Injil hari ini (Yoh 9:1-41) menyajikan kita dengan kisah orang yang lahir buta yang kepadanya Yesus
memberikan penglihatan. Narasi
panjang dibuka dengan seorang buta yang mulai melihat dan ditutup - ini penasaran - dengan orang-orang yang agaknya melihat dan yang terus menjadi buta dalam jiwa mereka. Yohanes bercerita tentang mukjizat hanya dalam 6 ayat karena ia ingin menarik perhatian bukan pada
mukjizat tetapi untuk apa yang terjadi setelah itu, yaitu, pada perbincangan apa
yang menyebabkan mukjizat tersebut. Ia juga ingin menarik perhatian pada pergunjingan. Seringkali
sebuah
karya yang baik, sebuah karya amal menyebabkan pergunjingan dan perbincangan, karena ada
beberapa orang
yang tidak ingin melihat kebenaran. Penginjil
Yohanes ingin menarik perhatian pada hal ini, yang juga terjadi hari ini ketika sebuah karya yang baik dilakukan. Orang
buta yang disembuhkan pertama-tama diinterogasi oleh orang banyak yang heran - mereka melihat mujizat dan mereka menginterogasinya. Kemudian
ia diinterogasi oleh para ahli Taurat; dan mereka
juga menginterogasi orang tuanya. Pada
akhirnya, orang buta yang disembuhkan tiba pada iman, dan ini adalah anugerah terbesar yang dilimpahkan Yesus
atas dia : tidak hanya melihat-Nya tetapi mengenal-Nya, melihat-Nya sebagai "terang dunia" (Yoh 9:5).
Sementara orang buta
datang secara bertahap mendekati terang, para ahli Taurat sebaliknya sesungguhnya
tenggelam lebih jauh ke dalam kebutaan batin mereka. Terbungkam dalam prasangka
mereka, mereka pikir mereka memiliki terang, karena itu mereka tidak terbuka kepada
kebenaran Yesus. Mereka melakukan segala yang
mereka bisa untuk menyangkal bukti. Mereka mempertanyakan kehandalan
orang yang sembuh itu; maka mereka menolak tindakan Allah dalam penyembuhan,
mengatakan bahwa Allah tidak menyembuhkan orang pada hari Sabat; kemudian,
akhirnya, mereka ragu bahwa orang itu sesungguhnya lahir buta. Ketertutupan mereka terhadap terang
menjadi agresif dan menyebabkan pengusiran orang yang disembuhkan itu dari Bait
Suci.
Jalan orang buta malahan merupakan sebuah
proses bertahap yang diawali dengan mengenal nama Yesus. Ia tidak tahu apa pun
juga tentang Dia. Bahkan, ia mengatakan : "Orang yang disebut Yesus itu
mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku" (9:11). Menanggapi
pertanyaan-pertanyaan mendesak dari para ahli Taurat ia pertama-tama mengatakan
bahwa Yesus adalah seorang nabi (9:17) dan kemudian seorang yang dekat dengan
Allah (9:31). Setelah ia diusir dari Bait Allah, dikeluarkan dari masyarakat,
Yesus menemukan dia lagi dan "membuka matanya" untuk kedua kalinya,
mengungkapkan kepadanya jati diri sejati : "Akulah Mesias", Ia
mengatakan kepadanya. Pada titik ini, orang yang buta berseru : "Aku
percaya, Tuhan!" (9:38), dan menyujudkan dirinya di hadapan Yesus. Ini merupakan
sebuah bagian Injil yang memberi kita sekilas drama kebutaan batin banyak
orang. Dan kita melihat sekilas kebutaan batin kita sendiri juga karena kita
kadang-kadang memiliki saat-saat kebutaan tersebut.
Hidup kita
kadang-kadang mirip dengan orang buta yang terbuka bagi terang, yang terbuka bagi
Allah, yang terbuka bagi rahmat-Nya. Kadang-kadang, sayangnya,
kehidupan kita sedikit mirip para ahli Taurat : dari ketinggian kebanggaan kita,
kita menghakimi orang lain, dan, pada akhirnya, Tuhan! Hari ini kita diajak membuka
diri kita bagi terang Kristus untuk menghasilkan buah dalam hidup kita, untuk
menghilangkan cara-cara tindak bukan Kristiani; kita semua orang-orang Kristiani,
tetapi kita semua, kita semua, kadang-kadang bertindak dengan cara yang bukan Kristiani, kita bertindak
dengan cara-cara yang penuh dosa. Kita harus bertobat, kita harus
berhenti bertindak dengan cara-cara ini sehingga kita dapat berangkat secara menyakinkan
di jalan kekudusan. Jalan ini memiliki permulaannya
dalam Pembaptisan. Kita juga
"tercerahkan" oleh Kristus dalam Pembaptisan, sehingga, sebagaimana
dicatat Santo Paulus, kita bisa berjalan sebagai "anak-anak terang"
(Ef 5:8), dengan kerendahan hati, kesabaran, belas kasih. Para ahli Taurat ini tidak
memiliki kerendahan hati, kesabaran atau belas kasih!
