Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Juni 2019 : TENTANG HARI RAYA SANTO PETRUS DAN PAULUS



Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!

Hari ini Gereja, seorang peziarah menuju Roma dan di seluruh dunia, pergi ke akar imannya dan merayakan Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Jenazah mereka, tersimpan di dua Basilika yang didedikasikan untuk mereka, sangat disayangi oleh umat Roma dan banyak peziarah yang datang untuk memuliakan mereka dari seluruh penjuru dunia.


Saya ingin berkutat pada Bacaan Injil (Mat 16:13-19) yang ditawarkan Liturgi kepada kita pada Hari Raya ini. Bacaan Injil menceritakan sebuah kisah yang menjadi landasan bagi perjalanan iman kita. Inilah dialog yang di dalamnya Yesus mengajukan pertanyaan tentang jatidiri-Nya kepada para murid-Nya. Ia pertama-tama bertanya, "Kata orang, siapakah Putra Manusia itu?" (ayat 13). Dan kemudian Ia langsung bertanya kepada mereka : “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (ayat 15). Dengan dua pertanyaan ini, Yesus tampaknya mengatakan bahwa satu hal adalah mengikuti pendapat umum, dan hal lainnya adalah bertemu dengan-Nya dan membuka diri terhadap misteri-Nya : di sana ia menemukan kebenaran. Pendapat umum berisi jawaban yang benar, tetapi sebagian ; Petrus, dan bersama-Nya, Gereja kemarin, hari ini dan selalu, menanggapi, melalui rahmat Allah, kebenaran tersebut : "Engkau adalah Mesias, Putra Allah yang hidup!" (ayat 16).

Selama berabad-abad, dunia telah mendefinisikan Yesus dalam berbagai cara : seorang nabi keadilan dan kasih yang besar; seorang pakar kehidupan yang bijaksana; seorang revolusioner; seorang penafsir mimpi-mimpi Allah ... dan seterusnya. Banyak hal yang indah. Dalam obrolan hipotesa ini dan hipotesa-hipotesa lainnya, pengakuan Simon, yang disebut Petrus, rendah hati dan penuh iman, masih bertahan sampai hari ini, sederhana dan jelas : "Engkau adalah Mesias, Putra Allah yang hidup!" (ayat 16). Yesus adalah Putra Allah : oleh karena itu Ia hidup kekal seperti Bapa-Nya yang hidup kekal. Inilah hal baru yang disulut rahmat dalam hati orang-orang yang membuka diri mereka terhadap misteri Yesus : kepastian non-matematis, tetapi bahkan lebih kuat, bersifat batiniah, karena telah bertemu dengan Sang Sumber Kehidupan, Sang Kehidupan itu sendiri menjadi daging, kasat mata dan nyata. di tengah-tengah kita. Inilah pengalaman umat Kristiani, dan pengalaman tersebut bukan pahala dari kita umat Kristen, pengalaman tersebut bukan pahala kita, tetapi berasal dari Allah, pengalaman tersebut adalah anugerah Allah, Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Semua ini terkandung dalam jawaban Petrus : "Engkau adalah Mesias, Putra Allah yang hidup!".

Dan kemudian, jawaban Yesus penuh dengan cahaya : "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (ayat 18). Inilah pertama kalinya Yesus mengucapkan kata "Gereja" : dan Ia melakukannya dengan mengungkapkan segenap kasih yang mungkin terhadapnya, mendefinisikannya sebagai "Gereja-Ku". Gereja adalah komunitas baru Perjanjian, tidak lagi berlandaskan keturunan dan Hukum, tetapi berlandaskan iman kepada-Nya, kepada Yesus, rupa Allah. Iman yang diungkapkan Beato Paulus VI, ketika beliau masih menjadi Uskup Agung Milan, dengan doa yang mengagumkan ini :

"Ya Kristus, satu-satunya perantara kami, Engkau membutuhkan kami : untuk hidup dalam Persekutuan dengan Allah Bapa; menjadi bersama-Mu, Engkaulah Sang Putra tunggal dan Tuhan kami, anak-anak angkat-Nya; untuk dilahirkan kembali dalam Roh Kudus“ (Surat Pastoral, 1955).

Melalui perantaraan Perawan Maria, Ratu Para Rasul, semoga Tuhan memperkenankan Gereja, di Roma dan di seluruh dunia, untuk selalu setia kepada Injil, yang dalam melayaninya Santo Petrus dan Santo Paulus telah membaktikan hidup mereka.

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]

Saudara dan saudari terkasih,

Pagi ini, di sini di Lapangan Santo Petrus, saya merayakan Ekaristi dengan para Kardinal baru yang diangkat dalam Konsistori kemarin; dan saya telah memberkati pallium para uskup agung metropolitan yang diangkat dalam setahun terakhir, yang datang dari berbagai negara. Saya memperbarui salam dan harapan saya kepada mereka dan kepada orang-orang yang telah menyertai mereka pada perayaan ini. Semoga mereka selalu menjalankan pelayanan mereka untuk Injil dan Gereja dengan antusiasme dan kemurahan hati.

Dalam perayaan yang sama, saya menyambut dengan penuh kasih sayang delegasi yang datang ke Roma atas nama Patriark Ekumenis, saudara saya yang terkasih Bartolomeus. Kehadiran ini adalah tanda lebih lanjut dari perjalanan persekutuan dan persaudaraan yang, syukur kepada Allah, menjadi ciri khas Gereja-gereja kita.

Saya menyampaikan salam hangat kepada kalian semua, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki, lembaga-lembaga dan umat perorangan dari Italia dan pelbagai belahan dunia, terutama dari Republik Ceska, Pakistan, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Dan saya melihat bendera Spanyol : dari Spanyol ... Dan dari banyak negara lain.

Salam saya hari ini khususnya tertuju kepada kalian, umat Roma, pada hari raya kedua santo pelindung kota! Untuk ulang tahun ini, “Pro Loco” Roma mempromosikan Infiorata [pajangan bunga] tradisional, yang saya lihat dari sini, dibuat oleh berbagai seniman, lembaga dan sukarelawan. Terima kasih atas prakarsa yang indah ini dan untuk hiasan bunga yang menarik perhatian!

Saya mengucapkan selamat hari raya. Dan tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat makan siang dan selamat tinggal!