Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 November 2018 : TENTANG DASA FIRMAN DALAM TERANG KRISTUS (GALATIA 5:16-18. 22-23)

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam katekese hari ini, yang mengakhiri pengajaran tentang Dasa Firman, kita dapat menggunakannya sebagai tema utama yang diinginkan, yang memungkinkan kita untuk melangkahi perjalanan yang dibuat dan merangkum tahapan-tahapan yang dicapai dengan membaca teks Dasa Firman, selalu sepenuhnya dalam terang pewahyuan di dalam Kristus.


Kita mulai dengan rasa syukur sebagai dasar dari hubungan kepercayaan dan ketaatan : kita melihat bahwa Allah tidak meminta apa pun sebelum memberikan lebih banyak lagi. Ia mengundang kita untuk taat guna menyelamatkan kita dari tipu muslihat para penyembah berhala yang memiliki kekuatan yang begitu besar atas kita. Pada kenyataannya, mencari pemenuhan kita dalam berhala-berhala dunia ini mengosongkan kita dan memperbudak kita, sedangkan apa yang memberi mutu tinggi dan kemantapan dalam bertindak adalah hubungan dengan Dia, yang menjadikan kita anak-anak-Nya di dalam Kristus dimulai oleh kebapaan-Nya (bdk. Ef 3:14-16). Hal ini menyiratkan suatu proses berkat dan pembebasan, yakni sandaran yang sesungguhnya, yang asali. Seperti Mazmur mengatakan: “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku” (Mzm 62:2).

Kehidupan yang terbebaskan ini menjadi penerimaan kisah pribadi kita dan mendamaikan kita dengan apa yang telah kita jalani sejak masa kanak-kanak hingga saat ini, mendewasakan kita dan mampu memberikan bobot yang tepat terhadap kenyataan-kenyataan dan orang-orang dalam kehidupan kita. Melalui jalan ini, kita memasuki hubungan dengan sesama kita, mulai dari kasih yang ditunjukkan Allah dalam Yesus Kristus, yakni panggilan menuju indahnya kesetiaan, kemurahan hati dan keaslian.

Namun, dengan demikian menjalani - yaitu dalam indahnya kesetiaan, kemurahan hati dan keaslian - kita membutuhkan hati yang baru, yang dihuni oleh Roh Kudus (bdk. Yeh 11:19;36:26). Saya bertanya pada diri sendiri : bagaimana "transplantasi" hati ini terjadi, dari hati yang lama ke hati yang baru? "Transplantasi" terjadi melalui karunia keinginan baru (bdk. Rm 8:6); yang ditaburkan di dalam diri kita oleh rahmat Allah, khususnya melalui Dasa Firman, yang digenapi oleh Yesus, sebagaimana diajarkan-Nya dalam "khotbah di bukit" (bdk. Mat 5:17-48). Bahkan, dalam permenungan kehidupan yang digambarkan oleh Dasa Firman, yakni keberadaan yang penuh syukur, cuma-cuma, asali, penuh berkah, dewasa, penjaga dan pencinta kehidupan, setia, murah hati dan tulus kita, menemukan diri kita, hampir tanpa menyadarinya, di hadapan Kristus. Dasa Firman adalah “sinar X”, Ia menggambarkannya sebagai klise fotografi yang membiarkan wajah-Nya muncul - seperti dalam Kain Kafan Suci. Maka Roh Kudus menyuburkan hati kita, menempatkan di dalamnya keinginan-keinginan yang merupakan karunia diri-Nya, keinginan-keinginan Roh. Menginginkan sesuai dengan Roh, menginginkan irama Roh, menginginkan dengan musik Roh. Memandang Kristus kita melihat keindahan, kebaikan, kebenaran. Dan Roh menghasilkan suatu kehidupan yang, menomorduakan keinginan-keinginan diri-Nya, di dalam diri kita memicu harapan, iman dan kasih.

Jadi kita semakin baik menemukan apa artinya Tuhan Yesus tidak datang untuk meniadakan Hukum tetapi menggenapinya, membuatnya tumbuh, dan sedangkan Hukum menurut daging adalah serangkaian anjuran dan larangan, menurut Roh Hukum yang sama ini menjadi kehidupan (bdk. Yoh 6:63; Ef 2:15), karena bukan lagi norma tetapi daging Kristus yang sesungguhnya, yang mengasihi kita, mencari kita, mengampuni kita, menghibur kita dan, di dalam tubuh-Nya , menyusun ulang persekutuan dengan Bapa, yang hilang karena ketidaktaatan dosa. Dan dengan demikian larangan harfiah, larangan yang terungkap dalam Perintah - "jangan mencuri", "jangan menghina", "jangan membunuh" - "jangan" itu berubah menjadi sikap positif : mengasihi, memberi ruang bagi orang lain dalam hatiku, seluruh keinginan yang menebar hal-hal positif. Dan inilah kepenuhan Hukum yang dibawa Yesus kepada kita.

