Saudara dan saudari terkasih, halo!
Hari ini kita merayakan pesta Yesus dipersembahkan di kenisah. Hari ini juga merupakan Hari Hidup Bakti, yang mengingatkan pentingnya bagi Gereja mereka yang telah menerima panggilan untuk mengikuti Yesus secara dekat sepanjang jalan nasehat-nasehat Injil. Injil hari ini (Luk 2:22-32) memberikan sebuah laporan bagaimana Maria dan Yusuf membawa Yesus ke Bait Allah 40 hari setelah kelahiran-Nya untuk mempersembahkan dan menguduskan diri-Nya kepada Allah sesuai dengan peraturan Hukum Yahudi. Kisah Injil ini juga merupakan sebuah ikon karunia kehidupan mereka yang dibuat oleh mereka yang, oleh suatu karunia Allah, beranggapan ciri-ciri Yesus sebagai perawan, miskin dan taat.
Hari ini kita merayakan pesta Yesus dipersembahkan di kenisah. Hari ini juga merupakan Hari Hidup Bakti, yang mengingatkan pentingnya bagi Gereja mereka yang telah menerima panggilan untuk mengikuti Yesus secara dekat sepanjang jalan nasehat-nasehat Injil. Injil hari ini (Luk 2:22-32) memberikan sebuah laporan bagaimana Maria dan Yusuf membawa Yesus ke Bait Allah 40 hari setelah kelahiran-Nya untuk mempersembahkan dan menguduskan diri-Nya kepada Allah sesuai dengan peraturan Hukum Yahudi. Kisah Injil ini juga merupakan sebuah ikon karunia kehidupan mereka yang dibuat oleh mereka yang, oleh suatu karunia Allah, beranggapan ciri-ciri Yesus sebagai perawan, miskin dan taat.
Karunia diri kita kepada Allah ini
menghargai setiap orang Kristiani karena kita semua dikuduskan
kepada-Nya melalui baptisan kita. Kita semua dipanggil untuk memberikan
diri kita kepada Bapa bersama Yesus dan seperti Yesus, menjadikan sebuah
karuniakehidupan kita yang murah hati, dalam keluarga, di tempat kerja,
dalam pelayanan bagi Gereja, dalam karya-karya belas kasih. Namun
demikian, pengudusan seperti itu dihayati dengan cara khusus oleh kaum
religius, oleh para biarawan dan oleh para pelaku hidup bakti, yang,
dengan pengucapan kaul mereka, menjadi milik Allah dengan sebuah cara
yang total dan eksklusif. Kepemilikan Tuhan ini mengijinkan mereka
menghayatinya dalam sebuah cara yang otentik untuk menawarkan sebuah
kesaksian khusus Injil Kerajaan Allah. Benar-benar dikuduskan bagi
Allah, mereka benar-benar diberikan kepada saudara-saudara mereka,
membawa terang Kristus di mana kegelapan adalah harapan yang paling
sulit ditembus dan menyebar bagi hati yang kecil.
Para pelaku
hidup bakti adalah sebuah tanda Allah dalam berbagai bidang kehidupan,
mereka adalah ragi untuk pertumbuhan sebuah masyarakat yang adil dan
bersaudara, mereka adalah suatu kenabian berbagi dengan orang-orang
kecil dan miskin. Dengan demikian dipahami dan dihayati, hidup bakti
tampak pada kita apa adanya : sebuah karunia Allah, sebuah karunia Allah
bagi Gereja, sebuah karunia Allah bagi umat-Nya! Setiap pelaku hidup
bakti adalah sebuah karunia, sebuah karunia bagi Umat Allah dalam
perjalanannya. Ada kebutuhan besar akan kehadiran ini yang memperkuat
dan memperbaharui komitmen untuk menyebarkan Injil, pendidikan
Kristiani, amal terhadap yang paling membutuhkan, doa kontemplatif;
komitmen bagi pembentukan manusia, pembentukan rohani orang-orang muda
dan keluarga-keluarga; komitmen terhadap keadilan dan perdamaian dalam
keluarga manusia. Tetapi pikirkanlah tentang apa yang akan terjadi jika
tidak ada para biarawati di rumah sakit, para biarawati di perutusan,
para biarawati di sekolah-sekolah. Pikirkanlah sebuah Gereja tanpa para
biarawati! Anda tidak bisa. Mereka adalah karunia ini, ragi ini yang
menggerakkan umat Allah ke depan. Inilah perempuan-perempuan hebat yang
menguduskan hidup mereka bagi Allah, yang mengedepankan pesan Yesus.
