Saudara dan saudari yang terkasih,
Kita telah memulai Pekan Suci. Untuk
kedua kalinya kita akan menjalaninya dalam konteks pandemi. Tahun lalu kita
lebih terguncang; tahun ini kita lebih berusaha. Dan krisis ekonomi semakin
parah.
Dalam situasi sejarah dan sosial ini,
apa yang sedang dilakukan Allah? Ia memikul salib. Yesus memikul salib, yaitu,
Ia mengambil kejahatan yang ditimbulkan oleh situasi ini, kejahatan fisik dan
psikologis - dan terutama kejahatan spiritual - karena Si Jahat mengambil
keuntungan dari krisis untuk menyebarkan ketidakpercayaan, keputusasaan, dan
perselisihan.
Dan kita? Apa yang seharusnya kita
lakukan? Yang menunjukkan kepada kita adalah Perawan Maria, Bunda Yesus, yang
juga murid-Nya yang pertama. Ia mengikuti Putranya. Ia memikul ke atas dirinya
bagian dari penderitaan, kegelapan, kebingungan, dan ia menempuh jalan sengsara
dengan menjaga pelita iman tetap menyala di dalam hatinya. Dengan rahmat Allah,
kita juga bisa melakukan perjalanan tersebut. Dan, di sepanjang jalan salib
sehari-hari, kita bertemu wajah begitu banyak saudara dan saudari yang berada
dalam kesulitan : janganlah kita lewat, perkenankan hati kita digerakkan oleh
rasa iba, dan marilah kita mendekat. Ketika itu terjadi, seperti Kirenius, kita
mungkin berpikir : "Mengapa aku?" Tetapi kemudian kita akan menemukan
karunia yang, tanpa jasa kita, telah menjamah kita.
Marilah kita mendoakan seluruh korban
kekerasan, khususnya korban penyerangan pagi ini di Indonesia, di depan
Katedral Makassar.
Semoga Bunda Maria yang selalu
mendahului kita di jalan iman membantu kita.
___
(Peter Suriadi - Bogor, 28 Maret 2021)