Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 8 Desember 2018 : MARIA HIDUP DENGAN "AKU INI", BUKAN DENGAN "AKU BERSEMBUNYI”

Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi dan selamat Hari Raya!

Hari ini, Sabda Allah menghadirkan kepada kita sebuah alternatif. Dalam Bacaan Pertama (Kej 3:9-15,20) ada orang yang, pada permulaan, mengatakan tidak kepada Allah, dan dalam Bacaan Injil (Luk 1:26-38) ada Maria yang, pada saat Kabar Sukacita, mengatakan ya kepada Allah. Dalam kedua bacaan tersebut Allahlah yang mencari manusia. Tetapi dalam kasus pertama Allah pergi kepada Adam, setelah dosa, dan bertanya kepadanya : “Di manakah engkau?” (Kej 3:9), dan Adam menjawab : “Aku bersembunyi” (ayat 10). Namun, dalam kasus kedua, Allah pergi kepada Maria, tanpa dosa, yang menjawab : “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan” (Luk 1:38). "Aku ini" adalah kebalikan dari "Aku bersembunyi". "Aku ini" membuka kita kepada Allah, sementara dosa menutup, mengasingkan, menyebabkan kita sendirian dengan diri kita.


"Aku ini" adalah kata kunci bagi kehidupan. "Aku ini" menandai bagian dari kehidupan yang mendatar, yang berpusat pada diri kita dan kebutuhan kita, menuju kehidupan yang tegak lurus, menanjak menuju Allah. "Aku ini" merupakan sedang tersedia bagi Tuhan; "Aku ini" adalah obat penawar terhadap keegoisan, penangkal terhadap kehidupan yang tidak puas, yang selalu kekurangan sesuatu. "Aku ini" adalah obat melawan penuaan dosa; "Aku ini" adalah terapi untuk tetap berjiwa muda. "Aku ini" adalah percaya bahwa Allah memperhitungkan lebih dari aku memperhitungkan 'diriku'. "Aku ini" adalah memilih untuk mempertaruhkan diri pada Tuhan, patuh terhadap kejutan-kejutan-Nya. Inilah sebabnya mengatakan "Aku ini" kepada-Nya adalah pujian tertinggi yang bisa kita tawarkan kepada-Nya. Mengapa tidak memulai hari-hari kita dengan "Aku ini, Tuhan"? Alangkah indahnya setiap pagi mengatakan : “Aku ini, Tuhan, hari ini perkenankanlah kehendak-Mu sudi dilakukan dalam diriku”. Kita akan mengatakannya dalam doa Malaikat Tuhan, tetapi kita dapat mengulanginya sekarang, bersama-sama. Aku ini, Tuhan, hari ini perkenankanlah kehendak-Mu sudi dilakukan dalam diriku!.

Maria menambahkan: "Jadilah padaku menurut perkataanmu". Ia tidak mengatakan "Jadilah padaku menurut keinginanku", tetapi "menurut kehendak-Mu". Ia tidak menempatkan batasan apapun pada Allah. Ia tidak berpikir : "Aku akan membaktikan sebagian diriku kepada-Nya, aku akan berurusan dengannya dan kemudian aku akan melakukan apa yang kuinginkan". Tidak, Maria tidak mengasihi Tuhan ketika ia merasakan seperti itu, ya dan tidak. Ia hidup dengan mempercayakan dirinya kepada Allah dalam segala hal dan untuk segala hal. Inilah rahasia kehidupan. Orang yang mempercayai Allah dalam segala hal dapat melakukan segalanya. Namun, saudara dan saudari terkasih, Tuhan menderita ketika kita menanggapi-Nya seperti yang dilakukan Adam : “Aku takut, sebab itu aku bersembunyi". Allah adalah Bapa, yang paling lembut dari para bapa, dan menginginkan kepercayaan anak-anak-Nya.

Betapa seringnya, sebaliknya, kita tidak mempercayai-Nya; kita tidak mempercayai Allah! Kita berpikir bahwa Ia mungkin mengirimkan kepada kita beberapa pencobaan, mencabut kebebasan kita, meninggalkan kita. Tetapi ini adalah sebuah kesalahan besar; godaan sejak permulaan, godaan iblis : menjalin ketidakpercayaan kepada Allah. Maria mengatasi godaan pertama ini dengan "Aku ini"-nya. Dan hari ini kita melihat keindahan Bunda Maria, lahir dan hidup tanpa dosa, selalu patuh dan terus terang kepada Allah.

