Hari
ini Bacaan Injil (Mat 28:8-15) memungkinkan kita menghidupkan kembali
perjumpaan para perempuan dengan Yesus yang bangkit pada pagi Paskah. Dengan demikian
Bacaan Injil mengingatkan kita bahwa merekalah, para murid perempuan, yang
pertama kali melihat dan berjumpa dengan-Nya.
Kita
mungkin bertanya pada diri kita : mengapa mereka? Karena alasan yang sangat
sederhana : karena mereka yang pertama kali pergi ke kubur. Seperti semua
murid, mereka juga sedang menderita oleh karena jalan cerita Yesus tampaknya
telah berakhir; tetapi, tidak seperti murid-murid lainnya, mereka tidak tinggal
di rumah dilumpuhkan oleh kesedihan dan ketakutan : di pagi hari, saat matahari
terbit, mereka pergi untuk menghormati tubuh Yesus, membawa minyak wangi. Kubur
itu telah disegel dan mereka bertanya-tanya siapa yang dapat memindahkan batu
yang begitu berat itu (bdk. Mrk 16:1-3). Tetapi keinginan mereka untuk
melakukan gerakan cinta ini mengalahkan segalanya. Mereka tidak berkecil hati,
mereka mengatasi ketakutan dan kesedihan. Inilah cara untuk menemukan Yesus
yang bangkit : keluar dari ketakutan kita, keluar dari kesedihan kita.
Marilah
kita telusuri adegan yang dijelaskan dalam Bacaan Injil : para perempuan tiba,
mereka melihat kubur yang kosong dan, “dengan takut dan dengan sukacita yang
besar", mereka berlari cepat-cepat, teks mengatakan, "untuk
memberitahukannya kepada murid-murid Yesus” (Mat 28:8). Sekarang, tepat ketika mereka
akan menyampaikan kabar ini, Yesus datang ke arah mereka. Marilah kita
perhatikan baik-baik hal ini : Yesus bertemu dengan mereka saat mereka akan
mewartakan-Nya. Ini indah : Yesus bertemu mereka saat mereka akan
mewartakan-Nya. Ketika kita mewartakan Tuhan, Tuhan datang kepada kita.
Terkadang kita berpikir bahwa cara untuk dekat dengan Tuhan adalah dengan
membuat-Nya tetap dekat dengan kita; karena kemudian, jika kita mengungkapkan
diri kita dan mulai membicarakannya, maka penilaian, kritik datang, mungkin
kita tidak tahu bagaimana menanggapi pertanyaan atau provokasi tertentu, jadi
lebih baik tidak membicarakannya, dan tutup mulut : tidak Sebaliknya, Tuhan
datang saat kita mewartakan-Nya. Kamu selalu menemukan Tuhan di jalan
pewartaan. Mewartakan Tuhan dan kamu akan berjumpa dengan-Nya. Carilah Tuhan
dan kamu akan berjumpa dengan-Nya. Selalu di jalan tersebut, inilah yang
diajarkan para perempuan kepada kita : kita berjumpa Yesus dengan
mempersaksikan-Nya. Kita berjumpa Yesus dengan mempersaksikan-Nya.
Marilah
kita beri contoh. Kadang-kadang kita akan menerima kabar baik, seperti,
misalnya, kelahiran seorang anak. Jadi, salah satu hal pertama yang kita
lakukan adalah mengumumkan kabar bahagia ini kepada para sahabat : “Kamu tahu,
aku memiliki seorang bayi… Ia cantik”. Dan, dengan menceritakannya, kita juga
mengulanginya untuk diri kita dan entah bagaimana membuatnya hidup kembali
untuk kita. Jika hal ini terjadi untuk kabar baik, setiap hari atau pada
beberapa hari penting, untuk Yesus terjadi jauh lebih banyak, bukan hanya kabar
baik, atau bahkan kabar terbaik kehidupan,
bukan hanya itu, tetapi Ia adalah hidup itu sendiri, Ia adalah “kebangkitan.
dan hidup” (Yoh 11:25). Setiap kali kita mewartakannya, bukan dengan propaganda
atau penyebaran agama – tidak : mewartakan adalah satu hal, propaganda dan
penyebaran agama adalah hal lain – setiap kali kita mewartakan-Nya, Tuhan
datang kepada kita. Ia datang dengan hormat dan cinta, sebagai karunia terindah
yang harus dibagikan, Yesus tinggal di dalam diri kita setiap kali kita
mewartakan-Nya.
Marilah
kita pikirkan kembali para perempuan dalam Bacaan Injil : ada batu yang disegel
dan meskipun demikian, mereka pergi ke kubur; ada seluruh kota yang telah
melihat Yesus di kayu salib dan meskipun demikian mereka pergi ke kota untuk
mewartakan bahwa Ia hidup. Saudara-saudari terkasih, ketika kita berjumpa
Yesus, tidak ada rintangan yang dapat menghalangi kita untuk mewartakan-Nya.
Sebaliknya jika kita menyimpan sukacita-Nya untuk diri kita sendiri, mungkin
karena kita belum benar-benar berjumpa dengan-Nya.
Saudara, saudari, berhadapan dengan pengalaman para perempuan tersebut kita
bertanya pada diri kita : katakanlah kepadaku, kapan terakhir kali kamu
memberikan kesaksian tentang Yesus? Kapan terakhir kali aku bersaksi tentang
Yesus? Hari ini, apa yang harus kulakukan agar orang-orang yang kutemui
menerima sukacita pewartaan-Nya? Dan kembali : dapatkah seseorang berkata :
orang ini tenteram, bahagia, baik, karena ia telah bertemu Yesus? Bisakah hal
ini dikatakan tentang kita masing-masing? Marilah kita meminta Bunda Maria untuk
membantu kita menjadi para pewarta Injil yang penuh sukacita.
[Setelah pendarasan
doa Ratu Surga]
Saudara-saudari
terkasih!
Hari
ini adalah peringatan dua puluh lima tahun apa yang disebut Perjanjian Belfast
atau Jumat Agung, yang mengakhiri kekerasan yang telah meresahkan Irlandia
Utara selama beberapa dekade. Dengan semangat syukur, saya berdoa kepada Allah
sang empunya perdamaian agar apa yang dicapai dalam langkah bersejarah itu
diperkokoh demi kepentingan semua orang di pulau kecil Irlandia.
Saya
kembali mengucapkan selamat Paskah kepada kamu semua, umat Roma dan para
peziarah dari berbagai negara : “Kristus telah bangkit; Ia sungguh telah
bangkit”. Saya menyapamu dengan hangat, khususnya para remaja paroki-paroki di
Vigevano, kaum muda Pisa dan kaum muda Appiano Gentile.
Saya
berterima kasih kepada kamu semua yang menyampaikan harapan yang baik kepada
saya di hari-hari ini. Saya sangat berterima kasih atas doa-doamu : dengan
perantaraan Perawan Maria, semoga Allah mengganjar kita masing-masing dengan
karunia-karunia-Nya!
Dan
saya berharap semua orang akan menghabiskan hari-hari Oktaf Paskah ini, di mana
kebangkitan Kristus masih dirayakan, dalam sukacita iman. Marilah kita bertekun
memohon karunia perdamaian untuk seluruh dunia, terutama untuk Ukraina yang
tersayang dan tersiksa.
Selamat
hari Senin Malaikat! Tolong jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati
makan siang dan sampai jumpa.
______
(Peter Suriadi - Bogor, 10 April 2023)