Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA RATU SURGA 19 Mei 2019 : TENTANG PERINTAH BARU SUPAYA KAMU SALING MENGASIHI

Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

Injil hari ini membawa kita ke Ruang Atas, membuat kita mendengarkan beberapa kata yang disampaikan Yesus kepada para murid-Nya dalam "wejangan perpisahan" sebelum sengsara-Nya. Setelah membasuh kaki kedua belas Rasul, Ia berkata kepada mereka : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi". Dalam pengertian apa Yesus menyebut ini sebuah perintah "baru"? Karena kita tahu bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah telah memerintahkan para anggota umat-Nya untuk mengasihi sesama mereka seperti diri mereka sendiri (bdk. Im 19:18). Yesus sendiri menjawab siapa pun yang menanyakan kepada-Nya apa perintah terbesar dari Hukum Taurat, dengan mengatakan bahwa hukum yang pertama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati dan hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri (bdk. Mat 22:38-39).


Jadi, apakah kebaruan dari perintah yang dipercayakan Yesus kepada para murid-Nya ini? Mengapa Ia menyebutnya sebuah “perintah baru”? Perintah kasih yang lama menjadi baru karena dilengkapi dengan tambahan ini : "sama seperti Aku telah mengasihi kamu", "saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu". Seluruh kebaruan tersebut berada dalam kasih Yesus Kristus, yang dengannya Ia menyerahkan hidup-Nya untuk kita. Kebaruan tersebut berkenaan dengan kasih Allah, <yang> bersifat semesta, tanpa syarat dan tanpa batas, yang menemukan puncaknya di kayu salib. Pada saat penghinaan yang tak kepalang itu, pada saat terabaikan terhadap Bapa, Putra Allah menunjukkan dan memberi dunia kepenuhan kasih. Memikirkan kembali sengsara dan penderitaan Kristus, para murid memahami arti kata-kata-Nya : “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi".

Yesus terlebih dahulu mengasihi kita; Ia mengasihi kita terlepas dari kerapuhan kita, keterbatasan kita, dan kelemahan manusiawi kita. Dialah yang memungkinkan kita untuk menjadi layak akan kasih-Nya, yang tidak mengenal batas dan tidak pernah berkesudahan. Dengan memberi kita perintah baru, Ia meminta kita untuk saling mengasihi bukan hanya dan bukan sedemikian banyak dengan kasih kita tetapi juga dengan kasih-Nya, yang ditanamkan Roh Kudus di dalam hati kita jika kita memohon kepada-Nya dengan iman. Dengan cara ini - dan hanya dengan demikian - kita dapat saling mengasihi bukan hanya seperti kita mengasihi diri kita sendiri, tetapi karena Ia telah mengasihi kita, yaitu, jauh lebih banyak. Faktanya, Allah mengasihi kita melebihi kita mengasihi diri kita sendiri. Sehingga kita dapat menyebarkan di mana-mana benih kasih yang memperbaharui hubungan antara orang-orang dan membuka berbagai cakrawala harapan. Yesus selalu membuka berbagai cakrawala harapan; kinta-Nya membuka berbagai cakrawala harapan. Kasih ini menjadikan kita manusia baru, saudara, dan saudari di dalam Tuhan, dan kasih ini menjadikan kita umat Allah yang baru, yaitu Gereja, yang di dalamnya semua orang dipanggil untuk mengasihi Kristus dan saling mengasihi di dalam Dia.

Kasih yang diwujudkan di kayu Salib dan Ia memanggil kita untuk menghidupinya adalah satu-satunya kekuatan yang mengubah hati batu kita menjadi hati daging; satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah hati kita adalah kasih Yesus jika kita juga mengasihi dengan kasih ini. Dan kasih ini membuat kita mampu mengasihi musuh dan mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Saya akan mengajukan sebuah pertanyaan kepada kalian, masing-masing menjawab di dalam hati. Apakah aku bisa mengasihi musuhku? Kita semua memiliki orang-orang - saya tidak tahu apakah mereka adalah musuh, tetapi siapa yang tidak sepakat dengan kita, yang “ada di pihak lain”, atau beberapa orang memiliki orang-orang yang telah menyakiti mereka ... Apakah aku dapat mengasihi orang-orang itu, pria itu atau wanita itu yang telah melukaiku, yang telah menyakitiku? Apakah aku bisa mengampuninya? Masing-masing menjawab dalam hati. Kasih Yesus membuat kita melihat orang lain sebagai anggota masa kini atau masa mendatang dari komunitas sahabat-sahabat Yesus; kasih Yesus merangsang kita untuk berdialog dan membantu kita untuk saling mendengarkan dan saling memahami. Kasih membuka kita terhadap orang lain, menjadi dasar hubungan manusiawi. Kasih Yesus membuat kita mampu mengatasi berbagai hambatan dari kelemahan kita dan prasangka kita. Kasih Yesus di dalam diri kita menciptakan jembatan, mengajarkan cara-cara baru; memicu dinamika persaudaraan. Semoga Perawan Maria membantu kita, dengan perantaraan keibuannya, untuk menerima dari Yesus Putranya karunia perintah-Nya, dan dari Roh Kudus kekuatan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

[Setelah pendarasan doa Ratu Surga]

Saudara dan saudari yang terkasih!

Kemarin di Madrid Maria Guadalupe Ortiz de Landazuri, umat awam Opus Dei, yang melayani saudara-saudaranya dengan sukacita, menggabungkan pengajaran dan pewartaan Injil, dibeatifikasi. Kesaksiannya adalah teladan bagi para wanita Kristiani yang bertanggung jawab dalam bidang sosial dan dalam penelitian ilmiah. Marilah kita bertepuk tangan, bersama-sama, Beata yang baru!

Salam hangat saya sampaikan kepada kalian, para peziarah dari Italia dan dari berbagai negara. Khususnya, kepada peziarah yang datang dari Meksiko, California, dan Haiti; kepada umat Cordoba (Spanyol) dan Viseu (Portugal) serta murid-murid dari Pamplona dan Lisbon.

Saya menyapa para Kanones Salib, dalam rangka seratus tahun berdirinya; para pemimpin Komunitas Sant'Egidio dari berbagai negara; para peziarah Polandia, khususnya, para pramuka, ditemani oleh Ordinaris Militer, yang telah datang dalam rangka peringatan 75 tahun pertempuran Montecassino.

Saya menyapa umat Biancavilla dan Cosenza; umat Pallagorio dengan paduan suara, para remaja penerima sakramen krisma dari Senigallia dan Campi Bisenzio; paduan suara San Marzano sul Sarno dan paduan suara Santo Mikael Bolzano; Sekolah Putri-putri Santa Ana dari Bologna dan para pengendara sepeda dari Rumah Sakit Bambino Gesu.


Kepada kalian semua saya mengucapkan selamat hari Minggu. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat makan siang dan selamat tinggal!