Sebelum
mengakhiri Perayaan ini, saya ingin menyapa kamu semua, khususnya para peziarah
dari berbagai negara, di antaranya banyak orang muda. Kepada kamu semua saya
mengucapkan selamat Pekan Suci, dan juga kepada mereka yang terhubung melalui
media.
Saya dekat
dengan rakyat Peru yang terkasih, yang sedang mengalami momen ketegangan sosial
yang sulit. Saya menyertaimu dengan doa dan saya mendorong semua pihak untuk
menemukan penyelesaian secara damai dan sesegera mungkin demi kebaikan negara,
terutama rakyat yang paling miskin, menghormati hak setiap orang dan lembaga.
Sebentar
lagi, kita akan menghadap Bunda Maria dengan Doa Malaikat Tuhan. Malaikat Tuhan
sendiri yang berkata kepada Maria dalam Kabar Sukacita : “Bagi Allah tidak ada
yang mustahil”. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ia bahkan dapat mengakhiri
perang yang akhir-akhirnya tidak kasat mata, perang yang setiap hari terjadi di
depan mata kita, pembantaian mengerikan dan kekejaman keji yang dilakukan
terhadap warga sipil yang tak berdaya. Mari kita mendoakan hal ini.
Kita berada
di hari-hari sebelum Paskah. Kita sedang bersiap untuk merayakan kemenangan
Tuhan Yesus Kristus atas dosa dan maut – atas dosa dan kematian – bukan atas
seseorang dan melawan orang lain. Tetapi hari ini, ada perang. Karena ada
sesuatu yang harus dimenangkan dengan cara ini, menurut cara dunia? Ini hanya
merupakan cara untuk kalah. Mengapa tidak membiarkan Ia menang? Kristus memikul
salib-Nya untuk membebaskan kita dari kuasa kejahatan. Ia wafat agar kehidupan,
kasih, kedamaian berkuasa.
Marilah
meletakkan senjata! Gencatan senjata Paskah dimulai. Tetapi tidak untuk
menyediakan lebih banyak senjata dan memulai pertempuran lagi – tidak! –
gencatan senjata yang akan mengarah pada perdamaian, melalui negosiasi nyata
yang bahkan mengorbankan beberapa hal demi kebaikan rakyat. Sebenarnya,
kemenangan apa yang didapat dari menancapkan bendera di atas tumpukan puing?
Bagi Allah
tidak ada yang mustahil. Kita mempercayakan hal ini kepada-Nya melalui
perantaraan Perawan Maria.
___
(Peter Suriadi - Bogor, 10 April 2022)