Gereja dan dunia membutuhkan saksi kasih dan belas kasih Allah ini.
Pelaku hidup bakti dan kaum religius adalah Allah yang baik dan berbelas
kasih itu. Jadi, perlulah menghargai dengan rasa syukur
pengalaman-pengalaman hidup bakti dan memperdalam pengetahuan kita
tentang karisma-karisma dan spiritualitas-spiritualitas yang berbeda.
Kita harus berdoa agar banyak orang muda menjawab "ya" bagi panggilan
Tuhan untuk menguduskan diri mereka sepenuhnya bagi-Nya dalam pandangan
sebuah pelayanan yang tidak memihak bagi saudara-saudara mereka, dalam
pandangan menguduskan hidup mereka untuk melayani Allah dan
saudara-saudara mereka.
Karena semua alasan ini, seperti yang
baru saja diumumkan, tahun depan akan didedikasikan secara khusus bagi
hidup bakti. Mulai saat ini mari kita mempercayakan prakarsa ini kepada
perantaraan Bunda Maria dan Santo Yusuf, sebagai orang tua Yesus, yang
pertama dikuduskan bagi-Nya dan menguduskan hidup mereka bagi-Nya.
[Setelah Doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci berbicara lebih lanjut kepada mereka yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus]
Saya menyapa keluarga-keluarga, paroki-paroki, lembaga-lembaga dan
semua peziarah yang telah datang ke Roma dari Italia dan dari berbagai
belahan dunia. Secara khusus saya menyapa para siswa Spanyol dari
Villafranca de los Barros e Zafra; para pelaku devosi kepada Beato
Stefano Bellesini, yang telah datang dari Verona, umat beriman dari
Taranto, paduan suara dari Turriaco, Modena dan provinsi Taranto.
Hari ini di Italia kita merayakan Hari untuk Kehidupan, yang tahun ini
bertema "Membangkitkan Masa Depan". Saya menawarkan sambutan dan
dorongan saya untuk lembaga-lembaga, gerakan-gerakan dan pusat-pusat
kebudayaan yang terlibat dalam pembelaan dan promosi kehidupan. Saya
bergabung dengan para uskup Italia dalam mengulangi bahwa "setiap anak
merupakan roman wajah Tuhan pencinta kehidupan, sebuah karunia bagi
keluarga dan bagi masyarakat" (Pesan untuk Hari Nasional untuk Kehidupan
ke-36). Setiap orang, dalam perannya yang tepat dan dalam lingkupnya
yang tepat, harus merasa terpanggil untuk mengasihi dan melayani
kehidupan, untuk menyambutnya, untuk menghormatinya dan untuk
mempromosikannya, terutama ketika itu rapuh dan membutuhkan perhatian
dan kepedulian, dari rahim ibu hingga kesudahannya di bumi ini.
Saya menyapa Vikaris Kardinal dan mereka yang berkarya di Keuskupan
Roma untuk mengatur Hari untuk Kehidupan. Saya menyampaikan penghargaan
saya untuk para pengajar universitas yang, pada kesempatan ini, telah
mengadakan konferensi tentang masalah-masalah masa kini terkait dengan
laju kelahiran. Terima kasih banyak.
Pikiran saya beralih
kepada penduduk Roma dan Tuscany yang terkasih yang telah terkena dampak
hujan yang menyebabkan banjir. Semoga saudara-saudara kita ini yang
sedang menderita tidak kekurangan kesetiakawanan nyata dan doa kita.
Saudara dan saudara terkasih, saya sangat dekat dengan Anda!
Saya berharap semua orang mengalami hari Minggu yang baik dan makan siang yang baik. Sampai jumpa!