah "kekuatan kasih yang telah membuahi rahim Perawan Maria, dan kekuatan yang sama yang menjiwai rencana dan upaya semua pencipta perdamaian". Hari itu bertepatan pula dengan Hari Perdamaian Sedunia ke-47 dan tema tahun ini, yang dipilih oleh Paus Fransiskus dan diterbitkan bulan Desember 2013 lalu, adalah "Persaudaraan: Landasan dan Jalan Bagi Perdamaian".

"Landasan merupakan keyakinan bahwa kita semua adalah anak-anak Bapa Surgawi kita, kita adalah bagian dari keluarga manusia yang sama, dan kita berbagi nasib yang sama", kata Paus. "Jadi kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk berkarya sehingga dunia menjadi sebuah komunitas saudara dan saudari yang saling menghormati, menerima perbedaan dan saling peduli satu sama lain".

"Kita dipanggil juga untuk menyadari kekerasan dan ketidakadilan yang hadir di berbagai belahan dunia dan yang seharusnya tidak membiarkan kita acuh tak acuh dan tidak bergerak : komitmen semua orang diperlukan untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan peduli", tambah Paus.

Berangkat dari pernyataannya yang telah dipersiapkan, beliau mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir beliau menerima surat dari seorang pria yang berbicara tentang semua kesulitan dan bahkan kekerasan di dunia. Ia menanyakan kepada Bapa Suci apakah yang terjadi dalam hati manusia memungkinkan semua ini, dan meminta agar dihentikan. "Saya menjadikan kata-katanya kata-kata saya sendiri", kata Paus. "Apa yang sedang terjadi di dalam hati manusia, di dalam hati umat manusia? Inilah waktu untuk berhenti!".

Paus Fransiskus melanjutkan dengan memohon bantuan Tuhan pada "hari pertama tahun ini" untuk menanamkan "dengan lebih tegas di jalan keadilan dan perdamaian, Roh Kudus yang berkarya di dalam hati kita, melonggarkan ikatan dan pengerasan seluruh hati sehingga mereka akan terbuka terhadap kelembutan dan kelemahan Bayi Yesus".

"Perdamaian membutuhkan kekuatan kelemahlembutan, kekuatan antikekerasan akan kebenaran dan kasih", katanya. Beliau mengakhiri : "Kita menempatkan harapan kita dengan kepercayaan bakti dalam tangan Maria, Bunda Sang Penebus. Semoga ia, yang meluaskan kasih keibuannya untuk seluruh umat manusia, mendengarkan jeritan bagi perdamaian orang-orang yang tertindas oleh peperangan dan kekerasan, sehingga keberanian dialog dan rekonsiliasi menang atas godaan untuk membalas dendam, arogansi, korupsi". "Kita memohon kepadanya Injil persaudaraan, yang dimaklumkan dan dipersaksikan oleh Gereja, berbicara kepada setiap hati nurani dan memecah dinding yang mencegah para musuh dari pengakuan satu sama lain sebagai saudara".

Setelah pendarasan Doa Malaikat Tuhan, Paus Fransiskus menyambut Presiden Republik Italia, Giorgio Napolitano, dan mengirim ucapan selamat kepada orang-orang Italia "sehingga, dengan kontribusi seluruh tanggung jawab dan kesetiakawanan, kita dapat melihat ke masa depan dengan percaya diri dan harapan".

Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai gerakan Gereja yang didedikasikan untuk perdamaian seperti Caritas, Pax Christi, dan Komunitas Sant'Egidio. Beliau juga memberikan ucapan khusus kepada para anggota Fraterna Domus dan 'Star Singers', "anak-anak dan orang muda di Jerman dan Austria yang membawa berkat Yesus ke rumah-rumah dan mengumpulkan persembahan untuk anak-anak yang membutuhkan".

Setelah memberikan ucapan selamat tahun baru, Bapa Suci mengulangi apa yang telah dikatakannya saat sebelumnya di Basilika Santo Petrus, memanggil Maria dengan gelar : "Bunda Allah yang Kudus, Bunda Allah yang Kudus, Bunda Allah yang Kudus!"