Liturgical Calendar

WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 24 Maret 2021 : KATEKESE TENTANG DOA (BAGIAN 26)


Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!

 

Hari ini katekese didedikasikan untuk doa dalam persekutuan dengan Maria. Katekese ini terjadi tepat pada Vigili Hari Raya Kabar Sukacita. Kita tahu bahwa jalur utama doa Kristiani adalah kemanusiaan Yesus. Kenyataannya, keyakinan khas doa Kristiani tidak akan berarti jika Sabda tidak menjelma, memberikan kita hubungan bakti-Nya dengan Bapa dalam Roh. Dalam Kitab Suci, kita mendengar tentang para murid, para perempuan saleh dan Maria yang berkumpul untuk berdoa setelah Kenaikan Yesus. Jemaat Kristen perdana sedang menantikan karunia Yesus, janji Yesus.

 

Kristus adalah Pengantara, Kristus adalah jembatan yang kita seberangi untuk berpaling kepada Bapa (lihat Katekismus Gereja Katolik, 2674). Ia adalah satu-satunya Penebus : tidak ada penebus lain selain Kristus. Ia satu-satunya. Ia adalah Pengantara yang tiada duanya. Ia adalah Pengantara. Setiap doa yang kita lambungkan kepada Allah adalah melalui Kristus, bersama Kristus dan di dalam Kristus serta tergenapi berkat pengantaraan-Nya. Roh Kudus memperluas pengantaraan Kristus melalui setiap waktu dan setiap tempat : tidak ada nama lain yang dengannya kita dapat diselamatkan : Yesus Kristus, satu-satunya Pengantara antara Allah dan umat manusia (lihat Kis 4:12).

 

Karena pengantaraan Kristus yang satu, acuan lain yang ditemukan umat Kristiani untuk menjadikan doa dan devosi mereka bermakna, pertama-tama adalah Perawan Maria, Bunda Yesus.

 

Ia mendapat tempat istimewa dalam kehidupan umat Kristiani, dan oleh karena itu, dalam doa mereka juga, karena ia adalah Bunda Yesus. Gereja-gereja Timur sering menggambarkannya sebagai Hodegetria, orang yang "menunjukkan jalan"; dan jalan tersebut adalah Putranya, Yesus Kristus. Lukisan Hodegetria yang indah dan kuno di Katedral Bari muncul di benak saya. Lukisan tersebut sederhana. Madonna yang menunjukkan Yesus telanjang; kemudian mereka memakaikan sebuah baju pada-Nya untuk menutupi ketelanjangan-Nya, tetapi sebenarnya Yesus telanjang, Ia sendirian, manusia, lahir dari Maria, adalah Pengantara. Dan Maria menunjukkan Sang Pengantara : Maria adalah Hodegetria. Kehadirannya ada di mana-mana dalam ikonografi Kristiani, terkadang sangat kasat mata, tetapi selalu dalam hubungannya dengan Putranya dan dalam hubungannya dengan-Nya. Tangannya, matanya, perilakunya adalah "katekismus" yang hidup, selalu menunjukkan sendinya, ia selalu menunjukkan pusatnya : Yesus. Maria sepenuhnya terarah kepada-Nya (lihat KGK, 2674) sedemikian rupa sehingga kita dapat mengatakan bahwa ia lebih menyerupai murid ketimbang Ibu. Petunjuk yang diberikannya pada pesta perkawinan di Kana : “Yesus : Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu”. Ia selalu mengacu pada Kristus. Ia adalah murid yang pertama.

 

Inilah peran yang dilaksanakan Maria sepanjang hidupnya di dunia dan yang dipertahankannya selama-lamanya : menjadi hamba Tuhan yang rendah hati, tidak lebih. Pada titik tertentu dalam Injil ia agak menghilang; tetapi kemudian ia muncul kembali di saat-saat yang lebih genting, seperti di Kana, ketika Putranya, berkat campur tangannya yang penuh perhatian, melakukan "tanda"-Nya yang pertama (lihat Yoh 2:1-12), dan kemudian di Golgota di kaki salib.

