Hari ini, kita merayakan Hari Raya
Penampakan Tuhan, yaitu pengejawantahan Tuhan kepada semua orang : pada
kenyataannya, keselamatan yang dilakukan oleh Kristus tidak mengenal batas.
Keselamatan adalah untuk semua orang. Penampakan Tuhan bukanlah misteri tambahan,
penampakan Tuhan selalu merupakan misteri yang sama dengan Kelahiran Yesus,
namun dilihat dari lingkup terang, terang yang menerangi setiap manusia, terang
yang harus diterima dalam iman dan terang yang harus dibawa kepada orang lain
dalam amal kasih, melalui kesaksian, dalam pewartaan Injil.
Penglihatan nabi Yesaya, yang
dilaporkan dalam Liturgi hari ini (lihat 60:1-6), bergema di zaman kita dan
lebih tepat waktu dari sebelumnya : "kegelapan menutupi bumi, dan
kekelaman menutupi bangsa-bangsa" (ayat 2), teks dari kitab nabi Yesaya
mengatakan. Dengan latar belakang itu, nabi Yesaya memberitakan terang itu :
terang yang diberikan Allah kepada Yerusalem dan ditakdirkan untuk menerangi
jalan seluruh bangsa. Terang ini memiliki kekuatan untuk menarik semua orang,
dekat dan jauh, setiap orang berangkat di jalan untuk mencapainya (ayat 3).
Terang itu adalah sebuah penglihatan yang membuka hati, yang membuat napas
menjadi lebih mudah, yang mengundang harapan. Pastinya, kegelapan hadir dan
mengancam dalam kehidupan setiap orang dan dalam kisah umat manusia; tetapi
terang Allah lebih kuat. Terang Allah perlu disambut agar bisa bersinar pada
semua orang. Tetapi, kita bisa menjauhkan terang ini dari diri kita. Tetapi
kita bisa bertanya pada diri sendiri : "Di manakah terang ini?" Nabi
Yesaya melihatnya sekilas dari jauh, tetapi itu sudah cukup untuk memenuhi hati
Yerusalem dengan sukacita yang tak tertahankan. Di manakah terang itu?
Penginjil Matius, pada gilirannya,
menceritakan kisah para Majus (lihat 2:1-12), menunjukkan bahwa terang ini
adalah Sang Bayi Betlehem, terang ini adalah Yesus, bahkan jika kerajawian-Nya
tidak diterima oleh semua orang. Bahkan ada yang menolak-Nya, seperti Raja
Herodes. Ia adalah bintang yang muncul di cakrawala, Sang Mesias yang
dinantikan, yang melalui Dia Allah akan meresmikan kerajaan kasih-Nya, kerajaan
keadilan dan perdamaian-Nya. Ia lahir tidak hanya untuk beberapa orang, tetapi
untuk semua pria dan wanita, untuk semua orang. Terang untuk semua orang,
keselamatan untuk semua orang.
Dan bagaimana "radiasi" ini
datang? Bagaimana terang Kristus bersinar di setiap tempat dan di setiap saat?
Terang Kristus memiliki metode pengembangannya sendiri. Terang Kristus tidak
dilakukan melalui sarana-sarana kekuasaan dari kerajaan dunia ini yang selalu
berusaha untuk merebut kekuasaan. Tidak, terang Kristus menyebar melalui
pemberitaan Injil. Melalui pemberitaan … dengan perkataan dan kesaksian. Dan
dengan "metode" yang sama ini, Allah memilih untuk datang di antara
kita : Penjelmaan, yaitu dengan saling mendekat, berjumpa orang lain, menerima
kenyataan orang lain dan membawa kesaksian tentang iman kita, setiap orang.
Inilah satu-satunya cara agar terang Kristus, yang adalah Kasih, dapat bersinar
dalam diri orang-orang yang menerimanya dan menarik orang lain. Terang Kristus
tidak hanya berkembang melalui kata-kata, melalui metode pura-pura, metode
komersial…. Tidak, tidak, melalui iman, perkataan dan kesaksian. Dengan
demikian terang Kristus berkembang. Bintang adalah Kristus, tetapi kita juga
bisa dan juga harus menjadi bintang bagi saudara-saudari kita, sebagai
saksi-saksi khazanah kebaikan dan belas kasihan yang tak terbatas yang
ditawarkan Sang Penebus dengan cuma-cuma kepada semua orang. Terang Kristus
tidak berkembang melalui penyebaran agama. Terang Kristus berkembang melalui
kesaksian, melalui pengakuan iman. Bahkan melalui kemartiran.
Oleh karena itu, syaratnya adalah
menyambut terang ini di dalam diri, selalu semakin menyambutnya. Celakalah kita
jika kita mengira kita memilikinya, tidak; celakalah kita jika kita berpikir
bahwa kita hanya perlu “mengelolanya”! Tidak. Seperti para Majus, kita juga
dipanggil untuk membiarkan diri kita terpesona, tertarik, dibimbing, diterangi
dan dipertobatkan oleh Kristus : Ia adalah perjalanan iman, melalui doa dan
kontemplasi atas karya Allah, yang terus menerus memenuhi kita dengan sukacita
dan keajaiban, keajaiban yang sungguh baru. Keajaiban itu selalu menjadi
langkah pertama untuk maju dalam terang ini.
Marilah kita memohon perlindungan
Maria atas Gereja semesta, sehingga bisa menyebarkan Injil Kristus, terang
semua bangsa, terang setiap orang, ke seluruh dunia.
[Setelah pendarasan doa Malaikat
Tuhan]
Saudara dan saudari yang terkasih,
Saya sedang mengikuti dengan seksama
dan menyita pikiran peristiwa-peristiwa di Republik Afrika Tengah yang
baru-baru ini melangsungkan pemilihan di mana orang-orang telah mewujudkan
keinginan untuk mengusahakan jalan perdamaian. Saya mengundang semua pihak
menuju dialog persaudaraan, penuh hormat, untuk menolak segala bentuk kebencian
dan menghindari segala bentuk kekerasan.
Saya menyampaikan kasih sayang saya
kepada saudara dan saudari dari Gereja Oriental, Katolik dan Ortodoks, yang
menurut tradisi akan merayakan kelahiran Tuhan besok. Kepada mereka, saya
menyampaikan harapan saya yang paling tulus untuk Natal kudus dalam terang
Kristus, damai sejahtera dan harapan kita.
Pada Hari Raya Penampakan Tuhan hari
ini, Hari Anak Misioner Sedunia dirayakan yang melibatkan banyak anak laki-laki
dan perempuan di seluruh dunia. Saya berterima kasih kepada mereka
masing-masing dan saya mendorong mereka untuk menjadi para saksi Yesus yang
penuh sukacita, berusaha untuk selalu membawa persaudaraan di antara
teman-teman sebaya kalian.
Dengan hormat saya menyapa kalian
semua yang terhubung melalui berbagai sarana komunikasi. Salam khusus ditujukan
kepada Yayasan Prosesi Tiga Raja yang menyelenggarakan acara evangelisasi dan kesetiakawanan
di berbagai kota dan desa di Polandia dan di negara lain.
Kepada kalian semua saya mengucapkan
Selamat Hari Raya Kenaikan Tuhan! Tolong jangan lupa untuk mendoakan saya.
Selamat menikmati makanan kalian dan sampai jumpa.
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 6 Januari 2021)