Saudara-saudari
terkasih, sebelum mengakhiri perayaan ini, saya ingin menyampaikan salam hangat
kepada kamu semua yang telah berkumpul di sini untuk berdoa dalam
"senakel" agung ini bersama Maria, Bunda Yesus. Kamu semua mewakili
beraneka ragam perkumpulan, gerakan, dan komunitas yang diilhami oleh devosi
kepada Maria, yang merupakan ciri khas setiap umat kristiani. Saya berterima
kasih dan mendorongmu untuk senantiasa mendasarkan spiritualitasmu pada Kitab
Suci dan Tradisi Gereja.
Saya
menyapa semua kelompok peziarah, khususnya kaum awam Agustinian Italia dan Ordo
Sekular Karmelit Tak Berkasut.
Dalam
beberapa hari terakhir, kesepakatan untuk memulai proses perdamaian telah
memberikan secercah harapan di Tanah Suci. Saya mendorong pihak-pihak yang
terlibat untuk berani terus berada di jalan yang telah mereka pilih, menuju
perdamaian yang adil dan abadi yang menghormati aspirasi sah rakyat Israel dan
Palestina. Dua tahun konflik telah menyebabkan kematian dan kehancuran di
seluruh negeri, terutama di hati mereka yang telah kehilangan anak, orang tua,
teman, dan harta benda mereka secara brutal. Bersama seluruh Gereja, saya
merasakan kepedihanmu yang mendalam. Sentuhan lembut Tuhan ditujukan terutama
kepadamu hari ini, dalam keyakinan bahwa bahkan di tengah kegelapan terdalam,
Ia selalu bersama kita: "Dilexi te, Aku mengasihi engkau." Kita
memohon kepada Allah, sang Damai Sejahtera sejati umat manusia, untuk
menyembuhkan semua luka dan membantu kita dengan rahmat-Nya mencapai apa yang
sekarang tampaknya mustahil secara manusiawi: mengingat bahwa orang lain
bukanlah musuh, melainkan saudara atau saudari yang harus dipandang, diampuni,
dan ditawarkan pengharapan akan rekonsiliasi.
Dengan
penuh duka, saya mengikuti berita tentang serangan kekerasan baru-baru ini yang
melanda beberapa kota dan infrastruktur sipil di Ukraina, yang mengakibatkan
tewasnya orang-orang tak berdosa, termasuk anak-anak, dan menyebabkan banyak
keluarga kehilangan akses listrik dan pemanas. Hati saya turut berduka atas
mereka yang menderita, yang telah hidup dalam penderitaan dan kekurangan selama
bertahun-tahun. Saya kembali menyerukan untuk mengakhiri kekerasan,
menghentikan kehancuran, dan membuka diri terhadap dialog dan perdamaian!
Saya
dekat dengan rakyat Peru yang terkasih di masa transisi politik ini. Saya
berdoa agar Peru dapat terus berada di jalur rekonsiliasi, dialog, dan
persatuan nasional.
Hari
ini di Italia, kita mengenang para korban kecelakaan kerja: marilah kita
mendoakan mereka dan keselamatan seluruh pekerja.
Dan
sekarang marilah kita berpaling kepada Maria dengan penuh kepercayaan.
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 12 Oktober 2025)