 

Yesus memperluas keibuan Maria kepada seluruh Gereja ketika Ia mempercayakannya kepada murid-Nya yang terkasih tidak lama sebelum wafat-Nya di kayu salib. Sejak saat itu, kita semua telah berkumpul di bawah mantelnya, seperti yang digambarkan dalam lukisan dinding atau lukisan tertentu pada abad pertengahan. Bahkan antifon Latin pertama - sub tuum praesidium confugimus, sancta Dei Genitrix : Madonna yang 'melingkupi', bagaikan seorang Ibu, yang dipercayakan Yesus kepada kita, kita semua; tetapi sebagai Ibu, bukan sebagai dewi, bukan sebagai sesama penebus : sebagai Ibu. Memang benar bahwa kesalehan Kristiani selalu memberinya berbagai gelar yang indah, bagaikan pemberian seorang anak kepada ibunya : betapa banyak hal indah yang dikatakan anak-anak tentang ibu mereka yang sangat mereka kasihi! Betapa banyak hal yang indah. Tetapi kita perlu berhati-hati : hal-hal yang dikatakan Gereja, para kudus, tentang dia, hal-hal yang indah, tentang Maria, tidak mengurangi apa pun dari penebusan tunggal Kristus. Ia adalah satu-satunya Penebus. Hal-hal tersebut adalah ungkapan kasih bagaikan seorang anak kecil kepada ibunya - beberapa ungkapan dilebih-lebihkan. Tetapi kasih, seperti kita ketahui, selalu membuat kita melebih-lebihkan sesuatu, tetapi demi kasih.

 

Maka, kita mulai berdoa kepadanya dengan menggunakan beberapa ungkapan yang ada dalam Injil yang ditujukan kepadanya : “penuh rahmat”, “Terpujilah engkau di antara wanita” (lihat KGK, 2676f). Disepakati oleh Konsili Efesus, gelar "Theotokos", "Bunda Allah", segera ditambahkan ke dalam doa Salam Maria. Dan, sejalan dengan Bapa Kami, setelah pujian kita menambahkan permohonan : kita memohon agar Maria mendoakan kita orang-orang berdosa, agar ia sudi menjadi perantara dengan kelembutannya, "kini dan pada waktu kami mati". Kini, dalam situasi kehidupan nyata, dan di saat terakhir, agar ia sudi menyertai kita - sebagai Ibu, sebagai murid yang pertama - dalam perjalanan kita menuju kehidupan kekal.

 

Maria selalu hadir di samping tempat tidur anak-anaknya saat mereka meninggalkan dunia ini. Jika seseorang sendirian dan ditinggalkan, ia adalah Ibu, ia berada di sana, dekat, seperti ia berada di samping Putranya ketika semua orang meninggalkan-Nya.

 

Maria ada dan hadir di hari-hari pandemi ini, dekat dengan orang-orang yang, sayangnya, telah menyelesaikan perjalanan duniawi mereka sendirian, tanpa kenyamanan atau kedekatan dengan orang-orang yang mereka kasihi. Maria selalu berada di samping kita, dengan kelembutan keibuannya.

 

Doa yang diucapkan kepadanya tidak sia-sia. Perempuan yang mengatakan "ya", yang langsung menyambut ajakan Malaikat, juga menanggapi permohonan kita, ia mendengarkan suara kita, bahkan yang bersemayam di dalam hati ketika kita tidak memiliki kekuatan untuk mengucapkannya di mana Allah lebih mengetahui apa yang kita lakukan. Ia mendengarkan sebagai Ibu. Sama seperti dan melebihi setiap ibu yang baik, Maria melindungi kita dari marabahaya, ia memperhatikan kita bahkan ketika kita berkonsentrasi pada urusan kita sendiri dan kehilangan kesadaran, dan ketika kita tidak hanya membahayakan kesehatan kita, tetapi juga keselamatan kita. Maria ada di sana, mendoakan kita, mendoakan mereka yang tidak sanggup berdoa. Berdoa bersama-sama kita. Mengapa? Karena ia adalah Bunda kita.