Saya ingin menyarankan
kepada Anda hari ini, ketika Anda pulang ke rumah, untuk membuka Injil Yohanes
dan membaca bagian dari bab 9 ini. Akan ada baiknya Anda lakukan,
karena dengan cara ini Anda akan melihat jalan dari kebutaan terhadap terang dan
orang lain ini, jalan jahat menuju kebutaan yang lebih dalam. Mari kita bertanya pada diri
kita sendiri tentang keadaan hati kita. Apakah saya memiliki hati yang
terbuka atau hati yang tertutup? Terbuka atau tertutup bagi
Allah? Terbuka atau tertutup bagi
sesama saya? Kita selalu memiliki beberapa ketertutupan
dalam diri kita yang lahir dari dosa, dari kesalahan-kesalahan, dari kelalaian-kelalaian.
Kita tidak harus takut! Marilah kita membuka diri kita
bagi Tuhan. Ia menanti kita selalu untuk membantu
kita melihat lebih baik, untuk memberi kita terang, untuk mengampuni kita. Janganlah kita melupakan hal
ini! Kepada Perawan Maria kita
mempercayakan perjalanan Prapaskah, sehingga kita juga, seperti orang buta yang
disembuhkan, bisa dengan rahmat Kristus "datang kepada terang",
membuat kemajuan ke arah terang dan terlahir kembali bagi sebuah kehidupan baru.
[Setelah
pendarasan Doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci kembali memberi wejangan kepada mereka
yang hadir di Lapangan Santo Petrus]
Saya dengan hormat menyapa keluarga-keluarga,
kelompok-kelompok paroki, lembaga-lembaga dan secara pribadi umat beriman dari
Italia dan dari berbagai negara lainnya, terutama yang berasal dari Ponferrada
dan Valladolid; para mahasiswa dan para profesor dari Murcia, Castelfranco de
Cordoba dan Langanés, para mahasiswa perguruan tinggi dari Paris dan imigran
Portugis dari London.
Saya menyambut Gerakan Orang Muda Lasallian, kelompok "Orang Muda, Seni dan Iman Santa Paola Frassinetti", kelompok universitas dari Venesia.
Saya memberikan sambutan khusus bagi
para anggota militer Italia yang telah membuat sebuah ziarah dengan berjalan
kaki dari Loreto ke Roma, berdoa bagi penyelesaian konflik yang penuh kedamaian
dan adil. Dan hal ini sangat indah : dalam Sabda Bahagia Yesus mengatakan terberkatilah
mereka yang bekerja untuk perdamaian.
Jangan lupa hari ini - ketika Anda tiba di rumah, bukalah Injil Yohanes, bab 9, dan bacalah kisah tentang orang buta yang diberi penglihatan dan orang-orang yang berpikir memiliki pandangan yang semakin dalam menenggelamkan kebutaan mereka ini.
Saya mengharapkan semua orang hari Minggu yang baik dan makan siang yang baik. Sampai jumpa!
Sebuah pikiran tertuju kepada umat
dari Potenza, Atella, Sulmona, Lomagna, Conegliano, Locara, Naples, Afragola,
Ercolano dan Torre del Greco; kepada orang-orang muda penerima Krisma dari
Gardone Valtrompia, Ostia, Reggio Emilia, Fane, Serramazzoni dan Parma; kepada para
mahasiswa dari Massa Carrara dan Genova-Pegli.
Akhirnya, saya menyambut paduan
suara dari Brembo, Polisportiva Laurentino dari Roma, para pengendara sepeda
motor dari Terni-Narni; para perwakilan dari World Wildlife Fund Italia,
mendorong mereka dalam upaya-upaya mereka atas nama lingkungan.
Jangan lupa hari ini - ketika Anda tiba di rumah, bukalah Injil Yohanes, bab 9, dan bacalah kisah tentang orang buta yang diberi penglihatan dan orang-orang yang berpikir memiliki pandangan yang semakin dalam menenggelamkan kebutaan mereka ini.
Saya mengharapkan semua orang hari Minggu yang baik dan makan siang yang baik. Sampai jumpa!