Hal ini tidak berarti hidup itu mudah baginya, tidak. Berada bersama Allah tidak secara ajaib menyelesaikan berbagai masalah. Akhir perikop Injil hari ini mengingatkannya : “Lalu malaikat itu meninggalkan dia” (ayat 38). Ia pergi : sebuah kata kerja yang kuat. Malaikat meninggalkan Sang Perawan sendirian dalam situasi yang sulit. Khususnya ia tahu bahwa ia akan menjadi Bunda Allah - Malaikat telah mengatakan demikian - tetapi Malaikat tidak menjelaskannya kepada orang lain, hanya kepadanya. Dan berbagai masalah segera dimulai : marilah kita membayangkan situasi yang tidak beres menurut hukum, sengsaranya Santo Yusuf, rencana kehidupan yang tercerabut, apa yang akan dikatakan orang-orang ... Tetapi berhadapan dengan berbagai masalah, Maria menempatkan kepercayaannya pada Allah. Ia ditinggalkan oleh Malaikat, tetapi percaya bahwa Allah tetap bersamanya, di dalam dirinya. Dan ia percaya. Ia percaya kepada Allah. Ia yakin bahwa bersama Tuhan, bahkan jika secara tak terduga, semuanya akan baik-baik saja. Inilah pendekatan yang bijaksana : tidak hidup bergantung pada masalah - ketika masalah berakhir, masalah lain muncul! - tetapi dengan mempercayai Allah dan mempercayakan setiap hari kepada-Nya : "Aku ini!". "Aku ini" adalah ungkapan. "Aku ini" adalah doa. Kepada Bunda Maria yang dikandung tanpa noda, marilah kita memohon rahmat untuk hidup dengan cara ini.

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]

Saudara dan saudari terkasih, hari ini Uskup Pietro Claverie serta 18 orang biarawan dan biarawati sejawatnya, yang terbunuh dalam kebencian akan iman, dibeatifikasi di Kapel Notre Dame de Santa Cruz di Oran, Aljazair. Sembilan belas beato/beata baru! Para martir di zaman kita ini adalah para pewarta Injil yang setia, para pencipta perdamaian yang rendah hati dan para saksi yang berjiwa pahlawan bagi cinta kasih Kristiani: seorang uskup, para imam, para biarawan dan biarawati serta para awam. Kesaksian mereka yang berani adalah sumber harapan bagi umat Katolik di Aljazair dan benih dialog bagi seluruh masyarakat. Semoga beatifikasi ini menjadi ilham bagi semua orang untuk menciptakan sebuah dunia yang bersaudara dan bersetiakawan. Marilah kita memberikan tepuk tangan untuk para beato/beata baru tersebut, semuanya bersama-sama!

Dalam doa-doa saya, saya memastikan mengingat orang-orang muda dan ibu yang meninggal semalam di sebuah klub malam di Corinaldo, dekat Ancona, maupun banyak orang yang terluka. Saya memohonkan pengantaraan Bunda Maria untuk mereka semua.

Saya menyampaikan salam sayang kepada kalian, para peziarah dari Italia dan dari negara-negara lainnya, terutama keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki, dan lembaga-lembaga. Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda ini, dengan keanggotaan paroki-paroki di Italia, Aksi Katolik, sebuah lembaga yang selama 150 tahun telah menjadi karunia dan sumber daya untuk perjalanan Gereja di Italia, sedang dimulai kembali. Saya mendorong keuskupan dan bagian-bagian parokinya untuk bertanggung jawab terhadap pembentukan kaum awam yang mampu memberikan kesaksian bagi Injil, menjadi ragi bagi masyarakat yang semakin adil dan bersetia kawan.

Saya dengan sepenuh hati memberkati umat Rocca di Papa dan nyala api yang dengannya mereka akan menerangi bintang besar di Benteng kota mereka yang indah, untuk menghormati Bunda Maria yang dikandung tanpa noda.

Sore ini saya akan pergi ke Basilika Santa Maria Magiore untuk berdoa kepada Bunda Maria, dan setelah itu saya akan pergi ke Piazza di Spagna untuk memulai kembali kegiatan tradisional penghormatan dan doa tradisional di kaki monumen Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Saya meminta kalian untuk bergabung dengan saya secara rohani dalam gerakan ini, yang mengungkapkan devosi bakti kepada Bunda surgawi kita.

Kepada semuanya saya mengucapkan selamat Hari Raya dan selamat menjalani Masa Adven yang dibimbing oleh Perawan Maria. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siang kalian. Arrivederci!