Di dalam Kristus, dan hanya di dalam Dia, Dasa Firman berhenti menjadi penghukuman (bdk. Rm 8:1) dan menjadi kebenaran yang asali dari kehidupan manusia, yaitu, keinginan kasih - di sinilah dilahirkan keinginan yang baik, berbuat baik - keinginan sukacita, keinginan damai sejahtera, kemurahan hati, kebajikan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Dari "tidak" itu kita beralih ke "ya" ini : sikap positif dari sebuah hati yang terbuka dengan kekuatan Roh Kudus.

Lihatlah mengapa mencari Kristus dalam Dasa Firman berguna : menyuburkan hati kita sehingga penuh dengan kasih, dan membuka hati kita terhadap karya Allah. Ketika manusia menomorduakan keinginan guna hidup seturut Kristus, maka ia sedang membuka pintu untuk keselamatan, yang tidak bisa tetapi tercapai, karena Allah Bapa murah hati dan, seperti dikatakan Katekismus Gereja Katolik, "Allah merasa haus akan kehausan kita akan Dia" (no. 2560).

Jika ada keinginan-keinginan jahat yang mengacaukan manusia (bdk. Mat 15:18-20), Roh menyimpan dalam hati kita keinginan-keinginan-Nya yang kudus, yang merupakan benih kehidupan baru (bdk 1 Yoh 3:9). Kehidupan baru, pada kenyataannya, bukanlah upaya raksasa untuk selaras dengan norma, tetapi kehidupan baru adalah Roh Allah sendiri yang mulai membimbing kita menuju buah-buahnya, dalam suatu hubungan kerjasama yang membahagiakan antara sukacita kita karena dikasihi dan sukacita-Nya karena mengasihi kita. Kedua sukacita itu bertemu : sukacita Allah dalam mengasihi kita dan sukacita kita dalam dikasihi. Lihatlah apakah Dasa Firman bagi kita umat Kristiani : merenungkan Kristus untuk membuka diri kita guna menerima hati-Nya, menerima keinginan-keinginan-Nya, menerima Roh Kudus-Nya.

[Sambutan dalam bahasa Italia]

Salam hangat tertuju kepada para imam Hati Kudus Yesus -para Dehonian; para imam yang ambil bagian dalam “Project According to the Announcement”, bersama Uskup Albano, Monsinyur Marcello Semeraro dan para anggota Keluarga Klaretian.

Saya menyapa paroki-paroki, terutama paroki Canosa di Puglia dan paroki Barletta; Lembaga Sklerosis Ganda Italia; Kelompok Fasilitas Baru Treviso; Lembaga Talenta Khusus Baru Verona dan Lembaga untuk Memerangi Tumor Ganas.

Secara khusus saya menyapa kaum muda, kaum tua, orang-orang sakit, dan para pengantin baru.

Hari Minggu depan secara liturgi kita akan memulai Masa Adven. Marilah kita mempersiapkan hati kita untuk menerima Yesus Sang Juruselamat; dalam Natal kita menyadari perjumpaan Kristus dengan umat manusia, khususnya umat manusia yang hari ini masih hidup di pinggiran-pinggiran masyarakat, yang membutuhkan dan sedang dalam penderitaan.

[Ringkasan dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]

Saudara-saudari terkasih : Dalam katekese terakhir kita tentang Dasa Firman, kita merenungkan tentang bagaimana, dalam terang Kristus, Dasa Firman seharusnya dilihat bukan sebagai serangkaian peraturan, melainkan sebagai pedoman untuk kehidupan manusia yang asali yang tergenapi dalam kasih, sukacita dan damai sejahtera yang lahir dari ketaatan terhadap keinginan Bapa. Tuhan kita datang bukan untuk meniadakan Hukum tetapi untuk menggenapinya. Roh Kudus, dengan memampukan kita untuk menjalani kehidupan baru di dalam Kristus, mengambil hati kedagingan kita dan membukakan hati terhadap keinginan kudus untuk meninggalkan dosa serta menyelaraskannya dengan hati Yesus, kasih-Nya dan keinginan-Nya. Dasa Firman pertama-tama mengundang kita untuk memasuki hubungan yang setia dan penuh kasih dengan Allah Bapa kita, menolak setiap berhala palsu yang memperbudak kita, dan menemukan sandaran kita yang asali dalam kebebasan Kristus dan Roh Kudus. Dasa Firman kemudian mengajarkan kita bagaimana menjalani kehidupan yang ditebus, yang ditandai dengan kesetiaan, ketulusan dan kejujuran terhadap sesama kita. Dasa Firman menunjukkan kepada kita wajah Kristus dan membukakan pintu menuju kehidupan rahmat yang baru; dengan menerima tawaran kasih Allah yang menyelamatkan, kita menemukan diri kita yang sesungguhnya dan sumber dari sebuah sukacita yang tidak akan pernah berakhir.