Liturgical Calendar

MENGAPA PAUS YOHANES XXIII DAN PAUS YOHANES PAULUS II LAYAK MENJADI SANTO?

Vatikan telah menyatakan bahwa Beato Yohanes XXIII dan Beato Yohanes Paulus II akan dikanonisasi dalam upacara yang sama pada tanggal 27 April 2014. Tanggal, yang telah diisyaratkan oleh Paus Fransiskus, dinyatakan oleh Bapa Suci selama konsistori diadakan pada Senin pagi 30 September 2013 di Istana Apostolik, Vatikan. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Vatikan, Paus Fransiskus memutuskan bahwa Beato Yohanes XXIII dan Beato Yohanes Paulus II akan terdaftar di antara orang-orang kudus pada tanggal 27 April 2014, Minggu Paskah II, Minggu Kerahiman Ilahi.

Pada bulan Juli 2013 lalu, Paus Fransiskus menyetujui mukjizat kedua dalam penyebab kanonisasi Yohanes Paulus II : seorang wanita Kosta Rika disembuhkan dari suatu aneurisma otak terminal pada tanggal 1 Mei 2011, hari beatifikasi Paus Yohanes Paulus II. Paus Fransiskus juga menyetujui penyebab kanonisasi Yohanes XXIII tanpa mukjizat kedua, sehingga membuka jalan bagi dua paus tersebut dikanonisasi secara bersama-sama.

Tanggal kanonisasi yang dipilih sangat penting bagi Yohanes Paulus II karena selama masa kepausannya hari Minggu pertama setelah Paskah ditetapkan sebagai Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Tanggal itu juga menjadi tanggal beatifikasinya pada tahun 2011 oleh penggantinya, Paus Benediktus XVI.

Salah satu aspek utama warisan Yohanes XXIII dan Yohanes Paulus II adalah cara yang di dalamnya kepausan mereka dipengaruhi oleh "awal mereka yang sederhana". Lahir dari sebuah keluarga besar yang miskin, Angelo Roncalli, setelah pemilihannya sebagai Paus, mengambil nama "Yohanes" karena itu adalah nama ayahnya. Ia menjabat sebagai pastor militer selama Perang Dunia I. Beliau mengatakan bahwa beliau kembali ke kamarnya sendirian di malam hari, berlutut, dan benar-benar menangis memikirkan orang-orang kecil yang tewas di medan tempur. Begitu juga dengan Karol Wojtyla yang, bersama dengan orang-orang sengsara lainnya, hidup selama pendudukan Jerman di Polandia. Pengalaman ini mempengaruhi "kepausannya, hidupnya sendiri di mana ia menekankan martabat pribadi manusia, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah".

Aspek penting lainnya warisan mereka adalah bagaimana mereka mempercayakan penderitaan mereka kepada Allah. Yohanes XXIII, misalnya, yang mengalami kanker perut, akhirnya menjadi terbaring di tempat tidur. Beliau bercerita kepada seorang sahabatnya di akhir hidupnya, dan mengatakan : “Pandanglah Salib itu. Itulah yang saya pandang ketika saya bangun di pagi hari dan itulah yang saya pandang sebelum saya pergi tidur. Itu meringkas seluruh kepausan saya. Lengan terentang Yesus di kayu salib: tidak seorang pun dikecualikan". Salib menjadi titik sangat penting baginya. Baru-baru ini, banyak yang masih ingat bagaimana Yohanes Paulus II beralih dari seorang pria muda dan energik untuk menjadi lemah dan tidak mampu berbicara, menderita penyakit Parkinson. Kita ingat beliau bersandar di kayu salib, yang menjadi sebuah ikon masa kepausannya. Penderitaannya menjadi mimbar terbesar dari yang pernah beliau khotbahkan. Banyak dari kita menyembunyikan kelemahan fisik kita, kita menyembunyikan penderitaan kita. Tetapi [baginya] kelemahan fisik dan penderitaan menjadi seperti lencana kehormatan karena salib menjadi landasan yang di atasnya segala sesuatu yang lain dibangun.

Aspek terakhir warisan mereka ditunjukkan oleh kasih mereka bagi Gereja. Tentu saja bersama Yohanes XXIII kita mengetahui aspek ini dalam hidupnya sendiri. Aspek tersebut merupakan sebuah kasih yang teguh, yang diarahkan kepada orang miskin namun beliau melakukan hal-hal yang tidak biasa, seperti memanggil Konsili Vatikan II. Beliau adalah seorang imam pedesaan yang mengasihi orang miskin. Aspek yang sama ada dalam diri Yohanes Paulus II. Sebagaimana dibuktikan oleh banyak perjalanannya, ensikliknya, serta oleh mottonya Totus Tuus (= semua milik-Mu). Bahkan ketika tubuh mereka sangat lemah, mereka mengasihi sampai akhir. Dan itulah sebuah kehidupan Ilahi yang membawa mereka untuk menyerahkan diri mereka sepenuhnya.