Saudara-saudari terkasih,
Sebelum
mengakhiri perayaan ini, saya ingin menyapa kamu semua, yang telah menghidupkan
kembali peziarahan Yubileum Angkatan Bersenjata, Kepolisian, dan Aparat
Keamanan ini. Saya berterima kasih kepada para pejabat sipil yang terhormat
atas kehadiran mereka, dan para ordinaris dan imam militer atas pelayanan
pastoral mereka. Saya menyampaikan salam saya kepada semua aparat militer di
seluruh dunia, dan saya ingin mengingat ajaran Gereja dalam hal ini. Konsili
Vatikan II mengatakan: “Mereka sendiri hendaknya memandang diri sebagai
pelayan-pelayan keamanan dan kebebasan rakyat” (Konstitusi Pastoral Gaudium et
Spes, 79). Layanan bersenjata ini harus dilaksanakan hanya untuk pertahanan
yang sah, tidak pernah untuk memaksakan kekuasaan atas bangsa lain, selalu
menaati konvensi internasional tentang masalah konflik (lih. idem), dan sebelum
itu, dalam penghormatan yang sakral bagi kehidupan dan ciptaan.
Saudara-saudari,
marilah kita berdoa untuk perdamaian, di Ukraina yang tersiksa, Palestina,
Israel dan seluruh Timur Tengah, Myanmar, Kivu, dan Sudan. Semoga senjata
dibungkam di mana pun, dan semoga seruan rakyat, yang memohon perdamaian,
didengar!
Marilah
kita percayakan doa kita kepada perantaraan Perawan Maria, Ratu Perdamaian.
Angelus
Domini…
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 9 Februari 2025)