 

[Sapaan khusus]

 

Dengan hormat saya menyapa umat yang berbahasa Inggris. Semoga perjalanan Prapaskah kita membawa kita pada sukacita Paskah dengan hati yang dimurnikan dan diperbarui oleh rahmat Roh Kudus. Atas kalian dan keluarga kalian, saya memohonkan sukacita dan damai Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan memberkati kalian!

 

[Seruan]

 

Dengan sedih saya mempelajari berita tentang serangan teroris baru-baru ini di Niger, yang menyebabkan kematian 137 orang. Marilah kita mendoakan para korban, keluarga mereka dan seluruh penduduk agar kekerasan yang diderita tidak menyebabkan mereka kehilangan kepercayaan terhadap jalan demokrasi, keadilan dan perdamaian.

 

Dalam beberapa hari terakhir, banjir besar telah menyebabkan kerusakan serius di New South Wales, Australia. Saya dekat dengan orang-orang dan keluarga yang terkena dampak bencana ini, terutama mereka yang melihat rumahnya hancur. Saya memberikan dorongan kepada mereka yang sedang melakukan segala kemungkinan untuk mencari orang-orang yang hilang dan membawa bantuan.

 

Hari ini adalah Hari Tuberkulosis Sedunia. Semoga acara tahunan ini menumbuhkan minat baru dalam pengobatan penyakit ini dan meningkatkan kesetiakawanan terhadap orang-orang yang mengidapnya. Atas mereka dan keluarga mereka, saya memohonkan penghiburan Tuhan.

 

[Ringkasan dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]

 

Saudara dan saudari yang terkasih, dalam katekese lanjutan kita tentang doa, sekarang kita membahas kedudukan Santa Perawan Maria dalam kehidupan doa. Seluruh doa Kristiani meneladan doa Yesus. Sebagai Sang Putra yang menjelma, Ia tidak hanya mengajarkan kita berdoa, tetapi sebagai Pengantara antara Allah dan manusia, Ia terus-menerus menjadi Pengantara kita di hadirat Bapa.

 

Maria, sebagai bunda Yesus, memiliki peranan khusus dalam kehidupan seluruh murid Kristus. Maria adalah bunda kita, Bunda Gereja, yang dipercayakan kepada kita oleh Kristus dari salib. Dengan kasih seorang ibu, ia peduli pada kita, membawa kita di bawah perlindungan mantelnya.

 

Secara khusus, saat kita mendoakan Salam Maria, ia menjadi perantara bagi orang-orang berdosa dan orang-orang yang berada dalam sakratul maut, menarik mereka semakin dekat dengan Putranya. Sama seperti ketika ia berdiri di bawah kayu salib, bersatu dengan Yesus dalam keputusasaan dan dukacita-Nya, begitu pula ia dekat dengan kasih seorang ibu bagi orang-orang yang tersesat atau tidak ada seorangpun yang mendoakan. Tentu saja ia telah hadir bagi begitu banyak saudara dan saudari kita yang pada saat pandemi ini meninggal jauh dari kehadiran yang menghibur orang-orang yang mereka kasihi.

 

Saat kita bersiap untuk merayakan Kabar Sukacita Tuhan, semoga kita bersukacita karena Maria, yang mengatakan "ya" terhadap pesan malaikat, selalu siap untuk mengatakan "ya" kepada kita, menjadi perantara kebutuhan kita dan keselamatan dunia di hadapan Putranya.

_____

 

(Peter Suriadi - Bogor, 24 Maret 2021)